Andrew Dalimartha (Sumber Foto: Hypeabis.id/Kintan Nabila)

Perjalanan Bisnis Andrew Dalimartha, Owner Seporsi Mie Kari yang Awalnya Jual Nasi Goreng

01 October 2023   |   08:00 WIB
Image
Kintan Nabila Jurnalis Hypeabis.id

Bicara soal makanan tentu tak pernah ada habisnya. Setiap orang mengawali hari sambil bergumam, makan apa hari ini. Misalnya menu sarapan apa yang simpel tapi mengenyangkan? Kemudian menu makan siang apa yang cepat, praktis, dan bisa mengganjal perut sampai malam?

Sampai di penghujung hari, kita masih berpikir menu makan malam apa yang bisa mengembalikan tenaga dan memperbaiki suasana hati. Inilah yang menjadi salah satu alasan kenapa bisnis kuliner tak pernah mati dan ke depannya akan terus berinovasi.

Baca juga: 6 Strategi Sukses Co-Branding Bisnis Kuliner

Salah satu menu makanan yang selalu jadi pertimbangan adalah mie. Masyarakat Indonesia menggemari mie karena cocok disantap kapanpun dan dimanapun. Apalagi makanan ini juga mengenyangkan karena terbuat dari tepung yang merupakan karbohidrat. 

Andrew Dalimartha, co-founder dan owner Seporsi Mie Kari menceritakan perjalanan bisnisnya. Meski sekarang gerainya sudah tersebar dimana-mana, dia pernah melewati masa-masa sulit saat menjalankan bisnis kuliner.

"Seporsi Mie Kari ini ada di bawah PT. Kembang Artha Boga yang mengelola tiga brand, yakni Kembang Bawang, Platon Coffe, dan Seporsi Mie Kari," kata Andrew dalam sesi bincang-bincang bertajuk Effortless Eats: Mastering The No-Fuss Culinary Bussines, di iDEAFEST JCC Senayan, Sabtu (30/9/2023).

Kembang Bawang inilah yang akan menjadi cikal bakal Seporsi Mie Kari. Restoran yang berdiri sejak November 2019 tersebut menjual menu andalannya, yakni nasi goreng cakalang dan nasi goreng ayam asap kecombrang. Namun sayang, kala itu bisnisnya tidak berjalan dengan baik sampai terancam gulung tikar.

Sampai akhirnya, seorang teman datang pada Andrew menawarkan ruko untuk disewakan. Sebagai upaya menyelamatkan bisnis kulinernya, Andrew punya ide untuk mengelola coffe shop, yakni Platon Coffe yang berdiri pada Februari 2021.

Konsep kedai kopi yang minimalis dinilai memberi keuntungan tersendiri, karena kita hanya perlu menyajikan kopi dan menu-menu tambahan yang simpel dan sederhana. Tak lama kemudian, Andrew menemukan bahwa ada satu menu di Platon Coffe sangat populer dan digemari orang-orang, yakni Mie Kari. Akhirnya dia pun mulai serius menggarap brand baru, yakni Seporsi Mie Kari pada Juni 2022

"Dalam perjalanannya, ketiga brand ini saling berkaitan. Seporsi Mie Kari adalah produk yang tidak ter-plan dari Platon Coffe, dan Platon Coffe adalah produk yang tidak terlalu ter-plan dari Kembang Bawang," kata Andrew.

Seporsi Mie Kari hanya menghadirkan satu menu saja, yakni mie kari. Pelanggan bisa memilih mie keriting atau bihun dengan kuah original atau kuah bara. Pilihan proteinnya ada ayam dan daging, serta tambahan seperti kerupuk, tahu, telur, kikil, dan urat. Sementara minumnya air mineral dan teh tawar, teh manis, liang teh, dan teh chrysantenum. 

Sebagai gerai yang menjual satu jenis makanan atau single product oriented, Andrew memaparkan jaman sekarang jaranga ada pemilik bisnis kuliner yang berani menjual satu produk. Kekhawatiran untuk rugi bisa jauh lebih besar ketimbang bisnis kuliner yang menjual banyak produk.

"Sebetulnya kita enggak perlu takut, karena di antara pemain yang menjual bermacam-macam produk, kita punya identitas sendiri jadi lebih cepat untuk diidentifikasi," katanya. 

Asalkan kita terus menjaga supaya produknya terus memiliki kualitas tinggi. Selain itu, menurutnya, kunci dari menjalankan bisnis kuliner dengan konsep single product oriented adalah menjual makanan yang bisa diterima semua orang. Misalnya mie dan nasi goreng, selama ini menjadi makanan yang digemari orang dari berbagai usia.
 

Seporsi Mie Kari (Sumber Foto: Instagram/@seporsimiekari)

Seporsi Mie Kari (Sumber Foto: Instagram/@seporsimiekari)


Adapun gerai Seporsi Mie Kari sampai saat ini tersebar di Tangerang, yakni di Alam Sutera, Bintaro, dan Gading Serpong. Kedepannya Andrew berencana untuk ekspansi ke Jakarta. Nantinya dari segi tempat makannya masih mengusung konsep yang sama, yakni menggunakan banyak elemen stainless steel dengan 30-35 seat.

Jakarta sendiri dikenal sebagai kota yang sibuk. Bagi kebanyakan orang, meluangkan waktu untuk makan pun rasanya sulit. Inilah kenapa industri kuliner harus bisa mengikuti pace atau tempo orang-orang di kota metropolitan tersebut dengan menyajikan makanan yang cepat dan praktis.

"Setiap pengusaha kuliner pasti ingin tempatnya ramai, namun tempat yang ramai otomatis pace-nya pun sangat tinggi terutama di jam-jam makan siang," ujar Andrew.

Baca juga: Kisah Pemilik Pisang Goreng Madu Bu Nanik yang Sukses Berbisnis Meski Sempat Diremehkan

Lebih lanjut, dia menambahkan bahwa mau enggak mau dirinya harus mengikuti pace tersebut. Mulai dari menyiapkan bahan makanan sebelum buka dan kualitas serving harus tersistem dengan benar. Kalau enggak bisa mengikuti, komplain pasti terus berdatangan dari orang-orang.

Editor: Fajar Sidik

SEBELUMNYA

Akupunktur Bisa Bantu Penanganan Obesitas, Begini Mekanismenya

BERIKUTNYA

Review Petualangan Sherina 2: Cerita Penjelajahan Level Berbeda Sambil Nostalgia

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: