Kisah Pemilik Pisang Goreng Madu Bu Nanik yang Sukses Berbisnis Meski Sempat Diremehkan
12 September 2023 |
22:23 WIB
Memulai bisnis kuliner tidak harus memiliki keahlian di bidang masak-memasak. Sebab, tak sedikit pelaku usaha yang justru sukses mengembangkan bisnis kuliner akibat ketidaksengajaan. Salah satunya seperti kisah sukses pemilik Pisang Goreng Madu Bu Nanik.
Wanita bernama lengkap Nanik Soelistiowati ini menceritakan, awalnya dia memulai usaha dengan membuka bisnis katering kecil-kecilan pada tahun 1994. Nanik yang merupakan seorang anak tunggal dan manja ini mengaku tidak pernah berpikir untuk menjalankan usaha tetapi karena bisnis suaminya gagal maka dia pun harus memutar otak untuk mencari pemasukan tambahan.
Baca juga: Catat, Ini Delapan Blind Spot yang Tak Disadari Pebisnis Kuliner
“Bisnis katering ini saya mulai karena kepepet, waktu itu usia saya sekitar 40an tetapi saya memiliki semangat tinggi dalam berbisnis dan mendapatkan pembinaan dari pemerintah daerah,” tuturnya.
Lambat laun bisnis kateringnya terus berkembang, Nanik pun mendapat banyak pesanan dari hotel minimal 6 hingga 7 hotel setiap harinya. Di dalam setiap katering, pasti ada pisang yang disajikan sebagai pilihan buah-buahan tetapi sering kali pisang tersebut tersisa karena bentuk atau warnanya kurang menarik.
Tak ingin sia-sia, Nanik pun mengolah pisang yang tidak terpakai tersebut menjadi desert seperti pisang sale atau pisang goreng. Suatu ketika, sang ibu ikut mencicipi pisang goreng tersebut tetapi gula darah ibunya malah naik karena penyakit diabetes yang dideritanya.
“Akhirnya saya mengganti gula dengan madu karena kebiasaan saya setiap pagi minum lemon dicampur madu. Ternyata rasanya lebih nikmat dan crispy,” tuturnya.
Lalu Nanik coba menjadikan pisang goreng madu tersebut sebagai desert. Bukannya diterima, pisang yang disajikan Nanik justru mendapat penolakan dari pihak hotel karena dikira pisang gosong. Padahal karena menggunakan madu maka ketika digoreng warnanya jadi lebih cepat hitam.
“Awalnya memang mendapat penolakan tetapi setelah mereka mencoba ternyata pisang yang dikira gosong tersebut memiliki cita rasa yang enak. Akhirnya banyak yang minta disajikan sebagai dessert,” ujarnya.
Tidak hanya dari hotel, permintaan terhadap pisang goreng madu juga banyak diterima dari rekanan hingga kelompok lainnya. Melihat peluang yang cukup menjanjikan, Nanik pun lantas mulai mengembangkan bisnis pisang goreng yang kemudian diberi nama Pisang Goreng Madu Bu Nanik pada 2007.
Berkat komitmen dan ketekunannya dalam menjalankan bisnis tersebut, Pisang Goreng Madu Bu Nanik terus berkembang bahkan telah menjadi salah satu jajanan favorit masyarakat di Jabodetabek. Nanik juga terus melakukan inovasi dengan menghadirkan berbagai jenis kudapan lainnya mulai dari Sukun, Nanas, Nangka, Cempedak, Ubi, Martabak, dan lain sebagainya.
“Karena kan ada kemarau pisang maka kami berinovasi menghadirkan berbagai jenis kudapan lainnya,” ucap Nanik.
Selain dari sisi produk, Pisang Goreng Madu Bu Nanik juga berinovasi dalam proses penjualan dengan memanfaatkan saluran online mulai dari layanan pesan antar makanan online, hingga memanfaatkan ecommerce, serta membuat kemasan yang lebih menarik.
“Saat ini saya punya dua lokasi di PIK dan Tanjung Duren, tetapi penjualan sudah bisa ke berbagai daerah karena memanfaatkan channel penjualan melalui online dan jasa ekspedisi yang mendukung,” ucapnya.
Meskipun proses produksi dan pembuatan menu di Pisang Goreng Madu Bu Nanik masih dikendalikan oleh Nanik, tetapi dia juga telah melibatkan peran serta dua anaknya, baik dalam hal manajemen toko, sosial media, hingga proses produksi.
Baca juga: Inspiratif, 4 Tokoh Pendiri Brand Terkenal yang Merintis Bisnis di Masa Tua
Editor : Puput Ady Sukarno
Wanita bernama lengkap Nanik Soelistiowati ini menceritakan, awalnya dia memulai usaha dengan membuka bisnis katering kecil-kecilan pada tahun 1994. Nanik yang merupakan seorang anak tunggal dan manja ini mengaku tidak pernah berpikir untuk menjalankan usaha tetapi karena bisnis suaminya gagal maka dia pun harus memutar otak untuk mencari pemasukan tambahan.
Baca juga: Catat, Ini Delapan Blind Spot yang Tak Disadari Pebisnis Kuliner
“Bisnis katering ini saya mulai karena kepepet, waktu itu usia saya sekitar 40an tetapi saya memiliki semangat tinggi dalam berbisnis dan mendapatkan pembinaan dari pemerintah daerah,” tuturnya.
Lambat laun bisnis kateringnya terus berkembang, Nanik pun mendapat banyak pesanan dari hotel minimal 6 hingga 7 hotel setiap harinya. Di dalam setiap katering, pasti ada pisang yang disajikan sebagai pilihan buah-buahan tetapi sering kali pisang tersebut tersisa karena bentuk atau warnanya kurang menarik.
Tak ingin sia-sia, Nanik pun mengolah pisang yang tidak terpakai tersebut menjadi desert seperti pisang sale atau pisang goreng. Suatu ketika, sang ibu ikut mencicipi pisang goreng tersebut tetapi gula darah ibunya malah naik karena penyakit diabetes yang dideritanya.
“Akhirnya saya mengganti gula dengan madu karena kebiasaan saya setiap pagi minum lemon dicampur madu. Ternyata rasanya lebih nikmat dan crispy,” tuturnya.
Lalu Nanik coba menjadikan pisang goreng madu tersebut sebagai desert. Bukannya diterima, pisang yang disajikan Nanik justru mendapat penolakan dari pihak hotel karena dikira pisang gosong. Padahal karena menggunakan madu maka ketika digoreng warnanya jadi lebih cepat hitam.
“Awalnya memang mendapat penolakan tetapi setelah mereka mencoba ternyata pisang yang dikira gosong tersebut memiliki cita rasa yang enak. Akhirnya banyak yang minta disajikan sebagai dessert,” ujarnya.
Tidak hanya dari hotel, permintaan terhadap pisang goreng madu juga banyak diterima dari rekanan hingga kelompok lainnya. Melihat peluang yang cukup menjanjikan, Nanik pun lantas mulai mengembangkan bisnis pisang goreng yang kemudian diberi nama Pisang Goreng Madu Bu Nanik pada 2007.
Berkat komitmen dan ketekunannya dalam menjalankan bisnis tersebut, Pisang Goreng Madu Bu Nanik terus berkembang bahkan telah menjadi salah satu jajanan favorit masyarakat di Jabodetabek. Nanik juga terus melakukan inovasi dengan menghadirkan berbagai jenis kudapan lainnya mulai dari Sukun, Nanas, Nangka, Cempedak, Ubi, Martabak, dan lain sebagainya.
“Karena kan ada kemarau pisang maka kami berinovasi menghadirkan berbagai jenis kudapan lainnya,” ucap Nanik.
Selain dari sisi produk, Pisang Goreng Madu Bu Nanik juga berinovasi dalam proses penjualan dengan memanfaatkan saluran online mulai dari layanan pesan antar makanan online, hingga memanfaatkan ecommerce, serta membuat kemasan yang lebih menarik.
“Saat ini saya punya dua lokasi di PIK dan Tanjung Duren, tetapi penjualan sudah bisa ke berbagai daerah karena memanfaatkan channel penjualan melalui online dan jasa ekspedisi yang mendukung,” ucapnya.
Meskipun proses produksi dan pembuatan menu di Pisang Goreng Madu Bu Nanik masih dikendalikan oleh Nanik, tetapi dia juga telah melibatkan peran serta dua anaknya, baik dalam hal manajemen toko, sosial media, hingga proses produksi.
Baca juga: Inspiratif, 4 Tokoh Pendiri Brand Terkenal yang Merintis Bisnis di Masa Tua
Editor : Puput Ady Sukarno
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.