Ilustrasi sayur (Sumber gambar: Ron Lach/Pexels)

Takaran Tepat MPASI Anak, Perlukah Menambahkan Sayur?

02 October 2023   |   14:37 WIB
Image
Indah Permata Hati Jurnalis Hypeabis.id

Dalam urusan makan, ibu kerap kali menjumpai kesulitan untuk memberikan asupan serat seperti sayur. Seringkali, sayur masih dianggap sebagai suatu makanan yang tidak terasa nyaman di mulut anak. Bahkan, tak sedikit anak yang cenderung menyisihkan sayur di piring makanannya. Padahal, mungkin ibu sudah berupaya untuk membuat porsi makanan dalam tetap seimbang.

Berangkat dari kesulitan anak mengonsumsi sayur, orang tua mulai mengakali cara membiasakan anak agar mau memakan sayur. Sayur pun kerap menjadi jenis asupan yang sering dikonsentrasikan oleh ibu dalam piring anak-anaknya.

Banyak ibu yang sudah membiasakan sayur dalam asupan sehari-anak sejak dini, bahkan sejak anak masih dalam tahapan kebutuhan makanan pendamping ASI (MPASI). Meski membentuk kebiasaan konsumsi serat menjadi hal yang sangat dikonsentrasikan, ibu perlu memahami bahwa sayur bukanlah asupan utama yang harus diberikan kepada anak di rata-rata usia MPASI yakni 6 bulan.

Baca juga :  Si Kecil Masuk Fase MPASI, Perhatikan 5 Hal Ini ya Moms

Dokter Spesialis Anak Subspesialis Kesehatan Anak Nutrisi & Penyakit Metabolik RS Pondok Indah Novitria Dwinanda menjelaskan, usia tersebut membutuhkan banyak asupan yang dapat membantu dalam proses pembentukan otak.

Sayur merupakan sumber asupan nutrisi dan mineral yang sudah diperlukan sejak anak masih bayi. Namun, bukan berarti orang tua dapat memberikan sayur sebanyak-banyaknya baik untuk tujuan kesehatan anak atau membiasakan anak makan sayur sejak dini.

Novitria mengatakan, karbohidrat dan protein hewani adalah dua asupan penting yang menjadi fokus utama dalam makanan bayi yang menginjak masa MPASI. Bahkan untuk sayur, tak ada persentase khusus yang harus dipenuhi orang tua untuk memberikan asupan serat pada anak di usia di bawah 6 bulan.

"Saking kecilnya, bahkan tidak apa persentasenya. Pemerintah kita sudah mengatur semuanya dalam Angka Kecukupan Gizi (AKG), dan untuk usia di bawah 6 bulan angka untuk seratnya nol," jelas Novitria.

Sementara untuk anak berusia 6 bulan yang menjadi usia rata-rata anak memulai MPASI, Novitria menjelaskan kebutuhan serat tersebut tetap ada tapi dalam angka yang sangat kecil. Sehingga, serat tak menjadi prioritas asupan yang diutamakan dalam MPASI.

Novitria mengatakan, pemberian sayur baru perlu menjadi perhatian khusus saat anak di atas 5 tahun. Sebab, asupan sayur yang kaya akan serat akan membantu mencegah terjadinya kemungkinan obesitas pada anak. Namun yang kerap menjadi kendala adalah kesulitan anak membiasakan diri mengonsumsi sayur saat sudah memasuki usia penting dalam menerima serat.

"Anak cenderung sulit menerima sayur jika dari kecil tidak dibiasakan. Ini bisa menjadi problem juga ketika anak dewasa," katanya.

Maka, misi orang tua untuk anak di bawah usia 5 tahun bukanlah mencukupi kebutuhan serat, tetapi membiasakan anak dengan sayur. Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah memperkenalkan anak kepada jenis-jenis sayur. Tujuannya agar anak tak takut dan terbebani saat usianya telah cukup untuk menerima asupan serat dari sayur.

Dalam MPASI pun, anak di usia 6 bulan bisa dibiasakan dengan campuran sayur dalam jumlah kecil. Menurut Novitria, sah saja memberikan anak sekitar satu ruas jari wortel, atau 2-3 lembar daun bayam dengan tujuan memperkenalkan dan membiasakan rasa sayur pada mulut anak sejak kecil.


Takaran Pas MPASI

Ilustrasi anak (Sumber gambar: AMSW Photography-Alisha Smith Watkins/Pexels)

Ilustrasi anak (Sumber gambar: AMSW Photography-Alisha Smith Watkins/Pexels)


Dokter Anak RSIA Bunda I Gusti Ayu Nyoman Partiwi menjelaskan, ibu dapat mengombinasikan 1-2 lembar sayuran hijau ke dalam MPASI. Tujuannya sama, yakni memperkenalkan rasa sayuran kepada lidah anak.  Namun yang terpenting adalah memastikan kecukupan gizi yang diperlukan anak di masa MPASI.

Seiring dengan perkembangan usia, tentu kebutuhan MPASI anak akan berubah. Namun umumnya, orang tua bisa menggunakan porsi 50% karbohidrat, 30% lemak, dan 15% protein jenis hewani. Dari porsi tersebut, porsi serat memang tidak disebutkan sebagai dasar asupan yang dibutuhkan anak di usia tersebut.

Pasalnya, 3 porsi ini menjadi asupan yang paling krusial dalam tumbuh kembang anak, terutama dalam kebutuhan otak. Sebab, 1000 hari pertama anak merupakan masa-masa paling penting dalam proses pembentukan dan perkembangan otak.

I Gusti Ayu Nyoman menjelaskan, orang tua bisa memberikan nasi atau kentang sebagai asupan karbohidrat, jenis ikan tinggi protein untuk mendorong kebutuhan protein, dan minyak untuk memenuhi kebutuhan lemak. Tak melulu harus lemak dari minyak murni, orang tua boleh menggunakan jenis minyak dari hasil menggoreng ikan.

Dalam proses MPASI pun, sambungnya, orang tua tetap wajib memperhatikan asupan ASI baik secara kuantitas atau kualitas sebagai makanan utama anak berusia atau di bawah usia 6 bulan. "Ibu dapat memastikan gizi berimbang anak mulai dari menyusui," jelasnya.

Kemudian, orang tua juga wajib mengawal anak secara penuh termasuk dalam hal porsi makan, terutama di dua tahun pertama setelah kelahiran anak yang merupakan masa keemasannya.

Baca juga:  Intip Peluang Bisnis Catering MPASI yang Makin Diminati

Editor: Puput Ady Sukarno

SEBELUMNYA

Nasi Peda Pelangi, Menu Rumahan yang Jadi Sajian Spesial di Tengah Gedung Tinggi Jakarta

BERIKUTNYA

Akupunktur Bisa Bantu Penanganan Obesitas, Begini Mekanismenya

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: