Wacana Elon Musk Kenakan Biaya Langganan ke Seluruh Pengguna X
19 September 2023 |
20:28 WIB
Pemimpin Tesla, SpaceX, dan X Corp. Elon Musk berwacana akan membebankan biaya langganan kepada semua pengguna X (dulu Twitter) dengan biaya yang lebih rendah. Tak lama setelah membeli Twitter pada Oktober 2022, Musk mulai menggodok strategi untuk menempatkan seluruh platform burung biru di balik paywall.
Dalam perbincangannya dengan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, pada Senin (18/9/2023), membuat setiap pengguna membayar untuk mengakses Twitter/X mungkin merupakan satu-satunya cara untuk menangani bot. Salah satu cara yang akan dia ambil adalah dengan meluncurkan Twitter Blue/X Premium pada tingkatan yang lebih rendah, seperti dikutip dari Variety.
Baca juga: Intip Ambisi Elon Musk Ubah Twitter Jadi Platform Super, dari Fitur Hiburan hingga Pembayaran
Genhype mungkin sudah melihat perubahan signifikan yang dibawa Musk ke Twitter, di mana dia terus mempromosikan layanan berlangganan hingga mengganti nama Twitter menjadi X, dan Twitter Blue menjadi X Premium.
Dia tidak menyebutkan dengan pasti kapan rencana itu diaplikasikan dan besaran biaya yang tepat untuk menghalangi kian menjamurnya akun bot. Saat ini, terdapat 550 juta pengguna aktif bulanan X yang membuat 100 juta – 200 juta unggahan setiap harinya.
Pembicaraan tentang X yang akan berubah menjadi sepenuhnya berbayar bukan pertama kali. Dalam sebuah percakapan internal perusahaan, pendiri Space X itu pernah memiliki pertimbangan untuk melakukannya.
Musk pernah mengunggah kondisi Twitter pada 15 Juli 2023 silam. Saat itu, dia menuliskan penjualan iklan media sosial yang didirikan oleh Jack Dorsey itu mengalami penurunan sebesar 50 persen sejak dibelinya. Guna mendongkrak pendapatan, manajemen memasang tarif sebesar US$8 per bulan bagi pengguna yang ingin berlangganan X guna mendapatkan sejumlah manfaat selain centang verifikasi.
Manfaat itu antara lain menyunting unggahan dalam jangka waktu satu jam setelah dipublikasi; pengurangan konten iklan sebesar 50 persen; peringkat yang diprioritaskan dari postingan pengguna dalam percakapan dan pencarian; kemampuan untuk mengunggah hingga 25.000 karakter; dan kemampuan mengunggah video berdurasi sampai 3 jam atau berukuran hingga 8 gigabyte.
Pelanggan juga berhak menerima bagian pendapatan iklan, awalnya berdasarkan iklan yang ditampilkan sebagai balasan postingan mereka.
Sementara itu, sea.mashable menuliskan bahwa kemungkinan pengguna X mau membayar bulanan sangat kecil berapa pun biayanya. Saat ini, terdapat banyak orang mempertimbangkan beralih ke platform lain.
Tidak hanya itu, Musk juga belum bisa dibilang sukses dalam sistem eksklusif berbayar yang diterapkannya. Sebagai contoh, hanya ada sekitar 830.000 akun yang memanfaatkan X Premium dari 540 juta-an pengguna X aktif sejak program ini diluncurkan.
Untuk diketahui, sejak dibeli oleh Elon Musk, Twitter mengalami banyak perubahan. Salah satu yang paling heboh adalah perubahan logo dari burung biru menjadi tanda X.
Perubahan itu tidak lepas dari dorongan penggemar dan kritikus yang terjadi selama bertahun-tahun terhadap perusahaan. Mereka ingin media sosial itu menuju ke visi yang lebih besar, melakukan inovasi lebih cepat, dan memanfaatkan dengan maksimal potensi yang dimiliki.
Secara bertahap, Musk akan terus mendorong prospek paywall di tengah pendapatan iklan yang masih rendah. Musk mengatakan boikot pengiklan, yang dipicu oleh kekhawatiran atas kepemimpinannya terhadap platform tersebut dan pengelolaan konten yang tidak pantas atau penuh kebencian, telah menyebabkan pendapatan iklan menurun sebesar 60 persen.
Di sisi lain, percakapan Musk dengan Netanyahu disebut-sebut sebagai diskusi tentang teknologi dan kecerdasan buatan, tapi topik pembicaraan dengan cepat berubah menjadi kebebasan berpendapat dan antisemitisme di tengah tuduhan bahwa X tidak berbuat banyak untuk mengatasi ujaran rasis di platform tersebut.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Dalam perbincangannya dengan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, pada Senin (18/9/2023), membuat setiap pengguna membayar untuk mengakses Twitter/X mungkin merupakan satu-satunya cara untuk menangani bot. Salah satu cara yang akan dia ambil adalah dengan meluncurkan Twitter Blue/X Premium pada tingkatan yang lebih rendah, seperti dikutip dari Variety.
Baca juga: Intip Ambisi Elon Musk Ubah Twitter Jadi Platform Super, dari Fitur Hiburan hingga Pembayaran
Genhype mungkin sudah melihat perubahan signifikan yang dibawa Musk ke Twitter, di mana dia terus mempromosikan layanan berlangganan hingga mengganti nama Twitter menjadi X, dan Twitter Blue menjadi X Premium.
Dia tidak menyebutkan dengan pasti kapan rencana itu diaplikasikan dan besaran biaya yang tepat untuk menghalangi kian menjamurnya akun bot. Saat ini, terdapat 550 juta pengguna aktif bulanan X yang membuat 100 juta – 200 juta unggahan setiap harinya.
Pembicaraan tentang X yang akan berubah menjadi sepenuhnya berbayar bukan pertama kali. Dalam sebuah percakapan internal perusahaan, pendiri Space X itu pernah memiliki pertimbangan untuk melakukannya.
Musk pernah mengunggah kondisi Twitter pada 15 Juli 2023 silam. Saat itu, dia menuliskan penjualan iklan media sosial yang didirikan oleh Jack Dorsey itu mengalami penurunan sebesar 50 persen sejak dibelinya. Guna mendongkrak pendapatan, manajemen memasang tarif sebesar US$8 per bulan bagi pengguna yang ingin berlangganan X guna mendapatkan sejumlah manfaat selain centang verifikasi.
Manfaat itu antara lain menyunting unggahan dalam jangka waktu satu jam setelah dipublikasi; pengurangan konten iklan sebesar 50 persen; peringkat yang diprioritaskan dari postingan pengguna dalam percakapan dan pencarian; kemampuan untuk mengunggah hingga 25.000 karakter; dan kemampuan mengunggah video berdurasi sampai 3 jam atau berukuran hingga 8 gigabyte.
Pelanggan juga berhak menerima bagian pendapatan iklan, awalnya berdasarkan iklan yang ditampilkan sebagai balasan postingan mereka.
Sementara itu, sea.mashable menuliskan bahwa kemungkinan pengguna X mau membayar bulanan sangat kecil berapa pun biayanya. Saat ini, terdapat banyak orang mempertimbangkan beralih ke platform lain.
Tidak hanya itu, Musk juga belum bisa dibilang sukses dalam sistem eksklusif berbayar yang diterapkannya. Sebagai contoh, hanya ada sekitar 830.000 akun yang memanfaatkan X Premium dari 540 juta-an pengguna X aktif sejak program ini diluncurkan.
Untuk diketahui, sejak dibeli oleh Elon Musk, Twitter mengalami banyak perubahan. Salah satu yang paling heboh adalah perubahan logo dari burung biru menjadi tanda X.
Perubahan itu tidak lepas dari dorongan penggemar dan kritikus yang terjadi selama bertahun-tahun terhadap perusahaan. Mereka ingin media sosial itu menuju ke visi yang lebih besar, melakukan inovasi lebih cepat, dan memanfaatkan dengan maksimal potensi yang dimiliki.
Secara bertahap, Musk akan terus mendorong prospek paywall di tengah pendapatan iklan yang masih rendah. Musk mengatakan boikot pengiklan, yang dipicu oleh kekhawatiran atas kepemimpinannya terhadap platform tersebut dan pengelolaan konten yang tidak pantas atau penuh kebencian, telah menyebabkan pendapatan iklan menurun sebesar 60 persen.
Di sisi lain, percakapan Musk dengan Netanyahu disebut-sebut sebagai diskusi tentang teknologi dan kecerdasan buatan, tapi topik pembicaraan dengan cepat berubah menjadi kebebasan berpendapat dan antisemitisme di tengah tuduhan bahwa X tidak berbuat banyak untuk mengatasi ujaran rasis di platform tersebut.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.