Ilustrasi kereta (Sumber gambar: Fanny Kusumawardhani/Hypeabis.id)

Melihat Proyek Berbasis Rel yang Siap Menjadi Masa Depan Kereta Ibu Kota

19 September 2023   |   14:30 WIB
Image
Indah Permata Hati Jurnalis Hypeabis.id

Like
Ibu Kota Nusantara (IKN) segera menyambut statusnya sebagai ibu kota negara setelah berpindah dari Jakarta. Saat ini, pemerintah tengah mengebut langkah pembangunan IKN melalui berbagai sektor. Salah satu sektor yang menjadi prioritas pemerintah adalah melakukan tata laksana dalam hal mobilitas masyarakat melalui sarana transportasi.

Kereta merupakan salah satu moda transportasi yang menjadi perhatian khusus dalam pembangunan IKN. Sebab, kereta masih dinilai sebagai angkutan massal yang relatif aman dari kecelakaan. Hampir sebagian besar ibu kota di dunia memiliki kereta sebagai moda transportasi publik.

Oleh karena itu, IKN juga akan menerapkan proyek berbasis rel di ibu kota baru ini. Juru Bicara Kementerian Perhubungan (Kemenhub) RI Adita Irawati menjelaskan, saat ini pemerintah tengah fokus melakukan penyusunan dokumen perencanaan untuk membuat moda transportasi berbasis rel.

Baca juga: Mengenal Metropod, Angkot Listrik Tanpa Sopir yang Bakal Mengaspal di IKN

Kemenhub telah merencakan sekitar 4 lintasan layanan yang diprioritaskan untuk mendukung perkeretaapian di IKN. Dua proyek kereta berfokus pada wilayah perkotaan, sementara 1 kereta akan menjembatani area bandara ke pusat pemerintahan IKN. Kemudian 1 kereta lainnya akan menghubungkan wilayah antar kota di Kalimantan.

Adapun 4 proyek tersebut adalah Kereta Bandara Sepinggan Balikpapan - Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) IKN, Kereta Perkotaan Balikpapan - IKN, Kereta Perkotaan Dalam Kawasan IKN, dan Kereta Antar Kota Trans Kalimantan.

Proyek kereta ini pun akan dibangun dalam rencana jangka panjang hingga 2045 mendatang. “Untuk rencana operasi, kereta bandara ditargetkan 2029, rencana kereta perkotaan 2039, dan kereta antarkota itu beroperasi 2045,” kata Adita.

Kereta penghubung antara bandara dengan wilayah pemerintahan IKN menjadi yang paling pertama dibangun oleh pemerintah. Adita menjelaskan, kereta dari bandara menuju area KIPP IKN ini direncanakan akan dimulai pada 2025 dan membutuhkan waktu sekitar 4 tahun untuk memulai operasinya. “Dalam perencanaannya, Kemenhub merujuk kepada target dalam Perpres 63/2022 tentang Perincian Rencana Induk IKN,” imbuhnya.

Salah satu aspek penting yang membalut pembangunan IKN adalah konsep forest city atau kota berbasis hutan. Untuk itu, Adita mengatakan jika DJKA akan menerapkan teknologi kereta serta prasarana berbasis green environment untuk mendukung konsep kota pintar yang hijau.

Hingga saat ini, DJKA masih berencana menerapkan teknologi kereta berbasis listrik dengan target net zero emission di IKN. Teknologi lain yang akan dibawa masih belum diurai dengan pasti karena masih dalam tahap dokumen perencanaan. Jelasnya, Adita mengatakan jika pemilihan teknologi pendukung lainnya dipastikan akan sejalan dengan konsep smart city dan forest city di IKN.

Jika target pemerintah berjalan mulus, moda transportasi berbasis rel ini akan menjadi proyek kereta pertama yang sukses melaju di rel Kalimantan. Oleh karena itu, Adita mengatakan saat ini pemerintah berkonsentrasi dalam penyusunan perencanaan moda transportasi IKN, termasuk mempertimbangkan kondisi lingkungan di IKN.

Pengamat transportasi Darmaningtyas berpendapat bahwa pemerintah perlu memperhatikan pemilihan moda transportasi yang tepat dan realistis, termasuk dari segi pendanaan. Dengan kontur tanah IKN yang naik turun, Darmaningtyas berpendapat akan diperlukan pendanaan yang sangat mahal untuk membangun jaringan rel kereta api.

“Transprotasi yang cocok di IKN masih berbasis jalan seperti bus BRT berukuran sedang dan besar mengingat kondisi jalannya. Kalau moda transportasi kereta dalam kota, saya rasa masih sulit,” kata Darmaningtyas.

Darmaningtyas mengecualikan pendapat ini untuk pembangunan kereta antar kota seperti Trans Kalimantan. Menurutnya, pemerintah bisa memprioritaskan pembangunan Trans Kalimantan yang dinilai lebih visible dan diperlukan untuk menghubungkan publik antar kota di Kalimantan.

“Saya kira untuk Trans Kalimantan bisa mencari rute dan trase yang lebih pas. Saat ini wilayah-wilayah Kalimantan ini memang masih terkendala akses termasuk dalam hal efisiensi mobilitas supaya bisa mendukung angkutan publik,” katanya.
 

Integrasi Transportasi Jadi Kunci

Untuk membuat moda transportasi publik yang baik, pemerintah perlu berpegang dengan integrasi sebagai kuncinya.  Menurut Darmaningtyas, transportasi selalu mengenerasi pertumbuhan penduduk dan ekonomi. Agar berjalan efektif, rancangan mengenai integrasi antar moda transportasi di IKN perlu disusun dengan baik, termasuk menghubungkan wilayah Kalimantan dengan angkutan darat, udara, moda berbasis rel, dan angkutan sungai.

Pengamat Kebijakan Publik Trubus Rahardiansyah mengatakan, ada hal yang perlu dipastikan dengan bukti konkret sebelum pemerintah memulai pembangunan moda transportasi berbasis rel. Salah satunya adalah soal pengadaan lahan, mengingat jalur pembangunan rel juga menyentuh kepemilikan tanah yang dimiliki masyarakat.

Trubus mengatakan, saat ini masyarakat masih memiliki pendapat pro dan kontra terhadap pembangunan yang menyangkut tiga wilayah yakni Kalimantan Timur, Pasir Penajam, dan Kutai Kartanegara. Menurut Trubus, hal ini menjadi hal utama yang harus dikonfirmasi dengan jelas sebelum beralih ke persiapan anggaran.

“Perlu diperhatikan tentang bagaimana pemerintah bisa menyiapkan anggaran yang cukup, apakah ini murni dari APBN atau menggunakan dana dari investor,” katanya. Trubus mengatakan, pemerintah pun harus mengawal kepastian dari investor meski tahun depan tongkat estafet pemimpin negara akan berganti.

Jika perencanaan moda transportasi telah dibuat dengan matang, maka keberlangsungan kebijakan harus tetap dilanjutkan walaupun pemimpin telah berganti. Keberlangsungan kebijakan akan berpengaruh besar terhadap kepercayaan dunia internasional.

Dari sisi masyarakat, Trubus menilai jika penduduk Kalimantan pasti menyambut baik adanya moda transportasi berbasis rel untuk mendukung mobilitas yang lebih baik. Secara rasional, sebuah kota dengan masyarakat modern memiliki kereta sebagai moda transportasi yang cukup diandalkan. Namun Trubus berpendapat, sambutan baik tak serta merta mengartikan masyarakat telah siap dengan kereta.

“Kesiapan masyarakat soal keberadaan kereta harus dipastikan dan dilihat lebih dalam. Persoalannya terletak pada implementasi, artinya masyarakat bukan hanya menerima tetapi juga sudah siap dengan moda transportasi kereta,” ungkapnya.

Baca juga: Yuk Simak Penjelasan Makna Filosofis Logo IKN Nusantara Bertema Pohon Hayat

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)

Editor: Gita Carla

SEBELUMNYA

Museum Nasional Indonesia Kebakaran, 817 Koleksi Rusak Ringan dan Berat

BERIKUTNYA

7 Risiko Penyakit Kronis yang Dikaitkan dengan Rokok Elektrik

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: