Ilustrasi gim komputer. (Sumber foto: Pexels/Alexander Kovalev)

Akses Modal Pengembangan Gim Masih Sulit, Indonesia Diminta Tiru Jerman

17 September 2023   |   22:56 WIB
Image
Desyinta Nuraini Jurnalis Hypeabis.id

Akses permodalan menjadi salah satu kendala bagi para pengembang gim lokal. Hal ini lantaran perbankan masih khawatir akan risiko kegagalan dan belum adanya aturan yang rigi tentang mekanisme pendanaan. Di satu sisi, investor cenderung ragu melangkah karena tidak adanya kepastian dari sisi regulasi.

Chief Strategy Officer Agate Cipto Adiguno menyampaikan dalam membuat gim, risiko kegagalan kerap dihadapi para pengembang gim lokal. Dia tidak memungkiri, selama ini pemerintah sulit memberikan dukungan finansial tanpa kepastian uang akan kembali. Apalagi bank yang statusnya pinjam. Sektor ini tidak bisa memberikan pinjaman modal jika tidak ada kepastian uang akan kembali. 

Baca juga: Perpres Industri Gim Tahap Finalisasi, Bakal Ada BLU Buat Modal Pengembang

“Kalau bikin gim selalu ada risiko gagal total, sehingga sulit banget untuk dapetin modal di awal. Kecuali, pakai modal dari kantong sendiri, dari kenalan, atau investor,” tuturnya. 

Ya, modal pengembangan gim bisa saja didapat dari investor. Namun di satu sisi, Cipto menilai para investor pun ragu menanamkan modalnya karena di Indonesia jarang ada yang bisa membuktikan gim merupakan lini bisnis. 

“Saat ini belum ada kendaraannya untuk mengalirkan dukungan finansial yang bisa menerima ada risiko duitnya bisa tidak balik sama sekali, atau duitnya bisa balik berkali-kali lipat,” ujarnya. 

Agate berharap dengan adanya Perpres tentang percepatan industri gim nasional bisa memberi jaminan akses permodalan dari perbankan hingga jaminan kepastian bagi investor. Selain itu, kementerian/lembaga bisa saling berakselerasi untuk meningkatkan industri gim lokal.

Vice President Asosiasi Game Indonesia (AGI) Adam Ardisasmita mencontohkan Jerman menjadi negara yang memudahkan akses finansial bagi industri gim. Pemerintah pusat dan daerah di negara tersebut menyiapkan hibah untuk diberikan kepada pengembang gim. 

Menariknya, Jerman menerapkan matching fund. Dia mengumpamakan ketika pengembang gim berhasil membawa investor US$100.000, pemerintahnya akan menanggung biaya dengan jumlah yang sama. Kemudian, karena sifatnya grant pemerintah Jerman mengadakan culture test untuk menguji seberapa lokal gim tersebut serta manfaatnya kembali ke Jerman. 

Adam mengatakan bahkan ada aturan dana hibah yang diberikan pemerintah harus dihabiskan di Jerman saja. Efeknya, investor dari luar negeri masuk lebih banyak karena ada kepercayaan diri menanamkan modal di negara tersebut.

“Kedua, perputaran jadi pajak, pajaknya besar. Jadi enggak sekadar pemerintah bagi dana, tapi balik buat perputaran ekonomi negaranya. Kita bisa berkaca ke sana,” sarannya. 

Direktur Aplikasi, Permainan, Televisi dan Radio Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) Iman Santoso sebelumnya mengatakan Perpres industri gim sudah melewati tahap harmonisasi di Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham).

“Posisi sudah di Sekretariat Negara untuk final review. Setelah semua clear, tinggal diterbitkan persetujuannya dari presiden,” ujarnya saat ditemui Hypeabis.id, beberapa waktu lalu.

Dia menyampaikan Perpres Percepatan Pengembangan Industri Gim Nasional ini sejatinya sudah disusun pada September 2022. Namun, karena waktunya terlalu pendek, akhirnya pembahasan dan penyusunannya dimasukkan dalam tahun anggaran 2023. 

Iman menyebut rapat harmonisasi terakhir berlangsung pad 4 Agustus 2023. Dia yakin Perpres ini segera terbit dalam waktu dekat. “Saya berharap September, Oktober ini keluar. Bau-baunya sudah kuat, tinggal tunggu waktu,” harapnya.

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)

Editor: Nirmala Aninda

SEBELUMNYA

Dinamika Wujud Jakarta Menuju Peran Baru di Pameran Jakarta Architecture Festival 2023

BERIKUTNYA

Hypereport : Bahaya Ancaman Kesehatan Fisik dan Mental Akibat Gaya Hidup Rebahan

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: