Viral Balita Diajak ke Puncak Gunung Kerinci, Begini Kata Dokter Spesialis Anak
12 September 2023 |
18:33 WIB
Sebuah video baru-baru ini viral di media sosial yang memperlihatkan seorang balita diajak mendaki Gunung Kerinci oleh orang tuanya. Cuplikan video berdurasi kurang dari satu menit itu menampilkan anak balita perempuan berusia 2 tahun yang tengah berada di puncak Gunung Kerinci bersama ayahnya.
Dalam video yang beredar, sang ayah tampak sedang menuntun dan menggendong anaknya. Balita tersebut terlihat mengenakan pakaian pendaki lengkap dengan jaket tebal berwarna merah muda, sembari membawa trekking pole atau tongkat gunung.
Video itu pun mendapatkan beragam respon dari warganet di media sosial. Tak sedikit dari mereka yang khawatir akan kondisi dan keselamatan sang anak ketika ikut dibawa oleh orang tuanya mendaki Gunung Kerinci.
Kerinci merupakan gunung berapi tertinggi di Indonesia. Gunung yang terletak di Kabupaten Kerinci Provinsi Jambi itu memiliki ketinggian sekitar 3.085 mdpl atau 12.484 kaki di atas permukaan laut. Oleh sebab itu, menuju puncak Gunung Kerinci tergolong sangat menantang karena harus melalui medan yang sulit, jurang-jurang yang dalam dan cuaca yang ekstrem.
Baca juga: Makin Populer, Cek Manfaat & Kiat Mendaki Gunung dengan Metode Ultralight
Baca juga: Makin Populer, Cek Manfaat & Kiat Mendaki Gunung dengan Metode Ultralight
Menanggapi kejadian tersebut, Dokter Spesialis Anak Wahyu Kusuma Wardani mengatakan mendaki gunung adalah kegiatan yang tidak mudah dilakukan oleh semua orang dewasa apalagi anak-anak karena membutuhkan kondisi fisik yang kuat dan optimal.
Sebab, paparnya, mendaki gunung membutuhkan waktu yang tidak sebentar sehingga tenaga yang dikeluarkan pun tidak sedikit. Di samping itu, semakin tinggi suatu tempat, kadar oksigen di ruang tersebut juga semakin menipis.
"Makanya kalau naik gunung itu pasti akan berhenti di beberapa pos sebelum melanjutkan perjalanan lagi. Itu fungsinya agar tubuh terbiasa dengan kadar oksigen yang menipis," katanya saat dihubungi Hypeabis.id melalui sambungan telepon, Selasa (12/9/2023).
Ilustrasi pemandangan Gunung Kerinci. (Sumber gambar: Ikhwanul Furqon/Unsplash)
Pastikan Kondisi Anak
Tak hanya urusan mendaki gunung, Wahyu mengatakan setiap kali orang tua akan mengajak anaknya bepergian ke tempat yang terbilang jauh dengan jangka waktu yang lama, sudah seharusnya memiliki kesiapan yang baik.
Dia menjelaskan sebelum mengajak anak berkegiatan di luar rumah dengan tujuan untuk melatih stimulasi si kecil, ada baiknya para orang tua melakukan konsultasi terlebih dahulu dengan dokter anak. Hal ini dilakukan untuk memastikan kondisi kesehatan mereka. Sebab, setiap anak memiliki kemampuan dan kapasitas yang berbeda-beda.
Selain itu, penting juga untuk memeriksa daya tahan tubuh anak dan kemungkinan mereka terkena infeksi saat melakukan kegiatan di luar rumah yang tergolong tidak biasa.
Dengan kata lain, sebelum mengajak anak bepergian ke tempat yang jauh dan dalam waktu yang lama seperti mendaki gunung, penting untuk memastikan empat hal yakni kondisi anak, status imunitas, kesiapan orang tua, dan kondisi medan atau tempat yang akan ditempuh anak.
"Kita harus lihat imunisasinya sudah lengkap atau belum. Misalnya, kalau anak diajak ke Afrika, bisa kita berikan suntikan demam kuning. Jika semua itu terpenuhi, menurut saya tidak ada masalah," kata dokter lulusan Universitas Sebelas Maret (UNS) itu.
Wahyu juga menambahkan semua syarat tersebut tidak melihat apakah sang anak telah beberapa kali mendaki gunung atau tidak. Setiap kali anak akan diajak untuk bepergian, penting untuk selalu memastikan dengan detail terkait kondisi dan kesiapan mereka terutama ketika si kecil masih berada dalam usia yang berisiko.
Baca juga: 4 Gunung di Indonesia yang Direkomendasikan untuk Pendaki Pemula
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Baca juga: 4 Gunung di Indonesia yang Direkomendasikan untuk Pendaki Pemula
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.