Kelamaan Main Gadget Berisiko Mengalami Gangguan Tidur
14 June 2021 |
19:38 WIB
Penggunaan gawai yang berlebihan berdampak buruk pada anak, salah satu di antaranya adalah mengganggu waktu tidur mereka.
Pakar Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Rini Sekartini mengatakan penggunaan gawai yang berlebihan oleh anak akan membuat mereka kesulitan untuk tidur di malam hari atau mengalami insomnia.
Hal tersebut tentunya akan membuat mereka mengantuk sepanjang hari keesokan harinya. Karena mengantuk, konsentrasi mereka ketika jam belajar akan terganggu dan dalam jangka panjang akan menpengaruhi prestasi belajar.
Tidak hanya itu, kesulitan tidur juga akan berpengaruh pada produksi hormon pertumbuhan anak yang tentunya bakal mengganggu proses restirasi, regenerasi, dan perbaikan jumlah sel.
“Anak yang mengantuk ini juga kan sering [mengalami] tantrum atau rewel. Orangtua tentunya tidak akan merasa nyaman dengan kondisi seperti ini. Aktivitas mereka akan terganggu. Mereka juga akan mengantuk karena waktu tidurnya malah [digunakan untuk] menjaga anak,” katanya.
Lebih lanjut, Rini tak menampik bahwa mengatur penggunaan gawai pada anak tak semudah membalikkan telapak tangan. Terlebih pada masa pandemi Covid-19 yang mana kegiatan belajar dilakukan secara daring dan aktivitas di luar ruangan tak bisa dilakukan dengan leluasa.
“Sulit memisahkan anak dengan gawai jika tidak diikuti dengan aturan yang tegas. Jadi ada jam-jam tertentu anak boleh menggunakan gawai setelah sekolah atau belajar daring. Jam tidur anak malam hari seharusnya bisa dilakukan di jam yang sama setiap harinya di jam 20.00-21.00,” tuturnya.
Adapun, untuk lama waktu tidur setiap harinya menurut Rini disesuaikan dengan umur anak. Anak usia 1-12 tahun harus tidur setidaknya selama 12 jam, sementara itu untuk usia 12 keatas atau remaja mengikuti orang dewasa selama 8-9 jam.
Sementara itu, menurut Dokter Spesialis Saraf Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI) Pukovisa Prawirohardjo, terlalu lama menatap layar gawai selama ini memang menjadi salah satu penyebab gangguan tidur tidak hanya pada anak-anak, tetapi juga orang dewasa.
Pancaran sinar biru dari layar gawai, khususnya di malam hari akan menekan produksi melatonin atau hormon tidur. Jadi, baik anak maupun dewasa diminta untuk menghindari penggunaan gawai menjelang waktu tidur. Agar hal tersebut mudah dilakukan, sebaiknya letakkan gawai jauh dari tempat tidur atau di luar kamar tidur.
Editor: Fajar Sidik
Pakar Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Rini Sekartini mengatakan penggunaan gawai yang berlebihan oleh anak akan membuat mereka kesulitan untuk tidur di malam hari atau mengalami insomnia.
Hal tersebut tentunya akan membuat mereka mengantuk sepanjang hari keesokan harinya. Karena mengantuk, konsentrasi mereka ketika jam belajar akan terganggu dan dalam jangka panjang akan menpengaruhi prestasi belajar.
Tidak hanya itu, kesulitan tidur juga akan berpengaruh pada produksi hormon pertumbuhan anak yang tentunya bakal mengganggu proses restirasi, regenerasi, dan perbaikan jumlah sel.
“Anak yang mengantuk ini juga kan sering [mengalami] tantrum atau rewel. Orangtua tentunya tidak akan merasa nyaman dengan kondisi seperti ini. Aktivitas mereka akan terganggu. Mereka juga akan mengantuk karena waktu tidurnya malah [digunakan untuk] menjaga anak,” katanya.
Lebih lanjut, Rini tak menampik bahwa mengatur penggunaan gawai pada anak tak semudah membalikkan telapak tangan. Terlebih pada masa pandemi Covid-19 yang mana kegiatan belajar dilakukan secara daring dan aktivitas di luar ruangan tak bisa dilakukan dengan leluasa.
“Sulit memisahkan anak dengan gawai jika tidak diikuti dengan aturan yang tegas. Jadi ada jam-jam tertentu anak boleh menggunakan gawai setelah sekolah atau belajar daring. Jam tidur anak malam hari seharusnya bisa dilakukan di jam yang sama setiap harinya di jam 20.00-21.00,” tuturnya.
Adapun, untuk lama waktu tidur setiap harinya menurut Rini disesuaikan dengan umur anak. Anak usia 1-12 tahun harus tidur setidaknya selama 12 jam, sementara itu untuk usia 12 keatas atau remaja mengikuti orang dewasa selama 8-9 jam.
Sementara itu, menurut Dokter Spesialis Saraf Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI) Pukovisa Prawirohardjo, terlalu lama menatap layar gawai selama ini memang menjadi salah satu penyebab gangguan tidur tidak hanya pada anak-anak, tetapi juga orang dewasa.
Pancaran sinar biru dari layar gawai, khususnya di malam hari akan menekan produksi melatonin atau hormon tidur. Jadi, baik anak maupun dewasa diminta untuk menghindari penggunaan gawai menjelang waktu tidur. Agar hal tersebut mudah dilakukan, sebaiknya letakkan gawai jauh dari tempat tidur atau di luar kamar tidur.
Editor: Fajar Sidik
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.