Ilustrasi smartwatch. (Sumber gambar: Onur Binay/Unsplash)

Fitur Personalisasi Makin Dicari Pengguna Peranti Olahraga

11 September 2023   |   14:57 WIB
Image
Indah Permata Hati Jurnalis Hypeabis.id

Masyarakat rural dan urban kian menggemari aktivitas olahraga. Kini, olahraga sudah menjadi bagian dari gaya hidup masyarakat yang tak bisa dipisahkan. Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat 32,55% masyarakat kota, aktif berolahraga.

Bagi masyarakat perkotaan, momen car free day atau hari tanpa kendaraan kerap dimanfaatkan masyarakat untuk berolahraga. Ceruk masyarakat olahraga yang besar ini dimanfaatkan oleh para pebisnis di bidang gaya hidup dan kesehatan, tak terkecuali industri peranti pendukung aktivitas olahraga.

Baca juga:  Hypereport: Seni Watersport, Bermain dengan Ombak hingga Menyelami Dasar Laut

Menjamurnya peranti pendukung aktivitas olahraga, teknologi menjadi pendorong utama yang menggerakkan jenama di bidang ini. Selain itu, kompatibilitas dan integrasi pun turut melengkapi kebutuhan masyarakat yang rutin menggunakan piranti teknologi saat berolahraga.

Rakuten Insight Center mencatat lebih dari setengah pengguna teknologi wearable di Indonesia membeli produk ini untuk memantau kesehatan. Alasan lainnya yang menarik adalah aksesibilitas yang lebih mudah untuk memantau aktivitas olahraga tanpa melihat smartphone.
 
Smartwatch bisa dikatakan sebagai salah satu piranti favorit yang digunakan oleh masyarakat olahraga. Smartwatch merupakan jam pintar yang mampu mendeteksi dan mengukur aktivitas manusia selama berolahraga.

Riset dari Data Bridge Market mengatakan transaksi smartwatch sukses menyentuh US$33.081,86 juta dan diproyeksikan akan bertumbuh hampir dua kali lipat pada 2030. Produk smartwatch dari vendor Apple, Samsung, Huawei, Amazfit, dan Garmin masuk dalam lima pangsa pasar terbesar untuk teknologi jam pintar di dunia.
 
Marketing Communications Manager Garmin Chandrawidhi Desideriani mengatakan, tren penggunaan smartwatch semakin terdorong setelah pandemi berakhir. Menurut Chandra, kini masyarakat kian aktif berolahraga di luar ruangan. Infrastruktur dan tempat olahraga yang meningkat juga dinilai menjadi pendorong membludaknya masyarakat olahraga di saat hari-hari libur.
 
Untuk mendukung aktivitas tersebut, smartwatch dinilai menjadi peranti yang ringkas dan bisa mendukung aktivitas olahraga dalam hal pencatatan aktivitas, pengukuran fungsi kesehatan, rute aktivitas olahraga luar ruangan, dan sebagainya. Garmin yang juga menjual produk teknologi berbasis olahraga lainnya mengakui jika memang produk wearable saat ini menjadi penjualan terbesar.  
 
Menurutnya, saat ini ada pergeseran tren di mana pengguna smartwatch tidak hanya digunakan saat olahraga saja. Karena sifatnya mengukur kesehatan secara real time, Chandrawidhi menyarankan jika smartwatch bisa digunakan setiap hari dan tak melulu dikenakan saat olahraga saja.

Fitur juga menjadi salah satu alasan kuat konsumen menentukan jenama smartwatch. Produk smartwatch Garmin mengklaim terus berinovasi untuk membuat sensor-sensor fitur kesehatan dan olahraga yang makin akurat. “Kita sematkan teknologi heart rate sensor yang akurasinya lebih baik. Kita lengkapi juga dengan fitur tambahan seperti skin temperature, solar panel, dan selalu update software supaya relevan dengan pengguna,” katanya.
 
Aplikasi kesehatan dan olahraga mendorong akses dan kompatibilitas peranti pendukung olahraga. Menurut Survei Statista Global Consumer, Indonesia duduk di peringkat keempat pengguna aplikasi kesehatan terbanyak di dunia. Indonesia meraih angka 57%, di bawah Tiongkok dan India.

Chandrawidhi mengatakan, memastikan pengguna mendapat akses pendukung piranti yang lebih mudah dan integratif seperti aplikasi kesehatan juga menjadi hal penting.
 
Garmin meluncurkan Garmin Connect dengan kapasitas cloud dan catatan data olahraga tanpa batas yang bisa dimanfaatkan pengguna. Fitur lain yang dapat dimanfaatkan pada aplikasi pendukung peranti ini antara lain pengaturan tidur, pengukuran stress, dan baterai tubuh, hingga menstrual tracker.
 
General Manager Amazfit Evan Angganantika mengatakan, peminat smartwatch kini kian lebar, tidak berpusat pada kaum urban saja melainkan juga masyarakat pinggir kota. “Konsumen 2nd tier city di Indonesia juga mengalami peningkatan minat terhadap smartwatch,” kata Evan.

Amazfit menemukan data jika ukuran pertumbuhan smartwatch terus naik pada persentase rata-rata 18% setiap tahunnya hingga 2028 mendatang. Untuk fitur, konsumen masih berkonsentrasi pada alat pemantauan kesehatan seperti pengukuran detak jantung dan kadar oksigen dalam darah.

Fitur lain yang tak kalah penting bagi konsumen adalah GPS tracking dan moda olahraga yang terdukung melalui smartwatch seperti mode lari, jalan kaki, dan lainnya. “Fitur lain yang dicari tentu aksesibilitas mudah ke smartphone, jadi bisa tetap komunikasi lewat smartwatch saja," kata Evan.
 

Akurasi & Fitur Personalisasi

Ilustrasi smartwatch. (Sumber gambar: Emiliano Cicero/Unsplash)

Ilustrasi smartwatch. (Sumber gambar: Emiliano Cicero/Unsplash)

Salah satu keraguan terbesar calon pembeli memilih smartwatch adalah persoalan akurasi. Evan menyebut, kualitas sensor dan kemampuan kecerdasan buatan (AI) merupakan dua fokus utama yang didorong jenama smartwatch untuk menciptakan algoritma pengguna lebih terpersonalisasi sesuai dengan kebutuhan dan data pengguna. Kedepannya, kecerdasan AI data menopang kebutuhan pengguna berlatih dan meningkatkan performa.
 
MX Product Marketing Senior Manager Samsung Electronics Indonesia Annisa Nurul Maulina, mengatakan tingginya angka pengguna smartwatch menandakan pentingnya peranan peranti untuk menunjang aktivitas olahraga. “Kebanyakan pengguna kami menggunakan smartwatch untuk memantau progress olahraga mereka,” kata Annisa.  
 
Selain akurasi, Samsung cenderung mendorong inovasi dalam hal personalisasi. Misalnya, fitur pemantauan detak jantung dari lima zona yang terpersonalisasi. Sensor tersebut bisa mendeteksi tahapan detak jantung untuk zona olahraga tertentu seperti pemanasan, pembakaran lemak, cardio, latihan berat, dan effort maksimal.

Tujuannya adalah untuk mendeteksi kondisi detak jantung saat pengguna melakukan olahraga intens. “Zonanya dinilai berdasarkan usia, jenis kelamin, dan kondisi personal penggunanya. Pengguna juga bisa memasukkan batas heart rate yang direkomendasikan jika memiliki kondisi kesehatan tertentu,” katanya.
 
Fitur penyesuaian pengguna ini dapat mengukur kemampuan dan ketahanan tubuh dalam berolahraga. Custom workout juga menjadi fitur personalisasi lain yang dapat digunakan dengan tujuan menentukan tahapan olahraga pengguna yang terbagi dalam 100 pilihan olahraga untuk menciptakan rutinitas olahraga yang sesuai dengan keinginan pengguna.
 
Seperti Garmin, Samsung juga melihat peralihan tren pengguna smartwatch yang tidak hanya menggunakan peranti ini ketika olahraga tetapi juga saat bersantai atau saat tidur. “Jadi di luar fungsi olahraga, smartwatch punya fitur pemantauan komposisi tubuh yang bisa dimanfaatkan untuk memantau gaya hidup lebih sehat, menyeluruh, dan memaksimalkan produktivitas juga,” jelasnya.

Baca juga: Makin Populer di Indonesia, Cek Manfaat & Kiat Olahraga Panjat Tebing

Editor: Puput Ady Sukarno

SEBELUMNYA

Daftar Pemenang Venice Film Festival 2023, Poor Things Raih Piala Golden Lion

BERIKUTNYA

Intip Daya Tarik Wisata Ramah Keluarga di CGE Avenue Depok

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: