Kasus kebocoran atau penyalahgunaan data pribadi yang merugikan masyarakat marak terjadi di Indonesia. (umber gambar Unsplash/ Dan Nelson)

Waspada, Begini Pola Hacker Lakukan Serangan Siber Saat Sedang Ngewar Tiket

09 September 2023   |   22:30 WIB
Image
Prasetyo Agung Ginanjar Jurnalis Hypeabis.id

Serangan siber telah menjadi masalah besar bagi industri hiburan, terutama saat akan ada gelaran konser musik. Tak ayal kejadian tersebut dapat mengganggu proses penjualan dan pembelian yang ingin dilakukan  para penikmat musik di Tanah Air.

Tak hanya itu, dampak serangan siber juga kerap mengakibatkan kerugian finansial bagi pembeli tiket hingga promotor. Sebab untuk mendapatkan informasi seputar konser, cara yang paling umum dilakukan adalah menelusuri situs web menggunakan browser, yang tidak terproteksi.

Baca juga:   Mengenal Jenis Hacker: Black Hat, White Hat, dan Grey Hat

Namun, aktivitas tersebut justru kerap menjadi salah satu celah yang dapat dimanfaatkan oleh para aktor jahat untuk melancarkan serangannya. terutama dalam mengeruk keuntungan dari antusiasme masyarakat saat berbagai festival musik dihelat di berbagai wilayah.

Laporan terbaru dari Unit 42 Palo Alto Networks menyebut bahwa URL, atau web browser, merupakan metode utama penyebaran ransomware, dengan jumlah kasus mencapai lebih dari 77%. Oleh karena itu, dengan banyaknya pengumuman jadwal konser belakangan ini, penting bagi Genhype untuk waspada saat berselancar di internet.

Ada beberapa insiden serangan siber yang memengaruhi penjualan tiket konser online. Salah satunya yang populer adalah serangan siber saat penjualan tiket konser Taylor Swift pada November 2022. Saat itu platform penjualan tiket banyak yang mengalami serangan yang digerakkan oleh bot sehingga membuat sistem offline dan mengganggu proses pembelian tiket. 

Adi Rusli, Country Manager Palo Alto Networks Indonesia mengatakan, serangan siber di sektor festival musik memang kerap menyoroti risiko dan kerentanan yang terus berlangsung dalam ekosistem digital. Kerugian finansial menurutnya hanyalah salah satu aspek dari permasalahan yang ada. 

"Dampak langsung lainnya yang tak kalah serius dari serangan siber pada penjualan tiket adalah pembobolan data pribadi yang terjadi selama proses tersebut berlangsung," katanya.

Menurut Adi, para pakar sejauh ini juga terus mncoba menyikapi kerentanan sistem tiket online terhadap serangan siber. Pasalnya para pelaku kejahatan kerap berhasil menerobos sistem untuk mendapatkan akses tidak sah ke akun pengguna. Dengan artian mereka juga dapat mencuri informasi pribadi dan melakukan penipuan.

Nah, agar kalian bisa lebih waspada, berikut beberapa jenis bentuk serangan siber yang umumnya kerap digunakan untuk membobol data pribadi serta memengaruhi mempengaruhi penjualan tiket konser online
 

1. Serangan Denial-of-Service (DDoS) yang terdistribusi


Dalam skenario ini, pelaku kejahatan membanjiri situs web atau platform tiket online dengan jumlah traffic yang berlebihan, sehingga menyebabkan situs tersebut macet atau tidak dapat diakses. Hal ini tidak hanya mengganggu proses penjualan tiket, tetapi juga menimbulkan rasa frustrasi di antara calon pembeli.
 

2. Serangan phishing dan rekayasa sosial


Lewat pola ini penjahat siber sering kali mengirim email penipuan atau membuat situs web palsu yang meniru penjual tiket resmi. Pelaku ancaman mengambil keuntungan dengan mengeksploitasi jaringan yang dipercaya untuk menjebak korban. Salah satu caranya adalah melalui phising, di mana mereka menyuntikkan kode berbahaya yang mereka miliki ke dalam situs web asli.

Tak hanya itu mereka biasanya juga menyebarkannya melalui domain yang baru didaftarkan (NRD). Dalam beberapa kasus, terdapat data yang menunjukkan bahwa sekitar 12,9% NRD telah disusupi oleh serangan phishing yang berasal dari layanan musik. Pelanggan yang tidak menaruh curiga dapat tertipu untuk memberikan informasi pribadi mereka, seperti detail kartu kredit, yang kemudian dapat digunakan untuk tujuan penipuan.
 

3. Pelanggaran data dan informasi pelanggan yang dicuri


Lewat pola ini peretas dapat menargetkan database yang berisi data pelanggan, termasuk nama, alamat, dan detail pembayaran. Informasi yang dicuri ini nantinya dapat dijual di dark web atau digunakan untuk pencurian identitas dan penipuan keuangan.

Itulah dia Genhype bentuk dan pola para penjahat siber dalam penjualan tiket festival musi. Nah setelah memahami berbagai jenis serangan siber tentunya kalian dapat melakukan tindakan proaktif saat membeli tiket konser secara online. 

Baca juga:  Cek 4 Rekomendasi Film Tentang Hacker yang Wajib Masuk Watch List

Editor:  Puput Ady Sukarno

SEBELUMNYA

Perhatikan 5 Hal Ini Sebelum Membeli Asuransi Kesehatan

BERIKUTNYA

Eksklusif Profil Skateboarder Nyimas Bunga Cinta: Mematahkan Stigma dengan Prestasi Dunia

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: