Waspadai Social Engineering, Modus Penipuan yang Memainkan Psikologis Korban
25 July 2023 |
13:51 WIB
Modus penipuan perbankan belakangan makin marak dengan modus yang dipakai untuk mengelabui korban pun makin bermacam-macam. Mulai dari menyebarkan undangan pernikahan hingga menyebar info pancingan bahwa sasarannya telah memenangkan undian berhadiah.
Semua modus itu cuma punya satu tujuan, yaitu membuat korban lengah dan mau memberikan data pribadi yang rahasia. Jika berhasil, si penipu akan dengan mudah menguras isi rekening korban. Teknik mengelabui korban dengan berbagai modus ini dikenal dengan social engineering.
Baca juga: Cerita Asri Welas Terkena Modus Penipuan Jaringan Internasional, Saldo Rekening Sampai Habis
Direktur BCA Santoso mengatakan bahwa teknik social engineering memang kerap dipakai oleh oknum untuk menipu calon korban. Teknik ini memang licin dan bisa membuat orang tanpa sadar telah menjadi korban penipuan hingga mengetahui isi rekeningnya telah ludes.
Social engineering adalah sebuah rekayasa sosial. Istilah ini adalah teknik manipulasi yang memanfaatkan kesalahan manusia untuk mendapatkan akses informasi pribadi atau data berharga lain. Dalam dunia cyber crime, jenis ini memang bisa membuat korban tidak curiga.
Korban bisa dengan mudah mengungkapkan data ke penipu tanpa ada kecemasan apa pun. Pada titik ini, psikologis korban telah dimainkan sehingga si penipu ini bisa mengelabui si korban tersebut.
“Biasanya, caranya dengan membikin hati senang, sedih atau dengan ancaman. Untuk itu, kami selalu ingatkan agar nasabah selalu kembali ke sumber aslinya sebelum percaya terhadap sesuatu,” ungkap Santoso dalam konferensi pers peluncurkan serial Nurut Apa Kata Mama, Senin (25/7).
Santoso mengingatkan agar setiap orang jangan mudah percaya jika tiba-tiba orang yang tidak dikenal memberikan informasi yang mencurigakan. Terlebih, saat ini modusnya sangat bermacam-macam.
Salah satu yang kerap terjadi ialah mengiming-imingi calon korban bahwa dirinya akan mendapatkan hadiah dari bank tertentu. Korban lalu diarahkan untuk mengeklik link web bank palsu. Kemudian, korban akan diminta memberikan data pribadi yang rahasia.
Padahal, data pribadi yang sangat rahasia itu tidak boleh diketahui oleh siapa pun, termasuk orang terdekat. Oleh karena itu, sebaiknya setiap kali mendapatkan informasi yang tampak mencurigakan, alangkah baiknya untuk segera kembali ke sumber aslinya.
Segera hubungi pihak bank yang bersangkutan untuk memastikan informasi yang diterimanya benar atau tidak. Cara ini bisa menghindari orang terkena modus-modus penipuan yang belakangan makin canggih.
Menurut Santoso, seiring dengan digitalisasi bank, modus-modus seperti ini memang akan terus ada. Bukan hanya di Indonesia, melainkan juga dunia. Namun, ada perbedaan yang signifikan di antara keduanya.
Di Indonesia, para hacker atau penipu lebih sering mengincar sisi kelemahan dari pihak konsumen. Mereka mencoba mengelabui para korban dengan teknik social engineering tersebut.
Adapun di luar negeri, para pelaku justru mencari kesalahan dari pihak bank. Mereka melakukan peretasan di bank, lalu melakukan tindak kejahatan di sana. “Kita ingin mengajak nasabah untuk selalu melihat sumber informasi. Jangan langsung mudah percaya,” tegasnya.
Baca juga: 4 Langkah Penting Agar Tak Jadi Korban Modus Penipuan di WhatsApp
Melihat berbagai modus penipuan yang makin beragam, baru-baru ini BCA bekerja sama dengan Imajinari juga membuat serial video yang membahas hal tersebut. Dibalut dengan komedi dan cerita yang ringan, serial Nurut Apa Kata Mama akan memberikan edukasi tentang pentingnya mewaspadai berbagai modus penipuan yang makin marak terjadi.
Serial ini diproduseri oleh Ernest Prakasa dan disutradarai Muhadly Acho. Bergenre komedi ringan, seri video Nurut Apa Kata Mama terdiri dari 8 episode dan akan diunggah secara berkala setiap Selasa, mulai dari 25 Juli 2023 di Kanal YouTube Solusi BCA.
Editor: Fajar Sidik
Semua modus itu cuma punya satu tujuan, yaitu membuat korban lengah dan mau memberikan data pribadi yang rahasia. Jika berhasil, si penipu akan dengan mudah menguras isi rekening korban. Teknik mengelabui korban dengan berbagai modus ini dikenal dengan social engineering.
Baca juga: Cerita Asri Welas Terkena Modus Penipuan Jaringan Internasional, Saldo Rekening Sampai Habis
Direktur BCA Santoso mengatakan bahwa teknik social engineering memang kerap dipakai oleh oknum untuk menipu calon korban. Teknik ini memang licin dan bisa membuat orang tanpa sadar telah menjadi korban penipuan hingga mengetahui isi rekeningnya telah ludes.
Social engineering adalah sebuah rekayasa sosial. Istilah ini adalah teknik manipulasi yang memanfaatkan kesalahan manusia untuk mendapatkan akses informasi pribadi atau data berharga lain. Dalam dunia cyber crime, jenis ini memang bisa membuat korban tidak curiga.
Korban bisa dengan mudah mengungkapkan data ke penipu tanpa ada kecemasan apa pun. Pada titik ini, psikologis korban telah dimainkan sehingga si penipu ini bisa mengelabui si korban tersebut.
“Biasanya, caranya dengan membikin hati senang, sedih atau dengan ancaman. Untuk itu, kami selalu ingatkan agar nasabah selalu kembali ke sumber aslinya sebelum percaya terhadap sesuatu,” ungkap Santoso dalam konferensi pers peluncurkan serial Nurut Apa Kata Mama, Senin (25/7).
Direktur BCA Santoso dalam konferensi pers peluncuran serial Nurut Apa Kata Mama (Sumber gambar: Hypeabis.id/Abdurachman)
Santoso mengingatkan agar setiap orang jangan mudah percaya jika tiba-tiba orang yang tidak dikenal memberikan informasi yang mencurigakan. Terlebih, saat ini modusnya sangat bermacam-macam.
Salah satu yang kerap terjadi ialah mengiming-imingi calon korban bahwa dirinya akan mendapatkan hadiah dari bank tertentu. Korban lalu diarahkan untuk mengeklik link web bank palsu. Kemudian, korban akan diminta memberikan data pribadi yang rahasia.
Padahal, data pribadi yang sangat rahasia itu tidak boleh diketahui oleh siapa pun, termasuk orang terdekat. Oleh karena itu, sebaiknya setiap kali mendapatkan informasi yang tampak mencurigakan, alangkah baiknya untuk segera kembali ke sumber aslinya.
Segera hubungi pihak bank yang bersangkutan untuk memastikan informasi yang diterimanya benar atau tidak. Cara ini bisa menghindari orang terkena modus-modus penipuan yang belakangan makin canggih.
Menurut Santoso, seiring dengan digitalisasi bank, modus-modus seperti ini memang akan terus ada. Bukan hanya di Indonesia, melainkan juga dunia. Namun, ada perbedaan yang signifikan di antara keduanya.
Di Indonesia, para hacker atau penipu lebih sering mengincar sisi kelemahan dari pihak konsumen. Mereka mencoba mengelabui para korban dengan teknik social engineering tersebut.
Adapun di luar negeri, para pelaku justru mencari kesalahan dari pihak bank. Mereka melakukan peretasan di bank, lalu melakukan tindak kejahatan di sana. “Kita ingin mengajak nasabah untuk selalu melihat sumber informasi. Jangan langsung mudah percaya,” tegasnya.
Baca juga: 4 Langkah Penting Agar Tak Jadi Korban Modus Penipuan di WhatsApp
Melihat berbagai modus penipuan yang makin beragam, baru-baru ini BCA bekerja sama dengan Imajinari juga membuat serial video yang membahas hal tersebut. Dibalut dengan komedi dan cerita yang ringan, serial Nurut Apa Kata Mama akan memberikan edukasi tentang pentingnya mewaspadai berbagai modus penipuan yang makin marak terjadi.
Serial ini diproduseri oleh Ernest Prakasa dan disutradarai Muhadly Acho. Bergenre komedi ringan, seri video Nurut Apa Kata Mama terdiri dari 8 episode dan akan diunggah secara berkala setiap Selasa, mulai dari 25 Juli 2023 di Kanal YouTube Solusi BCA.
Editor: Fajar Sidik
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.