Fakta Menarik Starlink, Layanan Internet Milik Elon Musk yang Akan Hadir di Indonesia
06 September 2023 |
22:11 WIB
Kualitas internet di Indonesia sampai saat ini belum bisa menjangkau ke daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T). Hal tersebut kemudian membuat PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk menjalin kerja sama dengan satelit Starlink yang bisa memfasilitasi layanan internet dengan kecepatan tinggi di daerah 3T Indonesia.
Starlink dikembangkan oleh SpaceX, perusahaan yang didirikan oleh Elon Musk, yang juga memimpin Tesla dan Neuralink. Sebetulnya Starlink sudah lama masuk ke Indonesia. Hanya saja, layanan internet yang disediakan tidak langsung diberikan kepada pelanggan, melainkan melalui Internet Service Provider (ISP) yang ada di Indonesia.
Baca juga: 5 Panduan Memilih Provider Internet Terbaik Biar Enggak Menyesal
Hadirnya layanan internet Starlink akan membuat produk penyedia internet di Indonesia lebih beragam. Mulai dari kebutuhan korporasi, rumah tangga, maupun personal. Mengutip dari laman resmi Starlink, simak sejumlah fakta menarik tentang layanan internet milik Elon Musk tersebut.
Kecepatan internet yang tinggi tersebut tentunya akan memudahkan sektor pelayanan publik seperti rumah sakit, bank, sekolah, dan lainnya. Teknologi ini dapat meningkatkan kualitas hidup dan peluang ekonomi suatu negara. Selain itu juga memudahkan pengguna untuk beraktivitas seperti virtual meeting, streaming video, main gim, dan lainnya.
Dilihat dari angkanya, kecepatan akses Starlink berbanding jauh dengan nilai median kecepatan internet di Indonesia. Menurut hasil laporan bertajuk Digital 2022 - April Global Statshot Report. Pada awal 2022, nilai median kecepatan unduh internet mobile di Indonesia hanya sebesar 17,24 Mbps, sementara internet kabel mencapai 20,46 Mbps. Sementara Starlink menawarkan kecepatan 100-200 Mbps,
Starlink akan bekerja mirip layanan internet pada umumnya di Indonesia. Yang membedakannya adalah, Starlink membagikan jaringan broadband-nya melalui satelit luar angkasa, bukan lewat kabel fiber optic yang biasa dipakai operator internet di Indonesia.
Starlink akan meluncurkan ribuan satelit kecil ke orbit rendah Bumi (LEO) dan menciptakan jaringan node yang saling berhubungan untuk memancarkan sinyal internet ke bumi. Sinyal-sinyal tersebut kemudian akan ditangkap oleh Starlink Base di rumah, perkantoran, atau tempat-tempat lainnya. Butuh perangkat WiFi Router untuk menyalurkan kembali jaringan tersebut ke gawai para penggunanya.
Baca juga: Qualcomm Kenalkan Teknologi Hybrid AI, Bisa Berjalan Tanpa Internet
SpaceX telah mengorbitkan hampir 3.000 satelit Starlink menggunakan roket milik SpaceX, Falcon 9. Ke depannya Starlink menargetkan peluncuran 10.000-12.000 satelit untuk menyediakan cakupan internet bagi negara-negara di seluruh dunia. Satelit-satelit Starlink tersebut berada di orbit rendah sekitar Bumi agar bisa mendapat koneksi cepat.
Editor: Fajar Sidik
Starlink dikembangkan oleh SpaceX, perusahaan yang didirikan oleh Elon Musk, yang juga memimpin Tesla dan Neuralink. Sebetulnya Starlink sudah lama masuk ke Indonesia. Hanya saja, layanan internet yang disediakan tidak langsung diberikan kepada pelanggan, melainkan melalui Internet Service Provider (ISP) yang ada di Indonesia.
Baca juga: 5 Panduan Memilih Provider Internet Terbaik Biar Enggak Menyesal
Hadirnya layanan internet Starlink akan membuat produk penyedia internet di Indonesia lebih beragam. Mulai dari kebutuhan korporasi, rumah tangga, maupun personal. Mengutip dari laman resmi Starlink, simak sejumlah fakta menarik tentang layanan internet milik Elon Musk tersebut.
1. Keunggulan layanan internet Starlink
Starlink menawarkan kecepatan internet yang tinggi, latensi rendah, dan minim gangguan. Starlink menawarkan kecepatan 100-200 Mbps, dengan waktu transfer data atau latensi 20 ms. Starlink bisa menghadirkan kecepatan yang tinggi tersebut karena langsung terhubung ke satelit luar angkasa. Satelit-satelit Starlink tersebut berada di orbit rendah sekitar Bumi karenanya bisa mendapatkan koneksi yang cepat.Kecepatan internet yang tinggi tersebut tentunya akan memudahkan sektor pelayanan publik seperti rumah sakit, bank, sekolah, dan lainnya. Teknologi ini dapat meningkatkan kualitas hidup dan peluang ekonomi suatu negara. Selain itu juga memudahkan pengguna untuk beraktivitas seperti virtual meeting, streaming video, main gim, dan lainnya.
Dilihat dari angkanya, kecepatan akses Starlink berbanding jauh dengan nilai median kecepatan internet di Indonesia. Menurut hasil laporan bertajuk Digital 2022 - April Global Statshot Report. Pada awal 2022, nilai median kecepatan unduh internet mobile di Indonesia hanya sebesar 17,24 Mbps, sementara internet kabel mencapai 20,46 Mbps. Sementara Starlink menawarkan kecepatan 100-200 Mbps,
2. Cara kerja internet Starlink
Starlink akan bekerja mirip layanan internet pada umumnya di Indonesia. Yang membedakannya adalah, Starlink membagikan jaringan broadband-nya melalui satelit luar angkasa, bukan lewat kabel fiber optic yang biasa dipakai operator internet di Indonesia.Starlink akan meluncurkan ribuan satelit kecil ke orbit rendah Bumi (LEO) dan menciptakan jaringan node yang saling berhubungan untuk memancarkan sinyal internet ke bumi. Sinyal-sinyal tersebut kemudian akan ditangkap oleh Starlink Base di rumah, perkantoran, atau tempat-tempat lainnya. Butuh perangkat WiFi Router untuk menyalurkan kembali jaringan tersebut ke gawai para penggunanya.
Baca juga: Qualcomm Kenalkan Teknologi Hybrid AI, Bisa Berjalan Tanpa Internet
SpaceX telah mengorbitkan hampir 3.000 satelit Starlink menggunakan roket milik SpaceX, Falcon 9. Ke depannya Starlink menargetkan peluncuran 10.000-12.000 satelit untuk menyediakan cakupan internet bagi negara-negara di seluruh dunia. Satelit-satelit Starlink tersebut berada di orbit rendah sekitar Bumi agar bisa mendapat koneksi cepat.
3. Harga layanan internet Starlink
Starlink akan menjadi produk internet yang harganya paling mahal. Perusahaan milik Elon Musk itu menyediakan layanan Global Roaming yang tersedia di semua negara. Layanan internetnya dibanderol sebesar US$200 (sekitar Rp3 juta) per bulan. Jumlah tersebut belum termasuk parabola Starlink Kit seharga US$599, atau setara Rp9,3 juta.Editor: Fajar Sidik
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.