5 Alasan Burning Man 2023 di Gurun Nevada Berubah Menjadi Petaka

3. Pengunjung kesulitan mengakses makanan, air bersih, dan toilet.

Pengunjung festival Burning Man diimbau untuk menghemat makanan dan air setelah hujan lebat mengubah lokasi perkemahan menjadi pemandian lumpur. Cuaca sangat buruk sehingga akses masuk dan keluar acara di negara bagian Nevada, AS, ini terpaksa ditutup sementara.

Dilansir dari BBC, Anatoly - yang tidak mau menyebutkan nama belakangnya - menghadiri festival tersebut bersama putrinya selama dua tahun berturut-turut. Dia mengatakan bahwa mereka datang dengan persiapan menghadapi badai debu di gurun yang biasanya beriklim panas, tapi malah disambut dengan hujan lebat. Toilet portabel juga tidak dapat digunakan karena tidak dapat dikosongkan selama cuaca buruk.

Salah satu pengunjung festival yang berbicara kepada BBC, Shervin Natan, mengatakan meski kondisinya berlumpur, pesta tetap berjalan seperti biasa.

“Ada kondisi yang lebih buruk dari ini, semua orang saling membantu, itulah inti dari Burning Man,” tambahnya.

Selama badai berlangsung, ribuan pengunjung tidak dapat berkomunikasi karena sinyal di seluruh lokasi kamp padam. Trailer dan bus layanan seluler dikerahkan untuk mereka yang masih terdampar di lokasi festival, untuk memungkinkan akses internet pada Sabtu, (2/9/2023), malam.

Penyelenggara juga menambahkan bahwa mereka telah mengerahkan bus menuju Gerlac, sebuah kota kecil di Nevada yang dilalui pengunjung untuk sampai ke arena festival, untuk mengangkut pengunjung kembali ke Reno.
 

@kovalenkooliza #burningman #burningman2023 #bn2023 ♬ Such a Whore (Baddest Remix) - JVLA

 

4. Pengunjung terjebak di Black Rock City.

Burners yang tetap berada di lokasi festival melaporkan kondisi tempat perkemahan mereka yang kotor dan kebanjiran, tanah berlumpur sehingga kendaraan tidak dapat melewatinya, dan toilet portable yang tidak dapat digunakan karena hujan.

Bahkan selebriti yang hadir seperti Chris Rock dan Diplo melaporkan berjalan sejauh lima mil dan menumpang bersama pengunjung lainnya untuk keluar dari area tersebut.

Seorang yang berbasis di Los Angeles, yang tidak ingin disebutkan namanya, mengatakan kondisi cuaca saat ini membuat peserta yang terdampar berisiko mengalami hipotermia jika mereka tidak dapat pindah ke lokasi yang hangat dan kering.

Dia menambahkan bahwa semakin lama mereka terdampar, semakin besar kemungkinan mereka tertular Covid-19, keracunan makanan, dan penyakit perut yang berhubungan dengan kebersihan karena persediaan bahan pembersih makin menipis.

Setelah badai membanjiri lokasi festival Burning Man tahun ini, rumor online dengan cepat beredar tentang kemungkinan wabah Ebola yang berdampak pada ribuan Burners yang masih ada di Playa (area festival).

Meskipun wabah Ebola akan menjadi perhatian besar jika ditemukan di kamp karena tingkat penularannya yang tinggi, tidak ada bukti bahwa siapa pun yang hadir di kamp tertular penyakit tersebut.

5. Satu orang meninggal dunia.

Pada Minggu, (2/9/2023), polisi mengumumkan penyelidikan atas kematian yang tidak disebutkan secara spesifik di festival tersebut tanpa mengungkapkan nama almarhum atau apakah ada dugaan pelanggaran. Burning Man Communications mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa kematian tersebut tidak ada hubungannya dengan cuaca buruk.

Organisasi tersebut menyebutkan seorang pria yang diyakini berusia sekitar 40 tahun ditemukan di Playa pada Jumat, (1/9/2023). Petugas tanggap darurat mencoba menyadarkannya tetapi dia meninggal dunia.

Identitas pria tersebut belum diungkapkan tetapi keluarga terdekat mereka telah diberitahu sementara Kantor Sheriff Pershing County masih menyelidiki kematian tersebut.

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)

Editor: Gita Carla