Angga Yunanda & Shenina Cinnamon di MACAN Gala 2023. (Sumber gambar : Abdurachman/JIBI/Hypeabis.id)

Angga Yunanda Kenal Sunaryo Ketika Shenina Kepincut Goenawan Mohamad di MACAN Gala 2023

27 August 2023   |   04:13 WIB
Image
Desyinta Nuraini Jurnalis Hypeabis.id

MACAN Gala 2023 bukan hanya menarik perhatian para kolektor, namun juga artis muda seperti Angga Yunanda dan Shenina Cinnamon. Pasangan aktor dan aktris ini mengaku penasaran dengan lelang amal yang bertujuan untuk meningkatkan pendidikan seni di Indonesia itu.
 
Angga menyebut MACAN Gala menjadi acara lelang pertama yang dihadirinya. "Jujur kalau untuk aku pribadi, aku penasaran banget sama auctionnya karena sebenarnya aku belum pernah ikut auction sama sekali," ujarnya kepada Hypeabis.id di The St. Regis Jakarta, Jumat malam kemarin. 
 
Pemain film Mencuri Raden Saleh itu menyebut sangat suka melihat lukisan. Oleh karena itu, Angga tidak mau melewatlan undangan untuk hadir pada MACAN Gala 2023. Adapun acara ini melelang 10 lukisan dari para perupa ternama Indonesia dan Asia Tenggara.
Begitu pula Shenina yang menyebut hanya bisa melihat lelang lukisan dalam sebuah film. "Seperti yang di film dia (Angga) sebelumnya kan. Kayak pelelangan itu kan biasanya terjadi hectic. Kita pengen aja tau kalau misalnya di karya seni bakal kayak gimana," ulasnya.
 
Meskipun hadir bersama dan terlihat selalu kompak, ternyata Angga dan Shenina punya selera berbeda loh mengenai lukisan yang dilelang dalam MACAN Gala 2023. Angga mengaku tertarik dengan lukisan karya perupa Sunaryo bertajuk Titian Putih.
 
Aktor kelahiran Lombok itu begitu familiar dengan perupa Sunaryo. Pasalnya, karya perupa itu hadir dalam film yang dibintanginya, Mencuri Raden Saleh. "Kayaknya familiar, disebut juga di film aku," imbuhnya. 
 
Sementara itu, Shenina langsung kepincut dengan karya perupa Goenawan Mohamad berjudul Perempuan dan Tanah. Meskipun sulit mengartikan makna lukisannya, dia mengaku tertarik dengan visual dan sosok wanita yang digambarkan. 
 
"Karena dia cewek, dia kayak ngeliatin aku. Jadi kayaknya lucu aja. Baru dateng aku sudah diliatin," sebut Shenina yang mengaku selalu tertarik dengan karya yang menyita perhatiannya sejak awal. 
 

Karya lukisan perupa Sunaryo. (Sumber gambar : Desyinta Nuraini/Hypeabis.id)

Karya lukisan perupa Sunaryo. (Sumber gambar : Desyinta Nuraini/Hypeabis.id)

Mengenal Sunaryo
 
Sunaryo merupakan salah satu seniman modern terkemuka Indonesia yang berkarier lebih dari lima dekade. Melalui lukisan abstraknya, Sunaryo mendalami kontemplasi spiritual yang mendalam, mengeksplorasi keterhubungan antara manusia dan alam. 
 
Dia memperoleh inspirasi hebat dari esensi seni tradisional Indonesia yang terus mempengaruhi ekspresi kreatifnya. Pada 1973, Sunaryo memainkan peran penting dalam salah satu pendiri Decenta
grup di Bandung. Kolektif inovatif ini memperluas paradigma seni non-representasional. 
 
Sunaryo merambah ke bidang estetika eksplorasi yang terinspirasi oleh seni tradisional Indonesia, berintegrasi ide-ide ini menjadi lukisan, patung, dan cetakan. Dia, bersama dengan anggota lainnya, telah menandai titik balik yang penting perkembangan seni Indonesia, menganut cara pandang yang segar dan merayakan kemungkinan seni abstrak yang tak terbatas.
 
Selama periode ini, upaya seni Sunaryo membawanya untuk memulai pada berbagai proyek desain interior. Dia mahir menggunakan visi estetikanya untuk menciptakan elemen estetika yang menawan dalam jumlah gedung perkantoran di Jakarta. 
 
Selain itu, dia aktif terlibat dalam proyek monumen yang menghiasi ruang publik pada umumnya kota-kota di Indonesia. Monumen karyanya yang terkenal termasuk Patung Jenderal Sudirman (2003) di Jakarta dan kuali api Bilah Nusantara (2018) di kawasan Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta.
 
Sunaryo mendirikan sebuah ruang seni alternatif bagi seniman muda di Bandung yang dikenal dengan nama Selasar Sunaryo Art Space (SSAS) yang aktif mendukung keberagaman kegiatan seni dan berbagai ekspresi budaya di Bandung.
 
Mengenal Goenawan Mohamad 
 
Penulis, jurnalis, penyair, dan penulis drama ini kerap membuat karya sastra yang mendalami tema-tema politik dan estetika, serta hal-hal kompleksitas masyarakat Indonesia. Karyanya sebagai seniman visual, mulai dari seni lukis, gambar, dan seni grafis, sama-sama menarik.
 
Menurut sang seniman, karya seninya berfungsi sebagai penawar "racun" yang ada di masyarakat. Dia percaya bahwa seni harus menanamkan harapan dan optimisme. 
 
Tulisan maupun karya seninya bertemakan kebebasan berekspresi. Dia memulai perjalanan visualnya dengan pameran bertajuk 'PE.TIK.AN’ di Pelataran Djoko Pekik, Bantul, Yogyakarta (2016), dilanjutkan oleh ‘Kata, Gambar’ di dia.lo.gue artspace, Jakarta (2017), dan ‘Ke Tengah’ di Galeri Sarang (2017). 
 
Goenawan Mohammad telah menerima berbagai penghargaan, termasuk kontribusinya terhadap sastra dan jurnalisme, baik di Indonesia maupun secara internasional. Dia ikut mendirikan majalah Tempo pada 1971. 

Sebagai editor dan penulis Tempo, Goenawan Mohammad memainkan peran penting dalam mempromosikan kebebasan pers dan keterbukaan dialog pada masa rezim otoriter Indonesia, khususnya melalui esainya di 'Catatan Pinggir', di mana ia mengangkat diskusi seputar filsafat, politik, sastra, budaya, hingga ideologi.

Baca juga:  Museum MACAN Lelang 10 Karya Seni untuk Dukung Pendidikan & Pemberdayaan Komunitas

Editor : Puput Ady Sukarno

SEBELUMNYA

Mengulik Makna Lukisan FX Harsono yang Dilelang MACAN Gala

BERIKUTNYA

Gim Sky: Anak-anak Cahaya Pecahkan Rekor Dunia

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: