Goenawan Mohamad (dok. Instagram Goenawan Mohamad)

Di Muka Jendela: Enigma Tegaskan Interaksi Antara Puisi dan Seni Rupa

18 August 2021   |   23:26 WIB
Image
Desyinta Nuraini Jurnalis Hypeabis.id

Di Muka Jendela: Enigma menjadi karya apik budayawan tiga zaman, Goenawan Mohammad. Karya tersebut menegaskan interaksi antara puisi dan seni rupa. Judulnya pun tidak sembarang. Di Muka Jendela, judul yang dibuat pada 1961 oleh pria yang karib disapa GM ini, ingin menujukkan pandangannya dalam melihat dunia.

Menurut kurator pameran GM, Hendro Wiyanto, jendela juga menjadi batas terhadap apa yang bisa dilakukan dan ditangkap perupa atau penyair.

“Ini puisi yang mengaktifkan indra kita untuk membaca, mencecap, mendengar suara yang tidak ada, melihat apa yang mungkin tidak kita lihat,” ujarnya dalam bincang karya GM secara virtual dari akun YouTube Salihara, Rabu (18/8.2021).

Sementara kata Enigma ditambahkan untuk menunjukkan sesuatu yang tidak sepenuhnya dipahami dan ini tercermin dalam beberapa goresan gambar yang diciptakan GM. Ya, tidak perlu dipahami, cukup dinikmati karyanya walaupun di balik itu pasti ada makna.

“Semacam teka teki, sesuatu yang tidak terlalu jelas untuk nalar kita. Melalui frasa Di Muka Jendela: Enigma, mudah-mudahan dapat menangkap paradigma GM,” sebut Hendro.

GM memang dikenal dengan keluasan dan kedalaman frasa atau puisi yang diciptakan. Namun kata Hendro ini juga tercermin dari karya rupa pria yang baru saja menginjak usia 80 tahun itu. 

Hendro menuturkan GM tidak percaya bahwa gambar berbeda dengan lukisan sehingga secara teoretis tidak perlu ada kategori gambar dan lukisan. Oleh karena itu dalam karya rupa GM ini tidak banyak teknis yang dipakai, dia lebih banyak menghadirkan paradigma. 

“Mas Goen lebih banyak hadirkan gambar, lukisan lebih banyak unsur garis linear yang hilang,” imbuhnya.

Seluruh karya GM dalam pameran kali ini kata Hendro juga menimbulkan suasan dinamis. GM pun dengan cepat menentukan identitas warnanya yang mungkin menghadirkan suasana muram atau murung.

“Tapi kalau diperhatikan latar selalu datar. Foto latar datar di beberapa seri lukisan GM. Ada ambiguitas pada latar yang disadari GM,” sebutnya.

Karena keluasan dan kedalaman GM pada karyanya, Hendro bersama S. Malela Mahargasarie, rekan sesama kurator bahkan harus memilah dan mengelompokkan lebih dari 100 gambar atau lukisan GM. Adapun karya-karya itu dikerjakan sejak 2018-2021. 

Oleh karena jumlahnya yang banyak, karya ini pun dipamerkan di dua tempat terpisah. Pertama di Salihara Art Center pada 29 Juli-29 Agustus dan Nadi Gallery pada 29 Juli hingga 29 September.


Editor: Avicenna

SEBELUMNYA

Antisipasi Meeting Virtual, Ini 3 Tips Tampak Flawless saat WFH

BERIKUTNYA

Uniqlo Akan Rilis Kaus Kolaborasi dengan Anime Demon Slayer

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: