Alula Sumendap berpose saat pameran tunggalnya yang bertajuk Idola di CG Art Space, Jakarta (sumber gambar Hypeabis.id/ Suselo Jati)

Usung Tema Neo Pop, Perupa Alula Sumendap Gelar Pameran Tunggal Idola di CG Artspace

25 August 2023   |   15:35 WIB
Image
Prasetyo Agung Ginanjar Jurnalis Hypeabis.id

Seniman Alula Sumendap menggelar pameran tunggal bertajuk Idola di CG Artsphere, Jakarta Selatan. Mengambil tema neo pop Jepang, seniman asal Jakarta itu banyak mengeksplorasi subkultur otaku atau anime dalam deretan karyanya yang dipacak hingga 5 september 2023.

Setidaknya ada belasan karya yang dihadirkan dalam pameran ini, meliputi lukisan dan karya mix media. Uniknya, karya tersebut mewujud dalam karakter sosok perawat yang menjadi alter ego dari sang seniman.

Baca juga: Usung Isu Perempuan, Perupa Sari Koeswoyo Gelar Pameran Tunggal Lakonmu Apa? di Ruang Garasi

Menyukai manga sejak kecil, karya-karya Alula memang banyak mengeksplorasi budaya animasi Jepang. Namun, alih-alih meniru berbagai karakter manga populer yang sudah ada, Alula justru menciptakan karakternya sendiri.

Adapun semua bentuk karyanya yang bergaya kartun memuat sosok karakter yang merepresentasikan perasaan moe, istilah Jepang yang mengacu pada pemujaan tokoh fiksi. Selain itu terlihat juga gaya kawaii atau nuansa keimutan dalam karakternya yang dinamai Pekorin.

Karakter Pekorin merujuk pada sosok perawat yang selalu menggerakan hati Alula. Hal itu bermula saat kecil dia kerap gering dan dirawat di rumah sakit, hingga gambaran mengenai sosok yang selalu merawat pasien tersebut membekas cukup dalam di sanubarinya.

Hal itu misalnya, mewujud dalam karya berjudul Discord #1 sampai Discord #5 yang menggambarkan sosok perawat dalam berbagai gestur. Menggunakan medium kanvas berukuran 50 X 50 cm, Pekorin dilukiskan lewat deretan ekspresi mulai dari marah, tersenyum genit, hingga menangis.

 

Lukisan karya Alula Sumendap berjudul Discord #1,#2, dan 3# (Acrylic on Canvas, 2023, 50x50 cm) (sumber gambar Hypeabis.id/Suselo Jati)

Lukisan karya Alula Sumendap berjudul Discord #1,#2, dan 3# (Acrylic on Canvas, 2023, 50x50 cm) (sumber gambar Hypeabis.id/Suselo Jati)


Alih-alih menggambarkan perawat dengan warna kulit yang umum, Alula justru menggunakan palet merah sehingga memberi nuansa kontras dengan sosoknya yang imut. Rambut Pekorin juga digores dengan warna hijau yang memberi impresi pada kultur harajuku Jepang yang kini umum ditemukan dalam dunia cosplayer.

Narasi lain dengan corak yang sama juga tertuang lewat karya bertajuk Cheese Renaissance (2021) yang menggunakan palet merah dan kehijauan. Sesuai judulnya, karya berdimensi 80 X 60 cm dengan media acrylic on canvas itu mencoba mengangkat semangat zaman era renaisans.

Sang seniman mencoba mengambil figur Mona Lisa yang menjadi karya masyhur Leonardo da Vinci dengan karakter ciptaannya, Pekorin. Karakter tersebut ditampilkan dengan raut dan pose laiknya model Lisa del Giocondo yang dilukis oleh da Vinci pada abad ke-15, Namun figurnya telah diubah menjadi sosok perawat dengan busana era Victoria sembari memegang boneka.

"Sosok perawat memang memiliki kenangan mendalam di hati saya. Sebab, merekalah yang sering saya temui saat kecil terutama saat saya kerap dirawat inap di tumah sakit," katanya.

 

Lukisan karya Alula Sumendap berjudul  Cheese Renaissance (2021) (sumber gambar Hypeabis.id/Suselo Jati)

Lukisan karya Alula Sumendap berjudul Cheese Renaissance (2021) (sumber gambar Hypeabis.id/Suselo Jati)


Kurator Raihan Prabowo mengatakan, karakter neo pop Pekorin dari karya Alula merupakan bentuk ekspresi yang diidealkan alih-alih menjadi potret diri. Hal itu merupakan salah satu metode untuk menonjolkan sosok alter ego atau keinginan alam bawah sadar sang seniman.

Menurutnya, budaya pop Jepang dekade 1980-an memang banyak menginspirasi kepekaan artistik dan perspektif duniawi Alula. Hal itu dapat dilihat lewat teknik cell shading dan pemblokiran warna yang hingar bingar sebagai penghormatan terhadap gaya dan estetika anime.

Eksplorasi sang seniman dalam seni kontemporer Jepang juga membawanya menemukan seniman Mr. dan Takashi Murakami yang banyak mendominasi bentuk karakter karya-karyanya. Terutama di era Web 3.0 yang telah memungkinkan masyarakat melampaui batas fisik dan identitas nasional.

"Hubungan Pekorin dan Alula tampaknya parasosial, namun jarak di antara mereka tidak layak untuk diklasifikasi. Apakah timbal balik dan ketergantungan mereka hanya ilusi masih bisa diperdebatkan, yang pasti Pekorin masih hidup hingga saat ini di galeri ini," kata Raihan.

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)

Editor: Nirmala Aninda

SEBELUMNYA

Pakar Marketing Beberkan Rahasia Kenapa Artis Mudah Banget Pecahkan Rekor di Live Shopping

BERIKUTNYA

Konsumen e-Commerce Sensitif Terhadap Program yang Membentuk Biaya Akhir

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: