Ilustrasi anak remaja menggunakan smartphone. (Sumber foto: Pexels/Katerina Holmes)

5 Kiat Menjaga Anak dari Kejahatan Siber

21 August 2023   |   20:06 WIB
Image
Desyinta Nuraini Jurnalis Hypeabis.id

Internet bagaikan pedang bermata dua. Penghubung jaringan komputer ini bisa berdampak positif apabila dimanfaatkan secara baik tetapi dapat menjadi senjata yang tajam dan ancaman jika disalahgunakan. Anak-anak tentu menjadi sasaran empuknya. 

Lance Spitzner dari SANS Institute menyebut ada tiga ancaman utama internet bagi anak-anak. Pertama, orang asing seperti predator seksual, sextortion, dan pelaku penipuan. 

Baca juga: Warning! Total 16 Kasus Bullying di Sekolah Sejak Januari 2023, Paling Banyak di SD

Kedua, pengguna internet sebaya yang merujuk pada perilaku cyberbullying, prank, sextortion, dan contoh buruk. Ketiga yakni diri sendiri seperti berbagi informasi berlebihan, sexting, intimidasi, dan mengunduh/membagikan konten ilegal. 

Menurut Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemenppa), anak Indonesia berusia 12-17 tahun merupakani sasaran pelecehan dan eksploitasi seksual online. Sementara hasil penelitian Center for Digital Society (CfDS) per Agustus 2021 berjudul Teenager-Related Cyberbullying Case in Indonesia yang dilakukan terhadap anak (pelajar) usia 13-18 tahun, menyatakan1.895 siswa (45,35 persen) mengaku menjadi korban cyberbullying, sedangkan 1.182 siswa (38,41 persen) merupakan pelaku. 

Platform yang sering digunakan untuk kasus cyberbullying antara lain WhatsApp, Instagram, dan Facebook. Laporan Kaspersky juga mengungkapkan bahwa Generasi Z atau mereka yang berusia antara 11 dan 26 tahun adalah kelompok yang terlalu banyak berbagi (oversharing). Mereka memiliki pengetahuan tentang keamanan online tetapi paling rentan terhadap penipuan. 

Sekitar 55 persen dari yang disurvei mengaku telah memasukkan informasi pribadi mereka di saluran media sosial seperti nama, tanggal lahir, dan lokasi. Mayoritas atau 72 persen dari mereka tidak dapat mengidentifikasi penipuan phishing dan 26 persen mengaku telah menjadi korban penipuan phishing.

“Saat ini anak-anak berisiko dibujuk oleh orang asing, diintimidasi secara online, dan bahkan informasi pribadi mereka dicuri di sekolah,” ujar General Manager Kaspersky untuk Asia Tenggara Yeo Siang Tiong, dikutip Hypeabis.id, Senin (21/8/2023). 

Di tengah ancaman ini, berikut kiat untuk orang tua untuk memproteksi anaknya dari kejahatan dunia maya.
 

1. Rutin Berkomunikasi

Menurut survei Kaspersky pada 8.793 orang tua dari anak-anak berusia antara 7 dan 12 tahun, 58 persen diantaranya mengaku menghabiskan total kurang dari 30 menit untuk berbicara tentang keamanan internet dengan anak-anak mereka. Hanya 11 persen mengatakan mereka telah menghabiskan lebih dari dua jam berbicara dengan anak-anak tentang bahaya di dalamnya. 

Psikolog terkenal Emma Kenny merekomendasikan untuk menghabiskan sepuluh menit setiap hari sebelum tidur untuk berbincang pada anak, termasuk aktivitas online mereka. Minta anak-anak untuk berbagi tentang hal positif dan negatif yang mereka temui secara online. Hal ini tidak hanya menormalkan percakapan tentang perlindungan internet, bahkan berkontribusi pada pendekatan cyber smart atau kecerdasan siber.
1
2


SEBELUMNYA

Spesifikasi Huawei MatePad 11.5, Tablet Canggih untuk Dukung Produktivitas Kerja

BERIKUTNYA

Menilik Strategi Bisnis Sektor Pariwisata Tangkap Cuan dari Konser

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: