Ilustrasi lomba 17-an. (Sumber gambar : Unsplash/Rafael Atantya)

Lomba 17-an di Tengah Polusi, Ini Saran Dokter Paru

17 August 2023   |   09:49 WIB
Image
Desyinta Nuraini Jurnalis Hypeabis.id

Indonesia memperingati  HUT kemerdekaan ke-78 pada hari ini, Kamis, 17 Agustus 2023. Selain diwarnai dengan kegiatan upacara pengibaran bendera, warga negara di seluruh pelosok negeri biasanya menggelar beragam acara perlombaan yang cukup meriah di luar ruang, tidak terkecuali di Jakarta. 

Kendati demikian, suasana udara di Ibu Kota terbilang sedang tidak ramah. Dalam sepekan terakhir, Jakarta masuk ke dalam daftar wilayah yang udaranya tidak sehat untuk dihirup. Tentu, hal ini menimbulkan kecemasan mengingat perlombaan biasanya digelar di luar ruang. 

Spesialis Paru dari RS Universitas Airlangga dr. Alfian Nur Rosyid menyarankan agar sebaiknya masyarakat melihat indeks kualitas udara di sekitar sebelum memutuskan ikut lomba 17an di luar ruang.  “Kalau indikator terlihat tidak sehat, lebih baik kegiatan lomba sebaiknya indoor, dengan berbagai keterbatasan,” sarannya saat dihubungi Hypeabis.id, Rabu (1/8/2023). 

Apabila tetap ingin menggelar perlombaan di luar ruang, Alfian menyarankan agar masyarakat menggunakan alat pelindung diri seperti masker yang memiliki tiga lapisan. Pemakaian masker bisa dilakukan apabila aktivitas perlombaan tidak menggunakan aktivitas fisik berlebih.

Selain itu, sebaiknya memperhatikan kondisi tubuh sebelum memutuskan ikut lomba. Penting juga menjaga imunitas  dengan mengonsumsi makanan dan suplemen yang mengandung antioksidan.

Alfian menuturkan sebaiknya kelompok rentan seperti lansia, ibu hamil, dan mereka yang memiliki penyakit pernapasan atau penyakit degeneratif, tidak mengikuti lomba atau menonton perlombaan ketika lingkungannya memiliki kadar polusi yang tinggi. Terutama mereka yang memiliki penyakit ASMA, risiko kekambuhan bisa terjadi ketika menghidup polutan di sekitar area lomba. “Asma itu hiperresponsif, sensitif pajanan polusi, bisa berdampak penyempitan saluran pernapasan. PPOK (penyait paru obstruktif kronik) juga,” tegasnya.

Sementara bagi penderita diabetes yang tidak terkontrol kadar gula darahnya, penderita gangguan ginjal yang rutin menjalani cuci darah, berisiko terinfeksi saluran pernapasan hingga pneumonia karena sel-sel tubuh mereka rentan menyerap polutan.

Baca juga: 6 Cara Mengurangi Dampak Negatif Polusi Udara, Salah Satunya Balik Pakai Masker

Alfian menerangkan polutan sangat cepat masuk ke tubuh dan menimbulkan iritasi pada saluran pernapasan. Ketika menghirup udara yang berpolusi, keluhan seperti batuk pun muncul. Tak lama, bisa muncul dahak atau sesak. “Muncul dalam hitungan menit,” sebutnya. 

Dalam jangka panjang paparan polusi, yang timbul bukan hanya batuk ringan, beberapa hari kemudian muncul iritasi di saluran pernapasan atas seperti tenggorokan karena batuk terus menerus. “Kalau iritasi bisa terjadi luka. Mikroorganisme seperti virus, bakteri, bisa masuk pernapasan, itu bisa sebabkan infeksi (ISPA),” jelas Alfian. 

Oleh karena itu, dia menyarankan agar masyarakat sebaiknya memperhatikan kesehatan tubuhnya di tengah polusi yang tinggi. Pertahanan tubuh harus dibentuk dengan menjaga pola hidup sehat. Hindari merokok atau asap rokok yang menambah polusi dan menurunkan imunitas tubuh. 


(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)

Editor: Roni Yunianto

 

SEBELUMNYA

Polusi Udara Berisiko Kematian, Pakar Kesehatan Sarankan Hal Ini

BERIKUTNYA

Taktik Kolaborasi Anti-mainstream POCO Indonesia

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: