Capai Nilai 174, Kualitas Udara DKI Jakarta Hari Ini Masuk Kategori Tidak Sehat
15 August 2023 |
09:00 WIB
Indeks kualitas udara (AQI) dan polusi udara PM2.5 di Jakarta pada Selasa, 15 Agustus 2023 tercatat tidak sehat dan jauh berada di atas standar Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO). Di antara semua pemantauan yang ada, stasiun Jeruk Purut menjadi yang paling tinggi.
Berdasarkan laman Iqair.com, prakiraan indeks kualitas udara Jakarta pada pukul 07.00 WIB mencapai 174 atau masuk dalam kategori merah. Sementara itu, konsentrasi PM2.5 mencapai 19,9 kali dari nilai panduan kualitas udara tahunan WHO dengan 99.3 µg/m³.
Baca juga: Polusi Udara Jakarta Masuk Kategori Tidak Sehat untuk Kelompok Sensitif, Kenali Bahayanya
Di antara stasiun-stasiun pemantauan yang ada di Jakarta, stasiun Jeruk Purut mencatatkan indeks 215 atau berwarna ungu atau sangat tidak sehat. Kemudian, di posisi kedua stasiun Duitku PG, Kebon Jeruk dengan nilai 196 atau bewarna merah. Posisi ketiga stasiun Kemang V mencatatkan nilai 195 yang juga berwarna merah.
Nilai indeks sebesar 174 itu menempatkan Jakarta sebagai Ibu Kota Negara Indonesia berada di peringkat kedua dalam daftar kota di dunia paling berpolusi. Di posisi pertama terdapat Dubai, Uni Emirat Arab dengan nilai 177.
Sementara itu, posisi ketiga dan keempat masing-masing ditempati oleh Doha, Qatar dan Dhaka, Banglades yang memiliki nilai 164 dan 152.
Jika dibandingkan dengan negara-negara di Asia Tenggara, Jakarta tercatat menjadi kota dengan kualitas udara paling buruk. Kuching, Malaysia memiliki indeks 148 atau oranye. Adapun, Hanoi yang berada di Vietnam memiliki nilai 88 atau kuning.
Iqair.com mencatatkan bahwa kualitas udara Jakarta pada Selasa, 15 Agustus 2023 dimulai dengan status tidak sehat bagi kelompok sensitif pada pukul 01.00 WIB dengan nilai 138. kemudian, berubah menjadi merah pada pukul 02.00 WIB dengan nilai 155.
Kualitas itu kian memburuk setiap jam sampai dengan pukul 07.00 WIB yang menunjukkan nilai kualitas udara di ibu kota sebesar 174. Situs itu menginformasikan bahwa cara melindungi diri dari polusi udara adalah dengan mengurangi paparan polusi, menggunakan masker, dan pemurni udara.
Dalam catatan Hypeabis.id, polusi udara yang terjadi di Jakarta berpotensi membuat banyak orang menderita kulit rusak, mengancam kesehatan pencernaan, paru-paru, dan sebagainya.
Polusi udara bisa menyebabkan infeksi saluran napas atas seperti tenggorokan iritasi sehingga memunculkan batuk berdahak. Tidak hanya itu, polusi juga berpotensi menimbulkan sesak, peradangan, dan infeksi jika masuk saluran pernapasan bawah hingga ke paru-paru.
Paparan polusi yang berulang atau setiap hari juga dapat membuat seseorang mengalami kelainan di bagian organ paru-paru. Partikel polusi udara juga bisa berdampak lebih jauh ketika masuk pembuluh darah.
Paru adalah salah satu organ yang sangat rentan terdampak polusi udara. Jadi, saluran napas seharusnya steril dari benda asing seperti polusi. Tubuh biasanya akan merespons benda asing yang masuk dengan batuk untuk mengeluarkannya.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Berdasarkan laman Iqair.com, prakiraan indeks kualitas udara Jakarta pada pukul 07.00 WIB mencapai 174 atau masuk dalam kategori merah. Sementara itu, konsentrasi PM2.5 mencapai 19,9 kali dari nilai panduan kualitas udara tahunan WHO dengan 99.3 µg/m³.
Baca juga: Polusi Udara Jakarta Masuk Kategori Tidak Sehat untuk Kelompok Sensitif, Kenali Bahayanya
Di antara stasiun-stasiun pemantauan yang ada di Jakarta, stasiun Jeruk Purut mencatatkan indeks 215 atau berwarna ungu atau sangat tidak sehat. Kemudian, di posisi kedua stasiun Duitku PG, Kebon Jeruk dengan nilai 196 atau bewarna merah. Posisi ketiga stasiun Kemang V mencatatkan nilai 195 yang juga berwarna merah.
Nilai indeks sebesar 174 itu menempatkan Jakarta sebagai Ibu Kota Negara Indonesia berada di peringkat kedua dalam daftar kota di dunia paling berpolusi. Di posisi pertama terdapat Dubai, Uni Emirat Arab dengan nilai 177.
Sementara itu, posisi ketiga dan keempat masing-masing ditempati oleh Doha, Qatar dan Dhaka, Banglades yang memiliki nilai 164 dan 152.
Jika dibandingkan dengan negara-negara di Asia Tenggara, Jakarta tercatat menjadi kota dengan kualitas udara paling buruk. Kuching, Malaysia memiliki indeks 148 atau oranye. Adapun, Hanoi yang berada di Vietnam memiliki nilai 88 atau kuning.
Iqair.com mencatatkan bahwa kualitas udara Jakarta pada Selasa, 15 Agustus 2023 dimulai dengan status tidak sehat bagi kelompok sensitif pada pukul 01.00 WIB dengan nilai 138. kemudian, berubah menjadi merah pada pukul 02.00 WIB dengan nilai 155.
Kualitas itu kian memburuk setiap jam sampai dengan pukul 07.00 WIB yang menunjukkan nilai kualitas udara di ibu kota sebesar 174. Situs itu menginformasikan bahwa cara melindungi diri dari polusi udara adalah dengan mengurangi paparan polusi, menggunakan masker, dan pemurni udara.
Dalam catatan Hypeabis.id, polusi udara yang terjadi di Jakarta berpotensi membuat banyak orang menderita kulit rusak, mengancam kesehatan pencernaan, paru-paru, dan sebagainya.
Polusi udara bisa menyebabkan infeksi saluran napas atas seperti tenggorokan iritasi sehingga memunculkan batuk berdahak. Tidak hanya itu, polusi juga berpotensi menimbulkan sesak, peradangan, dan infeksi jika masuk saluran pernapasan bawah hingga ke paru-paru.
Paparan polusi yang berulang atau setiap hari juga dapat membuat seseorang mengalami kelainan di bagian organ paru-paru. Partikel polusi udara juga bisa berdampak lebih jauh ketika masuk pembuluh darah.
Paru adalah salah satu organ yang sangat rentan terdampak polusi udara. Jadi, saluran napas seharusnya steril dari benda asing seperti polusi. Tubuh biasanya akan merespons benda asing yang masuk dengan batuk untuk mengeluarkannya.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.