Ilustrasi (dok. Pexels)

Ternyata, Kualitas Udara yang Buruk Bisa Bikin Konsentrasi Turun

10 September 2021   |   17:57 WIB
Image
Desyinta Nuraini Jurnalis Hypeabis.id

Genhype, ternyata kualitas udara di dalam kantor memiliki dampak yang signifikan pada fungsi kognitif karyawan, termasuk waktu merespon dan kemampuan untuk fokus loh. Hal ini diketahui melalui studi yang dilakukan para peneliti Harvard University.

Dalam penelitian yang diterbitkan di jurnal Environmental Research Letters baru-baru ini, Jose Guillermo dan rekannya Cedeno Laurent, melibatkan 302 pekerja kantor di enam negara yakni China, India, Meksiko, Thailand, Amerika Serikat, dan Inggris selama setahun sebelum adanya Covid-19. Semua peserta berusia antara 18-65 tahun dan bekerja minimal 3 hari di dalam gedung perkantoran.

Jose yang merupakan ketua tim penelitian ini menyebutkan para pekerja memiliki meja kerja yang dilengkapi dengan sensor lingkungan untuk memantau konsentrasi partikel halus 2,5 mikrometer (PM2,5) secara real time, begitu pula dengan karbon dioksida, suhu, juga kelembaban.

Para peserta diberi aplikasi yang dirancang khusus di ponsel mereka untuk melakukan tes kognitif. Mereka diminta untuk melakukan tes pada waktu yang telah dijadwalkan sebelumnya atau ketika sensor mendeteksi tingkat PM2,5 dan CO2 yang turun di bawah atau melebihi ambang batas tertentu.

Dia menjelaskan Konsentrasi CO2 berfungsi sebagai proxy untuk tingkat ventilasi. Di luar ruangan, konsentrasi CO2 sekitar 400 ppm di dalam ruangan, batas atasnya sebesar 1000 ppm.

Lebih lanjut, Jose menerangkan ada dua tes yang dilakukan. Pertama mengharuskan karyawan untuk mengidentifikasi dengan benar warna kata-kata yang ditampilkan dan mengeja warna lain. “Ini mengevaluasi kecepatan kognitif dan kemampuan untuk fokus pada rangsangan yang relevan ketika rangsangan yang tidak relevan disajikan,” jelasnya seperti dikutip dari Medical Xpress, Jumat (10/9/2021).

Tes kedua melibatkan penambahan dan pengurangan dasar dengan angka dua digit, untuk menilai kecepatan kognitif dan memori kerja. Nah, hasil menunjukkan bahwa peningkatan 10 mikrogram per meter kubik PM2.5 di ruangan kantor menyebabkan sekitar satu persen pengurangan waktu respons untuk kedua pengujian, dan lebih dari satu persen pengurangan akurasi.

Dalam hal CO2, peningkatan 500 ppm menyebabkan penurunan waktu respons lebih dari satu persen, dan penurunan akurasi lebih dari dua persen di kedua pengujian.

Sementara penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa paparan PM2.5 yang berkepanjangan menganggu sistem saraf pusat dan menghambat aliran darah ke otak hingga menyebabkan penyakit neurodegeneratif jangka panjang.

“Membuka jendela adalah salah satu solusinya,” kata Cedeno Laurent. 

Dia menyebut jika kualitas udara luar ruangan tidak bagus, meningkatkan sistem penyaringan bangunan atau menambahkan pembersih udara portabel berkualitas tinggi juga menjadi ide yang bagus.

Editor: Fajar Sidik

SEBELUMNYA

Festival Bantu Teman Galang Dana untuk Ekosistem Perbukuan Indonesia

BERIKUTNYA

Game Marvel Spider-Man 2 & Wolverine Bakal Hadir di PlayStation 5

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: