Olahraga di perkotaan. (Foto Bisnis)

Begini Kualitas Udara Berpengaruh pada Kesehatan Kita

30 November 2021   |   20:51 WIB
Image
Fajar Sidik Hypeabis.id

Beberapa waktu lalu, pandemi Covid-19 disebut-sebut membawa efek baik bagi kualitas lingkungan di beberapa negara di dunia. Pembatasan mobilitas orang berskala global membuat tingkat pencemaran lingkungan akibat gas buang kendaraan bermotor pun berkurang drastis.

Sayangnya peristiwa itu hanya terjadi beberapa saat saja, seiring dengan meningkatnya geliat masyarakat di berbagai negara. 

Isu kualitas udara dan efek pencemaran udara sudah menjadi perbincangan serius di berbagai kalangan sejak lama. Banyak orang yang was-was akan kesehatan dan keselamatan hidupnya selama tinggal di daerah perkotaan yang tercemar polutan.
 
Paparan polutan yang berulang dan terjadi dalam jangka panjang dapat merugikan kesehatan dan lingkungan. Ketika partikel polutan di udara terhirup oleh manusia saat bernapas, kandungan polutan itu memberikan dampak buruk bagi kesehatan, khususnya kesehatan paru dan jantung.
 
Jamal Zaini, dokter spesialis paru & pernapasan konsultan onkologi paru dan mediastinum RS Pondok Indah-Pondok Indah Jakarta menjelaskan bahwa ada dua jenis polusi udara. Pertama, polusi udara dalam ruang atau indoor air pollution yang biasanya disebabkan oleh asap rokok dan asap di dapur.

Kedua, polusi udara luar ruang atau outdoor/ambient air pollution yang disebabkan oleh kendaraan bermotor, industri, bencana alam seperti gunung meletus atau kebakaran hutan. Kedua jenis polusi ini, kata Jamal, bersifat fluktuatif dan variatif tergantung pada lingkungan, cuaca, angin, hujan, kelembaban, dan letak geografis.  
 
Sebagian besar sumber polusi udara di Indonesia berasal dari sektor transportasi (80%), industri, pembakaran hutan dan aktivitas domestik. Selain kontribusi kendaraan bermotor, industri, konstruksi dan kondisi musim kemarau juga memperburuk kualitas udara.
 
World Health Organization (WHO)  mengkategorikan komponen polutan dalam udara yang paling penting untuk dihindari yakni particulate matter (PM)/ materi partikulat, ozon, NOx, dan SOx.
 
“Materi partikulat adalah campuran bahan padat dan partikulat cair organik ataupun inorganik yang tersuspensi dalam udara, berkomponen sulfat, nitrat, ammonia, karbon, debu mineral, dan uap air,” tambahnya.

Jenis polutan ini diklasifikasi sesuai ukuran yaitu PM 10 (partikel dengan ukuran lebih kecil dari 10 mikron) dan PM 2.5 (partikel dengan ukuran lebih kecil dari 2.5 mikron).
 
Partikel polutan yang lebih kecil lebih mudah masuk ke dalam jaringan paru, bahkan dapat masuk ke dalam sirkulasi darah. Itulah sebabnya makin kecil ukuran partikelnya makin besar potensi kerusakan yang ditimbulkan.

Selain ukuran partikel, komposisi biofisik dan kimia dalam partikel juga berkontribusi pada kerusakan jaringan paru maupun jaringan tubuh lainnya.
 
“Salah satu partikel yang paling berbahaya adalah diesel exhaust particles (DEP) yang bersifat karsinogenik atau mengandung zat-zat yang berbahaya seperti yang terkandung dalam rokok,” ujar Jamal.
 
Dia menambahkan bahwa polutan seperti ozon (O3) yang terdapat pada permukaan tanah (bukan di atmosfer) dapat terbentuk dari reaksi oksida nitrogen (NOx) dan volatile organic compounds (VOC) dengan sinar matahari. NOx ini biasanya ditimbulkan oleh emisi industri dan kendaraan bermotor.

Problemnya adalah ozon dapat memicu asma, menyebabkan peradangan saluran napas, dan dalam jangka panjang dapat menurunkan fungsi paru bahkan kerusakan paru.
 
Sumber polusi lainnya seperti gas buang mesin dan emisi kendaraan bermotor dan pembangkit listrik menghasilkan nitrogen dioksida (NO2). Gas buang pembakaran NO2 dalam konsentrasi yang tinggi (lebih dari 200 μg/m3) bisa menyebabkan peradangan saluran napas dan bronchitis kronis pada penderita asma anak-anak.
 
Ada juga sulfur dioksida (SO2) jenis gas tidak berwarna tetapi berbau menyengat yang terbentuk dari hasil pembakaran bahan bakar fosil seperti pembakaran rumah tangga, pembangkit listrik, dan kendaraan bermotor.

Kehadirannya dapat mengiritasi saluran napas dan mata. Inilah yang dapat menyebabkan batuk, sekresi mukus, asma, dan para orang yang rentan terjadi peningkatan risiko infeksi paru.
 
Populasi yang rentan terhadap polusi udara adalah anak-anak, usia lanjut, perempuan, pekerja luar ruangan dan populasi yang sudah mempunyai penyakit paru atau jantung.

Mitigasi polusi udara adalah langkah awal dan menjadi tugas bersama antara pemerintah,  masyarakat,  akademisi, dan praktisi. Tercemarnya  udara yang dihirup manusia dalam kehidupan sehari-hari merupakan ancaman laten yang harus diwaspadai dan dicegah.
 
Dokter spesialis paru Agus Dwi Susanto, Ketua Departemen Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia - RSUP Persahabatan menyampaikan bahwa konsekuensi terpapar polutan berbahaya, dari gas emisi kendaraan maupun partikel debu di jalanan harus ditangkal dengan cara yang tepat.
 
“Masyarakat di perkotaan yang tercemar udaranya perlu melakukan upaya pencegahan yang tepat,” ujar Agus. Salah satu upaya yang bisa dilakukan adalah dengan menggunakan respirator dan masker. Penggunaan pelindung mulut dan hidung dapat melindungi diri dari paparan partikel polutan.
 
Agus mengatakan bahwa memakai respirator atau masker yang tepat untuk perlindungan dari polusi udara dapat digunakan di luar ruang maupun di dalam ruang. “Penggunaan respirator dan masker seharusnya sudah menjadi kebiasaan untuk perlindungan sehari-hari,” ujarnya.
 
Selain itu, baik Jamal maupun Agus menambahkan upaya menangkal polutan dapat dimulai dengan melakukan perilaku hidup bersih sehat (PHBS) terutama menghentikan kebiasaan merokok. Hindari daerah polutan tinggi ketika beraktivitas seperti berolahraga, serta tingkatkan kekebalan tubuh dengan makanan yang sehat dan teratur.

“Mulailah kurangi emisi polutan dari diri sendiri misalnya mengurangi waktu menggunakan kendaraan pribadi,” ujar Jamal. (Sumber: Dok. Bisnis Indonesia Weekend Agustus 2019)

Editor: Fajar Sidik

SEBELUMNYA

Bakal Tayang 2022, Kristen Stewart Jadi Princess Diana dalam Film Spencer

BERIKUTNYA

7 Destinasi Wisata Sepeda Terkenal di Dunia yang Wajib Dicoba

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: