Sering Terjebak Macet? Hati-hati dengan Traffic Stress Syndrome
13 August 2023 |
09:00 WIB
Kemacetan telah menjadi santapan sehari-hari warga kota-kota besar di dunia, termasuk Indonesia, yang sulit untuk dihindari. Selain merugikan dari sisi waktu, kondisi jalanan raya itu ternyata kerap memicu traffic stress syndrome sehingga perlu menjadi perhatian banyak pihak.
Dikutip dari National Library of Medicine, sebuah penelitian di Lebanon terhadap 310 pengemudi menunjukkan bahwa kondisi arus lalu lintas ketika macet atau dalam keadaan puncak berkaitan dengan peningkatan urinary catecholamines, merupakan indikasi stres.
Baca juga: 5 Kegiatan Asyik yang Bisa Dilakukan saat Terjebak Macet
“Sehingga menunjukkan hubungan antara paparan lalu lintas, stres, dan peningkatan darah,” demikian tertulis.
Meskipun demikian, perlu penelitian lebih lanjut terkait dengan hal tersebut. Namun, studi ini menemukan bahwa responden yang mengalami kemacetan memiliki rata-rata tekanan darah sistolik dan diastolik yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan yang tidak.
Hipertensi adalah salah satu penyakit kronis yang plaing umum di dunia dan menjadi salah satu faktor risiko utama kematian. Penyakit ini merupakan masalah kesehatan masyarakat yang besar dengan beban kesehatan dan ekonomi yang besar.
Terdapat bukti yang menunjukkan bahwa hipertensi sangat terkait dengan berbagai penyakit dan ada banyak faktor risiko yang berkontribusi membuat tekanan darah seseorang mengalami peningkatan. Salah satu kontributornya adalah stres.
Situasi stres kronis yang menyebabkan peningkatan darah berulang menghadirkan faktor risiko utama perkembangan hipertensi.
Dikutip dari laman Kementerian Kesehatan Indonesia, stres adalah reaksi seseorang secara fisik atau emosional jika terdapat perubahan dari lingkungan di sekitarnya, sehingga mengharuskan kita melakukan penyesuaian diri.
Saat mengalami stres, seseorang akan merasakan berbagai dampak terhadap tubuh, pikiran, dan perasaan. Mereka yang mengalami stres akan memiliki gejala seperti nyeri atau rasa tidak nyaman di tubuh seperti sakit lambung, maag, kembung, jantung berdebar, napas berat dan sesak.
“Sakit kepala, leher, dan pundak terasa tegang, kemerasan, dan gatal di kulit,” tulis Kemenkes. Contoh lainnya, seseorang juga akan merasakan gejala perasaan tidak tenang, gelisah, cemas, sedih, mudah marah, sensitif, menangis.
Dengan begitu, maka kita perlu mengendalikan stres ketika sedang berada dalam perjalanan agar tidak menimbulkan suasana hati yang jelek atau menderita penyakit lainnya akibat stres.
Langkah pertama yang harus dilakukan oleh Genhype untuk mengelola rasa stres adalah membuat kondisi tubuh nyaman. Salah satu cara yang dapat dilakukan oleh seseorang untuk ini adalah mengatur posisi tempat duduk atau suhu di dalam mobil.
Cara lainnya adalah berbincang dengan teman atau keluarga yang berada di dalam mobil. Terkait langkah ini, Genhype juga perlu berhati-hati dengan kondisi jalan dan tetap waspada dengan situasi sekitar.
Camilan menjadi salah satu cara yang dapat dilakukan oleh genhype untuk menghilangkan stres ketika terjebak di tengah kemacetan. Saat mengonsumsi camilan, kalian juga perlu memperhatikan asupan yang akan diterima oleh tubuh.
Selain itu, menghirup napas dengan dalam juga bisa dilakukan guna menghindari stres selama kemacetan berlangsung. Langkah ini dapat menenangkan pikiran akibat gejala stres yang mungkin timbul seperti gelisah, mudah marah, cemas, dan sebagainya.
Genhype juga dapat bepergian pada waktu-waktu tertentu guna menghindari kemacetan parah yang berpotensi membuat stres.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Dikutip dari National Library of Medicine, sebuah penelitian di Lebanon terhadap 310 pengemudi menunjukkan bahwa kondisi arus lalu lintas ketika macet atau dalam keadaan puncak berkaitan dengan peningkatan urinary catecholamines, merupakan indikasi stres.
Baca juga: 5 Kegiatan Asyik yang Bisa Dilakukan saat Terjebak Macet
“Sehingga menunjukkan hubungan antara paparan lalu lintas, stres, dan peningkatan darah,” demikian tertulis.
Meskipun demikian, perlu penelitian lebih lanjut terkait dengan hal tersebut. Namun, studi ini menemukan bahwa responden yang mengalami kemacetan memiliki rata-rata tekanan darah sistolik dan diastolik yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan yang tidak.
Hipertensi adalah salah satu penyakit kronis yang plaing umum di dunia dan menjadi salah satu faktor risiko utama kematian. Penyakit ini merupakan masalah kesehatan masyarakat yang besar dengan beban kesehatan dan ekonomi yang besar.
Terdapat bukti yang menunjukkan bahwa hipertensi sangat terkait dengan berbagai penyakit dan ada banyak faktor risiko yang berkontribusi membuat tekanan darah seseorang mengalami peningkatan. Salah satu kontributornya adalah stres.
Situasi stres kronis yang menyebabkan peningkatan darah berulang menghadirkan faktor risiko utama perkembangan hipertensi.
Dikutip dari laman Kementerian Kesehatan Indonesia, stres adalah reaksi seseorang secara fisik atau emosional jika terdapat perubahan dari lingkungan di sekitarnya, sehingga mengharuskan kita melakukan penyesuaian diri.
Saat mengalami stres, seseorang akan merasakan berbagai dampak terhadap tubuh, pikiran, dan perasaan. Mereka yang mengalami stres akan memiliki gejala seperti nyeri atau rasa tidak nyaman di tubuh seperti sakit lambung, maag, kembung, jantung berdebar, napas berat dan sesak.
“Sakit kepala, leher, dan pundak terasa tegang, kemerasan, dan gatal di kulit,” tulis Kemenkes. Contoh lainnya, seseorang juga akan merasakan gejala perasaan tidak tenang, gelisah, cemas, sedih, mudah marah, sensitif, menangis.
Dengan begitu, maka kita perlu mengendalikan stres ketika sedang berada dalam perjalanan agar tidak menimbulkan suasana hati yang jelek atau menderita penyakit lainnya akibat stres.
Langkah pertama yang harus dilakukan oleh Genhype untuk mengelola rasa stres adalah membuat kondisi tubuh nyaman. Salah satu cara yang dapat dilakukan oleh seseorang untuk ini adalah mengatur posisi tempat duduk atau suhu di dalam mobil.
Cara lainnya adalah berbincang dengan teman atau keluarga yang berada di dalam mobil. Terkait langkah ini, Genhype juga perlu berhati-hati dengan kondisi jalan dan tetap waspada dengan situasi sekitar.
Camilan menjadi salah satu cara yang dapat dilakukan oleh genhype untuk menghilangkan stres ketika terjebak di tengah kemacetan. Saat mengonsumsi camilan, kalian juga perlu memperhatikan asupan yang akan diterima oleh tubuh.
Selain itu, menghirup napas dengan dalam juga bisa dilakukan guna menghindari stres selama kemacetan berlangsung. Langkah ini dapat menenangkan pikiran akibat gejala stres yang mungkin timbul seperti gelisah, mudah marah, cemas, dan sebagainya.
Genhype juga dapat bepergian pada waktu-waktu tertentu guna menghindari kemacetan parah yang berpotensi membuat stres.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.