Polusi Udara Bikin Kulit Rusak, Begini Cara Mengatasinya
13 August 2023 |
12:00 WIB
Polusi udara bukan hanya meningkatkan risiko infeksi saluran pernapasan, tapi berdampak buruk bagi kesehatan kulit. Sebagai organ tubuh terbesar manusia, kulit merupakan pertahanan pertama tubuh yang akan terkena paparan langsung zat-zat polutan.
Dokter Spesialis Kulit, Kelamin, dan Estetik Arini Astasari Widodo mengatakan partikel polutan yang terdapat dalam udara dapat menyebabkan masalah kulit seperti peradangan, iritasi, dan munculnya berbagai jenis gangguan kesehatan kulit.
Baca juga: 5 Manfaat Wortel untuk Kecantikan: Bisa Cegah Kulit Kering dan Penuaan Dini
Kulit yang terpapar dengan polutan seperti partikel debu, gas buang kendaraan bermotor, dan polutan industri, dapat mengalami peningkatan kekeringan, peradangan, dan kepekaan yang mengarah pada munculnya eksaserbasi pada pasien yang telah memiliki riwayat penyakit kulit sebelumnya.
Selain itu, paparan terus-menerus terhadap polusi udara juga dapat menyebabkan peningkatan risiko perubahan pigmentasi kulit, seperti hiperpigmentasi atau peningkatan produksi melanin. Hal ini dapat menyebabkan timbulnya masalah bintik/bercak gelap pada kulit yang terpapar secara langsung dengan polutan.
Kemudian, paparan polutan seperti hidrokarbon aromatik polisiklik (PAH) dan senyawa organik volatil (VOC) dapat mengganggu fungsi penghalang alami kulit. Polutan ini dapat mempercepat kerusakan kolagen dan elastin yang penting untuk menjaga elastisitas serta kekenyalan kulit. Hal ini bisa menyebabkan penuaan dini, ditandai dengan munculnya garis halus, kerutan, dan kulit kendur.
“Udara yang tercemar juga mengandung partikel mikroskopis yang dapat menyumbat pori-pori dan memicu peradangan, menyebabkan jerawat, komedo, dan whitehead,” ujarnya kepada Hypeabis.id, Jumat (11/8/2023).
Konsultan medis dari Dermalogia Klinik ini menyebut dengan tambahan radiasi ultraviolet (UV), produksi radikal bebas meningkat dan menyebabkan stres oksidatif serta peradangan pada kulit. Radikal bebas adalah molekul yang sangat reaktif yang merusak komponen seluler, termasuk DNA, protein, dan lipid.
Kerusakan ini dapat menyebabkan penuaan dini, melemahnya barier kulit, peningkatan sensitivitas kulit, dan risiko lebih tinggi kambuhnya masalah kulit sebelumnya seperti jerawat, eksim atau dermatitis, maupun rosacea.
Oleh karena itu, untuk meminimalkan dampak polusi pada kulit, langkah pertama yang harus dilakukan yakni membersihkan kulit dengan menggunakan pembersih yang lembut dan melembabkannya dua kali sehari. “Ini akan membantu menghilangkan polutan, minyak berlebih, dan kotoran yang menempel pada permukaan kulit,” sarannya.
Kedua, plih produk perawatan kulit yang mengandung antioksidan seperti vitamin C dan E. Vitamin ini dapat membantu melawan efek buruk radikal bebas yang disebabkan oleh polusi. “Jangan lupa, gunakan tabir surya dengan SPF minimal 30 setiap hari, bahkan saat cuaca mendung, karena ini akan melindungi kulit dari sinar UV dan polutan udara,” tegasnya.
Penting juga untuk menjaga hidrasi kulit baik dari dalam maupun luar. Arini mengimbau agar minum air yang cukup setiap hari untuk menjaga kelembapan kulit dari dalam tubuh. Selain itu, gunakan pelembab yang berkualitas untuk menjaga lapisan kelembaban kulit dari luar.
Ketika mencuci wajah di malam hari, pertimbangkan untuk melakukan pembersihan ganda guna memastikan bahwa semua makeup, tabir surya, dan polutan terangkat dengan sempurna. Selain perawatan langsung pada kulit, humidifier dalam ruangan juga dapat membantu menjaga kelembaban kulit, terutama saat udara dalam ruangan cenderung kering akibat polusi.
Satu lagi yang menurutnya penting, jangan lupakan gaya hidup sehat. Konsumsi makanan seimbang yang kaya akan antioksidan, jaga rutinitas olahraga teratur, dan pastikan mendapatkan tidur yang cukup. “Semua ini akan membantu meningkatkan daya tahan kulit terhadap dampak polusi,” tambahnya.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Dokter Spesialis Kulit, Kelamin, dan Estetik Arini Astasari Widodo mengatakan partikel polutan yang terdapat dalam udara dapat menyebabkan masalah kulit seperti peradangan, iritasi, dan munculnya berbagai jenis gangguan kesehatan kulit.
Baca juga: 5 Manfaat Wortel untuk Kecantikan: Bisa Cegah Kulit Kering dan Penuaan Dini
Kulit yang terpapar dengan polutan seperti partikel debu, gas buang kendaraan bermotor, dan polutan industri, dapat mengalami peningkatan kekeringan, peradangan, dan kepekaan yang mengarah pada munculnya eksaserbasi pada pasien yang telah memiliki riwayat penyakit kulit sebelumnya.
Selain itu, paparan terus-menerus terhadap polusi udara juga dapat menyebabkan peningkatan risiko perubahan pigmentasi kulit, seperti hiperpigmentasi atau peningkatan produksi melanin. Hal ini dapat menyebabkan timbulnya masalah bintik/bercak gelap pada kulit yang terpapar secara langsung dengan polutan.
Kemudian, paparan polutan seperti hidrokarbon aromatik polisiklik (PAH) dan senyawa organik volatil (VOC) dapat mengganggu fungsi penghalang alami kulit. Polutan ini dapat mempercepat kerusakan kolagen dan elastin yang penting untuk menjaga elastisitas serta kekenyalan kulit. Hal ini bisa menyebabkan penuaan dini, ditandai dengan munculnya garis halus, kerutan, dan kulit kendur.
“Udara yang tercemar juga mengandung partikel mikroskopis yang dapat menyumbat pori-pori dan memicu peradangan, menyebabkan jerawat, komedo, dan whitehead,” ujarnya kepada Hypeabis.id, Jumat (11/8/2023).
Konsultan medis dari Dermalogia Klinik ini menyebut dengan tambahan radiasi ultraviolet (UV), produksi radikal bebas meningkat dan menyebabkan stres oksidatif serta peradangan pada kulit. Radikal bebas adalah molekul yang sangat reaktif yang merusak komponen seluler, termasuk DNA, protein, dan lipid.
Kerusakan ini dapat menyebabkan penuaan dini, melemahnya barier kulit, peningkatan sensitivitas kulit, dan risiko lebih tinggi kambuhnya masalah kulit sebelumnya seperti jerawat, eksim atau dermatitis, maupun rosacea.
Kiat Meminimalisir Dampak Polusi
Ilustrasi mencuci muka. (Sumber foto: Pexels/Miriam Alonso)
Kedua, plih produk perawatan kulit yang mengandung antioksidan seperti vitamin C dan E. Vitamin ini dapat membantu melawan efek buruk radikal bebas yang disebabkan oleh polusi. “Jangan lupa, gunakan tabir surya dengan SPF minimal 30 setiap hari, bahkan saat cuaca mendung, karena ini akan melindungi kulit dari sinar UV dan polutan udara,” tegasnya.
Penting juga untuk menjaga hidrasi kulit baik dari dalam maupun luar. Arini mengimbau agar minum air yang cukup setiap hari untuk menjaga kelembapan kulit dari dalam tubuh. Selain itu, gunakan pelembab yang berkualitas untuk menjaga lapisan kelembaban kulit dari luar.
Ketika mencuci wajah di malam hari, pertimbangkan untuk melakukan pembersihan ganda guna memastikan bahwa semua makeup, tabir surya, dan polutan terangkat dengan sempurna. Selain perawatan langsung pada kulit, humidifier dalam ruangan juga dapat membantu menjaga kelembaban kulit, terutama saat udara dalam ruangan cenderung kering akibat polusi.
Satu lagi yang menurutnya penting, jangan lupakan gaya hidup sehat. Konsumsi makanan seimbang yang kaya akan antioksidan, jaga rutinitas olahraga teratur, dan pastikan mendapatkan tidur yang cukup. “Semua ini akan membantu meningkatkan daya tahan kulit terhadap dampak polusi,” tambahnya.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.