Duh, Ini Bahayanya Polusi Udara Buat Kesehatan Paru-paru
12 August 2023 |
10:00 WIB
1
Like
Like
Like
Polusi udara mengancam sejumlah wilayah di Indonesia. Hingga Jumat (11/8/2023) malam, lima kabupaten/kota di Tanah Air masuk dalam kategori udara yang tidak sehat, diantaranya Tangerang Selatan, Serang, Tangerang, Jakarta, dan Jambi.
Sementara secara global, Jakarta, Indonesia menempati posisi ketiga dari daftar kualitas udara terburuk, setelah Dubai.
Udara yang buruk tidak lepas dari aktivitas manusia. Polusi udara bisa disebabkan dari asap kendaraan bermotor, asap pabrik atau industri, asap dari rumah tangga seperti pembakaran sampah, hingga asap rokok. Disengaja atau tidak, polusi akan terhirup ke saluran pernapasan dan berdampak buruk bagi kesehatan.
Baca juga: Polusi Udara Tingkatkan Risiko ISPA Hingga Penyakit Paru
Menurut Spesialis Paru dari RS Universitas Airlangga dr. Alfian Nur Rosyid, polusi udara dalam jangka pendek bisa menyebabkan infeksi saluran nafas atas seperti tenggorokan mengalami iritasi sehingga muncul batuk berdahak.
Apabila polusi masuk ke dalam saluran pernapasan bawah hingga ke paru-paru, dampaknya bukan hanya batuk berdahak, tetapi muncul sesak, peradangan, dan infeksi.
“Apabila berulang (terpapar polusi) setiap hari, bisa berdampak kelainan di paru. Kalau lebih dalam lagi, partikel polusi udara bisa masuk ke pembuluh darah dan berdampak ke seluruh organ lain, ke jantung, saraf,” ujarnya saat dihubungi Hypeabis.id, Jumat (11/8/2023).
Organ paru memang sangat rentan terdampak polusi udara. Saluran nafas seharusnya steril dari benda asing seperti polusi. Ketika polusi masuk melalui saluran pernapasan atas, tubuh akan memberikan respon membuang benda asing tersebut seperti batuk. Agar partikel polusi tidak masuk lebih dalam ke paru, maka timbul dahak.
Kendati demikian, Alfian menyampaikan apabila partikel polusi berhasil menerobos masuk jauh lebih dalam, akan muncul kelainan di daerah alveoli atau alveolus di dalam paru yang menjadi tempat pertukaran antara oksigen dan karbon dioksida. Dahak akan berkumpul di daerah tersebut dan mulai muncul sesak.
Batuk berdahak disertai sesak menjadi tanda-tanda yang harus diwaspadai bahwa partikel udara yang buruk sudah masuk organ di paru dan bisa menjadi sumber makan infeksi. Akhirnya mudah terjadi penyakit lebih lanjut seperti radang paru, dan pneumonia.
“Kalau jangka panjang, terjadi kerusakan sel-sel di jaringan paru yang biasa kita sebut penyakit paru obstruktif kronis (PPOK). Jadi sesaknya berkepanjangan,“ jelasnya.
Menurut Alfian, semakin tinggi intensitas paparan polusi, semakin tinggi pula risikonya. Begitu pula dengan mereka yang tergolong kelompok sensitif seperti asma, gejala infeksi akhirnya timbul lebih cepat.
Sebagai pencegahan, dia menyarankan untuk sebisa mungkin menghindari paparan polusi udara. Jauhi area yang masuk ke dalam kategori kualitas udara yang buruk, termasuk wilayah yang sedang terjadi kebakaran, jalan raya yang padat kendaraan, pabrik, hingga hindari melakukan pembakaran sampah, kayu, dan obat nyamuk bakar.
Gunakan alat pelindung diri seperti masker apabila berada di luar ruang. Tingkatkan daya tahan tubuh atau imunitas dengan istirahat cukup, minum multivitamin, makan-makanan sehat dan bergizi, berolahraga, agar partikel berbahaya yang masuk ke tubuh bisa diproteksi untuk menghindari penyakit lebih lanjut.
“Kalau ada gejala segera berobat. Apakah sudah ada batuk berdahak, sesak. Apalagi ada pajanan polusi,” sarannya.
Sementara di dalam rumah, solusi yang bisa dilakukan yakni menghadirkan ventilasi yang baik dan biarkan cahaya matahari masuk ke dalam rumah, dengan catatan udara di luar lebih fresh. Menggunakan air purifier menurut Alfian juga bisa menjadi opsi untuk membersihkan udara di dalam ruang.
Baca juga: Temuan Baru, Waspada Polusi Udara Jadi Penyebab Kanker Paru-paru
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Gita Carla
Sementara secara global, Jakarta, Indonesia menempati posisi ketiga dari daftar kualitas udara terburuk, setelah Dubai.
Udara yang buruk tidak lepas dari aktivitas manusia. Polusi udara bisa disebabkan dari asap kendaraan bermotor, asap pabrik atau industri, asap dari rumah tangga seperti pembakaran sampah, hingga asap rokok. Disengaja atau tidak, polusi akan terhirup ke saluran pernapasan dan berdampak buruk bagi kesehatan.
Baca juga: Polusi Udara Tingkatkan Risiko ISPA Hingga Penyakit Paru
Menurut Spesialis Paru dari RS Universitas Airlangga dr. Alfian Nur Rosyid, polusi udara dalam jangka pendek bisa menyebabkan infeksi saluran nafas atas seperti tenggorokan mengalami iritasi sehingga muncul batuk berdahak.
Apabila polusi masuk ke dalam saluran pernapasan bawah hingga ke paru-paru, dampaknya bukan hanya batuk berdahak, tetapi muncul sesak, peradangan, dan infeksi.
“Apabila berulang (terpapar polusi) setiap hari, bisa berdampak kelainan di paru. Kalau lebih dalam lagi, partikel polusi udara bisa masuk ke pembuluh darah dan berdampak ke seluruh organ lain, ke jantung, saraf,” ujarnya saat dihubungi Hypeabis.id, Jumat (11/8/2023).
Organ paru memang sangat rentan terdampak polusi udara. Saluran nafas seharusnya steril dari benda asing seperti polusi. Ketika polusi masuk melalui saluran pernapasan atas, tubuh akan memberikan respon membuang benda asing tersebut seperti batuk. Agar partikel polusi tidak masuk lebih dalam ke paru, maka timbul dahak.
Kendati demikian, Alfian menyampaikan apabila partikel polusi berhasil menerobos masuk jauh lebih dalam, akan muncul kelainan di daerah alveoli atau alveolus di dalam paru yang menjadi tempat pertukaran antara oksigen dan karbon dioksida. Dahak akan berkumpul di daerah tersebut dan mulai muncul sesak.
Batuk berdahak disertai sesak menjadi tanda-tanda yang harus diwaspadai bahwa partikel udara yang buruk sudah masuk organ di paru dan bisa menjadi sumber makan infeksi. Akhirnya mudah terjadi penyakit lebih lanjut seperti radang paru, dan pneumonia.
“Kalau jangka panjang, terjadi kerusakan sel-sel di jaringan paru yang biasa kita sebut penyakit paru obstruktif kronis (PPOK). Jadi sesaknya berkepanjangan,“ jelasnya.
Menurut Alfian, semakin tinggi intensitas paparan polusi, semakin tinggi pula risikonya. Begitu pula dengan mereka yang tergolong kelompok sensitif seperti asma, gejala infeksi akhirnya timbul lebih cepat.
Sebagai pencegahan, dia menyarankan untuk sebisa mungkin menghindari paparan polusi udara. Jauhi area yang masuk ke dalam kategori kualitas udara yang buruk, termasuk wilayah yang sedang terjadi kebakaran, jalan raya yang padat kendaraan, pabrik, hingga hindari melakukan pembakaran sampah, kayu, dan obat nyamuk bakar.
Gunakan alat pelindung diri seperti masker apabila berada di luar ruang. Tingkatkan daya tahan tubuh atau imunitas dengan istirahat cukup, minum multivitamin, makan-makanan sehat dan bergizi, berolahraga, agar partikel berbahaya yang masuk ke tubuh bisa diproteksi untuk menghindari penyakit lebih lanjut.
“Kalau ada gejala segera berobat. Apakah sudah ada batuk berdahak, sesak. Apalagi ada pajanan polusi,” sarannya.
Sementara di dalam rumah, solusi yang bisa dilakukan yakni menghadirkan ventilasi yang baik dan biarkan cahaya matahari masuk ke dalam rumah, dengan catatan udara di luar lebih fresh. Menggunakan air purifier menurut Alfian juga bisa menjadi opsi untuk membersihkan udara di dalam ruang.
Baca juga: Temuan Baru, Waspada Polusi Udara Jadi Penyebab Kanker Paru-paru
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Gita Carla
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.