Micro Influencer Ribka Silvia Agustina. (Sumber foto: dokumen pribadi)

Cerita Influencer Ribka Agustina, Menjadi Pemengaruh Melalui Hobi & Kegemaran

09 August 2023   |   18:10 WIB
Image
Yudi Supriyanto Jurnalis Hypeabis.id

Pada era serba digital dan didominasi internet, media sosial memiliki kekuatan yang besar dalam memengaruhi banyak orang untuk melakukan sesuatu – termasuk membeli atau tidak suatu produk. Kondisi ini membuat para pemengaruh atau influencer menjadi bagian yang paling dicari oleh pemilik bisnis.

Influencer, dengan jumlah pengikut yang dimilikinya, memiliki peran yang penting bagi pemilik bisnis atau brand dalam membuat orang atau target pasar terpengaruh. 

Selain menjadi peluang bagi pemilik bisnis, perubahan dalam dunia pemasaran juga menjadi kesempatan bagi banyak orang untuk menjadi pemengaruh di berbagai platform media sosial. Namun, tidak mudah untuk menjadi seorang pemengaruh. 

Baca juga: Wanita Indonesia Lebih Percaya Influencer Lokal Dibanding Artis Korea

Untuk menjadi pemengaruh, kalian tidak hanya perlu memiliki kreativitas dalam membuat konten pemasaran, tapi seorang pemengaruh juga perlu memiliki ciri khas atau keunikan yang tidak dimiliki oleh profil lainnya. Ciri khas dan keunikan ini akan membuat kalian dapat menarik followers lebih cepat dan tetap menjadi top of mind para calon konsumen untuk mencari informasi.

Untuk menjadi pemengaruh, kalian membangun kehadiran online yang kuat, membangun kredibilitas di niche tertentu, dan terlibat dengan audiens secara efektif. Lanskap influencer sangat kompetitif, jadi pemengaruh harus fokus menawarkan nilai kepada audiens, bersikap tulus, dan secara konsisten bekerja untuk meningkatkan strategi konten dan keterlibatan.

Hal ini menjadi strategi Ribka Silva Agustina, salah satu micro influencer asal Indonesia, untuk selalu hadir dalam top of mind pengikutnya di Instagram.

Dengan kontennya berkisar kecantikan dan gaya hidup, sejumlah merek atau brand telah menjadi mitranya. Pengguna media sosial lainnya menjadi pengikut lantaran ingin memperoleh berbagai informasi tentang kecantikan dan gaya hidup dari unggahan Ribka. 

Wanita yang juga seorang ibu itu menjadi seorang pemengaruh lantaran memiliki keinginan untuk membagikan informasi yang bermanfaat bagi masyarakat. Baginya, media sosial adalah sarana yang tepat untuk itu. 

Terkait dengan perjalanannya menjadi seorang pemengaruh, berikut cukilan wawancara khusus Hypeabis.id dengan Ribka.
 

Bagaimana awal mula Anda menjadi seorang influencer?
Saya menjadi influencer pada awalnya karena pandemi Covid-19. Pada saat itu, saya yang bekerja sebagai sekretaris di sebuah perusahaan BUMN perhotelan tidak mendapatkan gaji sampai kontrak berakhir lantaran pemasukan perusahaan mengalami penurunan. 

Kondisi itu berdampak terhadap secara finansial. Kemudian, saya yang memiliki hobi memasak dan menang lomba mengunggah konten tentang masakan. Video yang saya unggah berhasil masuk for your page (FYP), kontennya banyak yang suka. 

Dari situ, masuklah beberapa perkumpulan foodies. Kemudian, saya mendapatkan endorse. Setelah itu, lama-lama, saya juga memiliki konten produk kecantikan. Tidak hanya itu, saya juga diundang oleh beberapa merek jika ada grand opening seperti klinik kecantikan. 

Pertama kali memulai sebagai seorang influencer, apa saja yang dilakukan dan kesulitan apa yang ditemukan?
Kesulitan tidak ada karena memang apa yang saya lakukan adalah hobi. Pada saat pandemi, ketika tidak melakukan apa-apa, saya berpikir untuk membuat konten yang bermanfaat. 

Memasak adalah kegiatan sehari-hari yang dilakukan oleh ibu-ibu pada umumnya dan yang saya lakukan adalah membuat agar video yang diunggah kelihatan menarik dan dapat mengguggah para penonton. Saya menggunakan sejumlah peralatan seperti tripod atau fitur gimbal. 

Masakan yang diunggah pertama kali adalah yang menang lomba. Saya pernah menang lomba suatu ajang masak makanan dari fiber sebagai pengganti santan. 

Bagaimana cara Anda membangun kepercayaan diri tampil di depan kamera?
Pada dasarnya saya adalah seorang ekstrovert. Terakhir, saya masuk ke perkantoran sebagai sekretaris. Jadi, tidak begitu ada masalah. 

Apakah Anda pernah melakukan riset terkait dengan konten apa yang hendak Anda unggah?
Pada awalnya karena hobi masak lantaran saya ibu rumah tangga. Setelah itu, konten kecantikan karena saya juga suda berdandan. Jadi, mengalir saja yang sesuai dengan passion. Mungkin karena kecantikan adalah bidang saya, saya lebih ke kecantikan dan gaya hidup. 

Apakah Anda pernah mengalami kebuntuan ide saat membuat konten dan bagaimana cara mengatasinya?
Saya belum pernah mengalami kebuntuan ide saat membuat konten. Ide terkait konten terkadang datang dari klien. Mereka terkadang memberikan pilihan atau sesuai dengan gaya yang dimiliki oleh influencer

Saya hanya perlu mengembangkan ide dan konsep yang diberikan oleh merek. Kalau merasa buntu, saya suka cari apa yang sedang tren. Namun, tetap tidak keluar dari ciri khas. 

Apakah pernah mengalami pengembangan ide yang dilakukan mengalami penolakan dari brand?
Kalau cancel tidak pernah. Namun, revisi sejumlah konten yang dibuat pernah terjadi. Biasanya, konten yang akan diunggah harus mendapatkan persetujuan terelebih dahulu dari brand atau merek yang di-endorse atau bekerja sama.

Bagaimana bentuk kerja sama antara Anda dengan merek atau pemilik produk?
Sejumlah merek biasanya menghubungi melalu direct message (DM). Namun, ada juga yang lewat agensi. Untuk endorse, mereka akan mengirim barang, memberikan fee, dan produknya di-review. Ada juga yang mengharuskan saya datang ke lokasi tertentu. 

Selain itu, ada juga yang meminta sebagai brand ambassador. Saya pernah menjadi brand ambassador startup baru, sehingga harus datang jika mereka ada acara. Kemudian, harus membuat konten dalam jumlah tertentu setiap bulan dan menggunakan kontrak. 

Saat membuat konten, inovasi seperti apa yang pernah dilakukan?
Agar follower dan orang yang berinteraksi tidak bosan, saya kerap melakukan ulasan terhadap sebuah produk di luar rumah dengan suasana dan tempat yang tidak membosankan meskipun produk tersebut datang dikirim ke rumah. 

Selain itu, saya juga pernah melakukan endorse dengan sistem barter lantaran suka dengan barangnya. Tidak hanya itu, saya juga sampai keluar uang lantaran harus keluar rumah untuk melakukan ulasan barang yang disukai. 

Selama menjadi seorang konten kreator atau influencer, tantangan seperti apa yang dihadapi oleh Anda?
Tantangan yang saya hadapi adalah menjaga agar merek suka dengan konten yang dibuat. Selain itu, tantangan lainnya adalah umpan balik yang tidak bagus dari audiens. Terkadang, konten yang dibuat sudah bagus, tapi feedback dari audiens tidak bagus. 

Jadi, saya kerap mempelajari dan mencari tahu apa lagi yang kurang dan harus melakukan apa saja agar para penonton suka. Biasanya, untuk mengetahui yang harus ditingkatkan, saya membandingkan dari video-video yang memiliki banyak penonton. 

Selain sebagai konten kreator, Anda juga seorang ibu rumah tangga, bagaimana cara membagi waktunya?
Anak saya sudah besar, sekolah, dan memiliki jemputan. Ini sistem lepasan. Video bisa dibuat saat anak sekolah atau tidur. Kalau visit, tidak setiap hari, sehingga saya bisa mengatur waktu. Jadi, tidak ada masalah. 

Hal sulit yang saya alami adalah melakukan editing video karena dilakukan pada malam hari. Terkadang, video tersebut harus menggunakan voice over atau dubbing

Saat ini, saya melakukan semua sendiri, seperti editing, mengurus kontrak, dan sebagainya. Saya mendapatkan suami jika membuat video atau pengambilan gambar ketika harus mengunjungi tempat tertentu. 

Sebagai micro influencer, bagaimana strategi menambah jumlah pengikut?
Kita semua kerja punya target. Salah satu cara agar dapat menambah jumlah follower adalah dengan rajin membuat konten. Dengan begitu, maka otomatis follower akan bertambah. 

Selain itu, cara lain agar menambah jumlah pengikut adalah melakukan berkolaborasi dengan brand. Saat ini, tidak semua merek mau melakukannya. Dengan melakukan kolaborasi, maka akan memperoleh banyak view lantaran terdapat engage dari pengikut brand selain follower sendiri. 

Follower juga akan bertambah dengan kolaborasi itu. Selain itu, hastag juga akan dapat berperan dalam menambah jumlah pengikut. Saat mengunggah konten, pemilihan lagu yang sedang in juga menjadi salah satu strateginya. 

Saya menginginkan memiliki pengikut sampai 100.000 karena jumlah follower akan berpengaruh terhadap harga dari pemilik produk saat menginginkan barangnya di-endorse. Selain itu, akun terverifikasi juga menjadi kriteria lain yang diinginkan oleh pemilik produk. 

Apa yang harus dilakukan ketika ingin memulai menjadi seorang influencer?
Sebenarnya, kalau kita mau jadi blogger atau konten kreator, harus memiliki standar dan tujuan yang menentukan kalian ingin menjadi influencer sebagai apa. 

Kemudian, konten yang diberikan juga harus informatif selain menarik, sehingga sampai kepada masyarakat. Lalu, jangan menggunakan kata-kata yang terlalu panjang lantaran dapat membuat penonton bosen. 

Selain itu, harus ada kata kunci yang menunjukkan bahwa konten yang dibuat tentang apa atau berbicara apa. Menurut saya, marketing sudah tidak seperti dahulu, yakni dari rumah ke rumah. Tidak ada lagi menyebarkan brosur dalam proses pemasaran, apalagi saat pandemi. 

Pada saat itu, semua orang memegang gawai pintar dan internet banyak digunakan. Media sosial menjadi sangat penting lantaran audiens yang ingin dijangkau jadi lebih banyak. Semua orang yang memiliki gawai pintar dan media sosial bisa melihat konten yang dibuat. 

Mereka dapat terpengaruh, memberikan like, dan menjadi tren. Mereka yang awalnya tidak tertarik dengan sebuah produk bisa terpengaruh atau terinspirasi dengan konten yang ada di media sosial.

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)

Editor: Nirmala Aninda

SEBELUMNYA

Reseller Jadi Strategi Brand Lokal Memperbesar Skala Bisnis

BERIKUTNYA

Manfaat Mendengarkan Musik Lo-Fi: Cara Asyik Tingkatkan Konsentrasi

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: