Ilustrasi influencer (dok. Pexels)

Hasil Survei: Informasi Vaksinasi dari Influencer Kurang Dipercaya 

15 September 2021   |   18:35 WIB
Image
Desyinta Nuraini Jurnalis Hypeabis.id

Kesadaran dan antusiasme masyarakat terhadap vaksinasi meningkat pesat. Dalam survei online terbaru dari Change.org Indonesia, Katadata Insight Center (KIC), dan KawalCOVID19.id yang melibatkan 8.299 responden, 77,9 persen di antaranya mengaku sudah divaksinasi. 

Alasan utama mereka mau divaksinasi karena tanggung jawab sebagai warga negara dalam penanggulangan Covid-19. Tentu antusiasme warga untuk menjalani vaksinasi ini juga tidak lepas dari peran sejumlah pihak dalam melakuka sosialisasi dan memberi informasi terkait vaksin.

Manajer Riset Katadata Insight Center (KIC), Vivi Zabkie menyebutkan dari banyaknya pihak, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) serta Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) menempati posisi teratas, dengan 48,6 persen responden mengaku percaya terhadap informasi vaksinasi yang disampaikan lembaga ini.

Diikuti oleh dokter 48,1 persen, Satgas Covid-19 47,2 persen, Kemenkes 46,5 persen, organisasi profesi kedokteran 46,1%. Sedangkan yang menduduki peringkat terendah dari segi kepercayaan adalah tokoh politik 2 persen, WhatsApp broadcast 2,6 persen, lalu influencer dan selebriti 3,7 persen.
 
Dokter sekaligus influencer kesehatan dr.Tirta Mandira Hudhi cukup heran influencer menempati posisi 5 terbawah sebagai sumber yang dipercaya untuk memberikan informasi terkai vaksinasi. 

“Penganggaran influencer kemarin enggak efektif dong, lima besar terbawah, bahkan setara dengan grup WA. Harusnya anggaran kemarin untuk bayar grup WA atau ketua RT,” tuturnya dalam talkshow bertajuk ‘Hasil Survei Nasional: Kata Warga tentang Vaksinasi Covid-19’, Rabu (15/9/2021). 

Survei yang disebarkan 6-21 Agustus 2021 ini juga mencatat dari 1.130 responden yang bersedia namun belum divaksinasi, 26,2 persen di antaranya karena tidak tahu cara mendapatkan vaksin.

Mayoritas dari kelompok ini berharap agar informasi tentang vaksinasi muncul di kanal yang bersifat langsung dan dekat dengan lingkungan mereka, seperti pengumuman dari ketua RT/RW sebanyak 60,5 persen responden, disusul kanal informasi publik non pemerintah 50,8 persen.

Sebanyak 79,2 persen responden yang belum yang bersedia namun belum divaksinasi menjawab bahwa mereka mengetahui apakah mereka memenuhi syarat untuk divaksinasi atau tidak.

Sementara itu, sebanyak 80,2 persen dari 7.528 kelompok yang sudah divaksinasi maupun yang belum tapi ingin divaksinasi, menyatakan mudah mendapatkan informasi tentang jenis-jenis dan kemanjuran vaksin.

Rata-rata dari mereka mendapatkan informasi tersebut melalui kanal informasi publik non pemerintah sebanyak 61,9 persen, disusul media sosial pemerintah pusat 42,2 persen, dan pemberitaan atau iklan di televisi 24,6 persen.

Sementara 19,8 persen sisanya menyatakan tidak mudah mendapatkan informasi tentang kemanjuran vaksin dan jenis-jenisnya, serta mengharapkan informasi tersebut bisa didapatkan di media sosial pemerintah pusat 56,6 persen disusul kanal informasi publik non-pemerintah 54,2 persen, dan pemberitaanatau iklan di televisi 47,6 persen.


Editor: Avicenna

SEBELUMNYA

Begini Cara Pemerintah Hidupkan Ekosistem Kesenian di Jakarta

BERIKUTNYA

Ahn Jae-hyun Belajar jadi Olahragawan dalam Acara Variety Miliknya

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: