Ilustrasi fesyen anak (Sumber gambar: Freepik)

Bisnis Pakaian Anak Makin Moncer, Model yang Nyaman & Modis Paling Diminati

03 August 2023   |   13:08 WIB
Image
Chelsea Venda Jurnalis Hypeabis.id

Secara global, angka pertumbuhan bisnis mode anak makin menggelumbung. Pada 2022, data Statista mencatat nilai ekonomi produk fesyen balita mencapai US$ 37.60 miliar. Tahun ini angkanya diproyeksikan naik menjadi US$ 42.51 miliar dan akan menembus US$44.84 miliar pada 2025.

Media sosial dan orang tua menjadi dua faktor penting dalam perkembangan bisnis pakaian anak. Kedua hal tersebut sama-sama menciptakan ruang yang lebih luas bagi para desainer dan jenama fesyen anak mengeksplorasi dunia mode khusus balita (bawah lima tahun).

Baca juga: Bisnis Mainan Anak Makin Cuan, Pelaku Usaha Beberkan Produk-produk Paling Dicari

Di Indonesia, fesyen balita dalam beberapa tahun terakhir juga makin diminati. Kenaikan tersebut bisa dilihat dari minat masyarakat terhadap pencarian produk pakaian balita yang bertumbuh lebih pesat dibanding segmen lain, seperti perawatan atau bahkan mainan, di situs lokapasar di Indonesia. Data dari Digital Mum Survey Indonesia 2022 tersebut mencatat kenaikan sebesar 14 persen dibanding periode sebelumnya.

Besarnya potensi bisnis pakaian anak ini telah dirasakan oleh Sabine and Heem, salah satu jenama lokal yang fokus pada produk fesyen balita. Founder Sabine and Heem Bina mengatakan bahwa bisnis pakaian anak di dalam negeri saat ini sangat prospektif.

Pangsa pasar bagi produk ini juga cukup luas dan terus berkembang setiap tahunnya. Menurut dia, dengan jumlah 270 juta lebih penduduk Indonesia, maka angka kelahiran dan pertumbuhan anaknya pun ke depan masih akan sangat tinggi. Hal ini tentu membuat pangsa pasar fesyen balita makin menjanjikan.

Di sisi lain, Bina melihat orang tua sekarang ini mulai menganggap pakaian balita telah menjadi item fesyen penting untuk mengekspresikan si buah hati. Hal ini cukup berbeda dibanding berpuluh tahun lalu.

Salah satu alasannya adalah karena orang tua sekarang rata-rata berasal dari generasi milenial dan Gen Z. Mereka adalah generasi yang sudah akrab dengan media sosial dan cukup aktif untuk berbagai aktivitas hariannya.

“Mereka senang memadupadankan pakaian anak dan mempostingnya di media sosial untuk mengabadikan momen buah hati mereka,” jelas Bina.

Omzet bisnis ini pun tak main-main. Per tahunnya, rata-rata omzet Sabine and Heem mencapai Rp2,5 miliar sampai Rp3 miliar. Brand lokal ini mampu menjual sekitar 14.000-15.000 item fesyen balita dalam satu tahun.

Menurut Bina, angka tersebut paling banyak disokong oleh lokapasar dengan kontribusi 80 persen. Adapun pasar offline menyumbang penjualan 20 persen.

Sementara itu, Brand General Manager Bohopanna Christine Anggana juga mengatakan bahwa bisnis pakaian balita terus mengalami pertumbuhan yang positif. Di sisi lain, muncul kesadaran di masyarakat untuk memakai brand lokal karena kualitasnya mulai bersaing.

Secara offline, Bohopanna sudah dapat ditemukan pada 180 lebih baby store yang tersebar di 70 lebih kota,
mempunyai 3 Flagship Store (Jakarta, Surabaya, Batam), dan juga pada Buiboo Grand Indonesia dan Kokas.

Selain itu, pihaknya juga cukup mengandalkan penjualan secara online di sejumlah marketplace. Pangsa pasar yang terus bertumbuh juga membuat Bohopanna dapat melakukan beberapa ekspansi, hingga ke luar negeri.


Tren Fesyen Balita 2023

 

Ilustrasi fesyen anak (Sumber gambar: Freepik)

Ilustrasi fesyen anak (Sumber gambar: Freepik)


Sama seperti fesyen pada orang dewasa, dunia mode anak-anak juga memiliki trennya sendiri. Menurut Bina, saat ini tren fesyen anak sedang merambah pakaian yang bergaya denim dan knitwear.

Knitwear dan denim memang menjadi item yang cukup banyak dicari oleh pelanggannya tahun ini. Selain itu, pakaian kasual dengan corak yang playful dan cerah juga cukup banyak diminati. Namun, selayaknya mode di orang dewasa, fesyen anak juga memiliki tren yang cukup sering berubah.

Akan tetapi, umumnya perubahan tersebut lebih sering terjadi pada warna dan pemilihan corak. Adapun untuk model bajunya tidak terlalu sering berubah.

Meski pangsa bisnisnya terasa manis, Bina menyebut ada beberapa tantangan yang cukup melelahkan di dunia mode anak. Banyaknya produk yang ditiru dan dijual dengan harga yang lebih murah menjadi salah satu tantangan tersendiri dalam mengembangkan bisnis ini.

Selain itu, memilih vendor dengan kualitas maksimal dan mencari bahan produksi sesuai dengan konsep juga jadi tantangan lain yang kerap dihadapinya.

“Namun, ada hikmahnya juga. Bahwa kami rupanya telah menciptakan tren produk anak yang dapat menjadi inspirasi,” imbuhnya.

Sementara itu, Christine juga melihat bahwa tren dunia mode anak berjalan dinamis. Menurutnya ada perubahan dalam pangsa pasar fesyen balita dalam beberapa tahun terakhir.

Pihaknya melihat dalam beberapa dekade ke belakang perkembangan pakaian bayi memang mulai mengarah ke ranah estetika, di mana mulai banyak bermunculan pakaian-pakaian bayi dengan model yang dengan warna-warna earth tone, dengan kain yang aman dan nyaman dipakai.

Jika bicara tentang pakaian bayi, kategori pakaian yang cari oleh orang tua masih kurang lebih sama, seperti bodysuit, playsuit, setelan. Namun dalam hal desain, motif, dan warna, tren yang ada dan dicari cukup sering berubah.

Hal ini terjadi akibat impact dari perkembangan mode dan gaya hidup yang terus berkembang, serta pengaruh sosial media. Terlebih lagi saat ini, para produsen pakaian anak tidak hanya mementingkan fungsional dan design semata, tetapi juga banyak bermunculan material-material yang inovatif.

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)

Editor: Nirmala Aninda

SEBELUMNYA

Mom, Begini Posisi Tepat Saat Menyusui & Hadirkan ASI Berkualitas Untuk Bayi

BERIKUTNYA

Kulit Anak Cenderung Sensitif, Yuk Kenali Bahan Baju yang Cocok & Aman untuk Si Kecil

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: