Bisnis Mainan Anak Makin Cuan, Pelaku Usaha Beberkan Produk-produk Paling Dicari
25 July 2023 |
19:00 WIB
Tumbunh kembang anak tidak bisa dilepaskan dari bermain. Selain bersosialisasi dengan anak-anak lain, si kecil juga butuh untuk memiliki mainan untuk menemani, sekaligus membantu mengasah perkembangan otak, fisik, emosional, serta sosial mereka.
Tak hanya menyenangkan, mainan juga bisa menjadi media edukasi yang seru untuk anak. Perkembangan media sosial yang makin masif saat ini turut mendorong pemahaman sekaligus kesadaran para orang tua untuk memberikan anak-anak mainan yang menyenangkan sekaligus edukatif.
Baca juga: 7 Rekomendasi Permainan Berkelompok yang Seru untuk MPLS, Wajib Dicoba
Kondisi ini pun turut mendorong pertumbuhan bisnis mainan anak di Indonesia. Bahkan, Indonesia menjadi negara keempat sebagai pangsa pasar penjualan mainan tertinggi di dunia setelah China, India, dan Amerika Serikat. Menurut data Statista, pendapatan sektor mainan di Tanah Air pada 2022 tercatat sebesar US$10,32 miliar.
Di sisi lain, Kementerian Perindustrian RI mencatat nilai ekspor industri mainan nasional mencapai US$383 juta sepanjang Januari-September 2022. Angka ini naik sebesar 29,83 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya yakni sebesar US$295 juta.
Ketua Asosiasi Mainan Indonesia (AMI) Sutjiadi Lukas menyebutkan bahwa industri mainan dalam negeri saat ini terus mengalami peningkatan baik secara kuantitas maupun kualitas dan mulai memenuhi pangsa pasar lokal. Dia memaparkan bahwa saat ini proporsi pangsa pasar mainan diisi oleh 45 persen produk lokal dan 55 persen produk impor.
Angka ini mengalami peningkatan dari kondisi sebelumnya yang tercatat 65 persen pasar mainan impor dan 35 persen pasar mainan lokal. Lukas mengatakan hal ini terjadi lantaran kebijakan pemerintah yang makin ketat terhadap perizinan impor mainan termasuk bahan baku dengan sejumlah pemberlakuan regulasi.
Prospek industri mainan anak yang menjanjikan ini juga dialami oleh Aulian Kreasi Gemilang, produsen mainan edukasi anak yang berbasis di Lampung. Berfokus pada mainan anak berbahan kayu, merek ini menjual beragam jenis dan bentuk mainan seperti aneka balok, puzzle, alat musik, stik berhitung, aneka stempel, dan mainan edukasi lainnya.
Owner Aulian Kreasi Gemilang Eka Mutia Komala mengatakan tren bisnis mainan anak terus meningkat dari tahun ke tahun seiring dengan makin masifnya informasi tentang mainan edukasi di media sosial. Terbukti, omzet bisnis mainannya dengan merek Aulian Toys bisa mencapai Rp1,5 miliar per tahun, dengan rata-rata omzet penjualan per bulan sebesar Rp100 juta-Rp125 juta.
Mutia mengatakan ragam jenis mainan yang dijual di Aulian Toys berfokus pada mainan untuk alat peraga edukasi dan stimulasi tumbuh kembang anak dengan rentang usia mulai dari 0 hingga 6 tahun. Cakupan konsumen dari Aulian Toys pun cukup luas mulai dari lembaga pendidikan seperti TK atau PAUD, klinik tumbuh kembang anak, hingga konsumen umum.
Guna memenuhi kebutuhan konsumen, rata-rata Aulian Toys bisa memproduksi mainan hingga 500 mainan per batch dengan waktu produksi selama seminggu yang dikerjakan oleh sekitar 30 pekerja secara manual. Untuk memasarkan produk tersebut, Aulian Toys juga kini telah memiliki sebanyak 50 agen distributor yang tersebar di seluruh daerah di Tanah Air.
"?Kami sudah menjangkau [pasar] Sumatera, Kalimantan, Jawa, dan Bali. Tinggal Sulawesi dan Papua saja yang belum. Target kami omzet tahun ini bisa Rp2 miliar," katanya saat dihubungi Hypeabis.id.
Lain halnya dengan klinik tumbuh kembang anak yang biasanya lebih memilih mainan untuk melatih fokus anak seperti mainan meronce dan menjahit. Sementara untuk konsumen umum lebih mencari mainan dengan desain yang unik dan lucu, puzzle, kereta-keretaan, balok susun dan mainan belajar menghitung.
Mutia menjelaskan meski mengikuti model yang telah ada di pasaran, hampir seluruh mainan yang dijual di Aulian Toys didesain khusus dengan menambahkan fungsi dari mainan itu sendiri, sehingga produknya tetap berbeda dengan merek lain. Desain-desain mainan yang dibuat pun dirancang oleh tim yang memang sudah berpengalaman di bidang edukasi anak termasuk informasi dari tenaga profesional seperti psikolog.
Untuk menjamin keamanan dan kenyamanan bagi anak, produk-produk mainan yang dijual juga telah mengantongi sertifikat standar SNI. Adapun, uji SNI mainan anak meliputi beberapa syarat yang ditetapkan oleh Badan Standarisasi Nasional mulai dari struktur, bentuk, material, hingga cara uji aktivitas mainan.
Menariknya, proses produksi mainan anak di Aulian Toys juga menerapkan industri yang berkelanjutan. Selain menggunakan kayu pinus sebagai material utama, mereka juga memanfaatkan limbah kayu dari sejumlah pengrajin sebagai material pelengkap. Sementara dari segi pengolahan limbah, mereka juga bekerja sama dengan pihak lain untuk memanfaatkan limbah sebagai bahan baku pallet.
Mutia mengatakan ke depan, pihaknya ingin terus memperluas cakupan pasar dari Aulian Toys hingga seluruh Indonesia, termasuk mengembangkan varian produk mainan anak seperti merambah ke bidang mainan montessori. "Untuk tiga tahun ke depan ini sepertinya fokusnya ke penjualan dan branding," katanya.
Baca juga: Enggak Cuma Barbie, Masih ada 14 Film Adaptasi Mainan yang Bakal Tayang
Editor: Dika Irawan
Tak hanya menyenangkan, mainan juga bisa menjadi media edukasi yang seru untuk anak. Perkembangan media sosial yang makin masif saat ini turut mendorong pemahaman sekaligus kesadaran para orang tua untuk memberikan anak-anak mainan yang menyenangkan sekaligus edukatif.
Baca juga: 7 Rekomendasi Permainan Berkelompok yang Seru untuk MPLS, Wajib Dicoba
Kondisi ini pun turut mendorong pertumbuhan bisnis mainan anak di Indonesia. Bahkan, Indonesia menjadi negara keempat sebagai pangsa pasar penjualan mainan tertinggi di dunia setelah China, India, dan Amerika Serikat. Menurut data Statista, pendapatan sektor mainan di Tanah Air pada 2022 tercatat sebesar US$10,32 miliar.
Di sisi lain, Kementerian Perindustrian RI mencatat nilai ekspor industri mainan nasional mencapai US$383 juta sepanjang Januari-September 2022. Angka ini naik sebesar 29,83 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya yakni sebesar US$295 juta.
Ketua Asosiasi Mainan Indonesia (AMI) Sutjiadi Lukas menyebutkan bahwa industri mainan dalam negeri saat ini terus mengalami peningkatan baik secara kuantitas maupun kualitas dan mulai memenuhi pangsa pasar lokal. Dia memaparkan bahwa saat ini proporsi pangsa pasar mainan diisi oleh 45 persen produk lokal dan 55 persen produk impor.
Angka ini mengalami peningkatan dari kondisi sebelumnya yang tercatat 65 persen pasar mainan impor dan 35 persen pasar mainan lokal. Lukas mengatakan hal ini terjadi lantaran kebijakan pemerintah yang makin ketat terhadap perizinan impor mainan termasuk bahan baku dengan sejumlah pemberlakuan regulasi.
Prospek industri mainan anak yang menjanjikan ini juga dialami oleh Aulian Kreasi Gemilang, produsen mainan edukasi anak yang berbasis di Lampung. Berfokus pada mainan anak berbahan kayu, merek ini menjual beragam jenis dan bentuk mainan seperti aneka balok, puzzle, alat musik, stik berhitung, aneka stempel, dan mainan edukasi lainnya.
Owner Aulian Kreasi Gemilang Eka Mutia Komala mengatakan tren bisnis mainan anak terus meningkat dari tahun ke tahun seiring dengan makin masifnya informasi tentang mainan edukasi di media sosial. Terbukti, omzet bisnis mainannya dengan merek Aulian Toys bisa mencapai Rp1,5 miliar per tahun, dengan rata-rata omzet penjualan per bulan sebesar Rp100 juta-Rp125 juta.
Mutia mengatakan ragam jenis mainan yang dijual di Aulian Toys berfokus pada mainan untuk alat peraga edukasi dan stimulasi tumbuh kembang anak dengan rentang usia mulai dari 0 hingga 6 tahun. Cakupan konsumen dari Aulian Toys pun cukup luas mulai dari lembaga pendidikan seperti TK atau PAUD, klinik tumbuh kembang anak, hingga konsumen umum.
Guna memenuhi kebutuhan konsumen, rata-rata Aulian Toys bisa memproduksi mainan hingga 500 mainan per batch dengan waktu produksi selama seminggu yang dikerjakan oleh sekitar 30 pekerja secara manual. Untuk memasarkan produk tersebut, Aulian Toys juga kini telah memiliki sebanyak 50 agen distributor yang tersebar di seluruh daerah di Tanah Air.
"?Kami sudah menjangkau [pasar] Sumatera, Kalimantan, Jawa, dan Bali. Tinggal Sulawesi dan Papua saja yang belum. Target kami omzet tahun ini bisa Rp2 miliar," katanya saat dihubungi Hypeabis.id.
Ilustrasi seorang anak sedang bermain (Sumber gambar: Cottonbro Studio/Pexels)
Jenis Mainan Anak Paling Dicari
Karena cakupan konsumen yang luas dan beragam, Mutia menjelaskan jenis mainan yang paling laku di Aulian Toys pun berbeda-beda. Untuk lembaga pendidikan misalnya, mainan yang paling banyak dicari biasanya aneka balok bangunan, alat peraga, dan mainan berhitung untuk mendukung kegiatan belajar.Lain halnya dengan klinik tumbuh kembang anak yang biasanya lebih memilih mainan untuk melatih fokus anak seperti mainan meronce dan menjahit. Sementara untuk konsumen umum lebih mencari mainan dengan desain yang unik dan lucu, puzzle, kereta-keretaan, balok susun dan mainan belajar menghitung.
Mutia menjelaskan meski mengikuti model yang telah ada di pasaran, hampir seluruh mainan yang dijual di Aulian Toys didesain khusus dengan menambahkan fungsi dari mainan itu sendiri, sehingga produknya tetap berbeda dengan merek lain. Desain-desain mainan yang dibuat pun dirancang oleh tim yang memang sudah berpengalaman di bidang edukasi anak termasuk informasi dari tenaga profesional seperti psikolog.
Untuk menjamin keamanan dan kenyamanan bagi anak, produk-produk mainan yang dijual juga telah mengantongi sertifikat standar SNI. Adapun, uji SNI mainan anak meliputi beberapa syarat yang ditetapkan oleh Badan Standarisasi Nasional mulai dari struktur, bentuk, material, hingga cara uji aktivitas mainan.
Menariknya, proses produksi mainan anak di Aulian Toys juga menerapkan industri yang berkelanjutan. Selain menggunakan kayu pinus sebagai material utama, mereka juga memanfaatkan limbah kayu dari sejumlah pengrajin sebagai material pelengkap. Sementara dari segi pengolahan limbah, mereka juga bekerja sama dengan pihak lain untuk memanfaatkan limbah sebagai bahan baku pallet.
Mutia mengatakan ke depan, pihaknya ingin terus memperluas cakupan pasar dari Aulian Toys hingga seluruh Indonesia, termasuk mengembangkan varian produk mainan anak seperti merambah ke bidang mainan montessori. "Untuk tiga tahun ke depan ini sepertinya fokusnya ke penjualan dan branding," katanya.
Baca juga: Enggak Cuma Barbie, Masih ada 14 Film Adaptasi Mainan yang Bakal Tayang
Editor: Dika Irawan
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.