Tubuh Kukuh & Mental Anti Pental Berkat Pencak Silat
31 July 2023 |
18:30 WIB
Indonesia memiliki ragam jenis olahraga bela diri tradisional yang populer di masyarakat. Salah satunya adalah olahraga pencak silat yang kini sudah diakui Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan UNESCO sebagai Warisan Budaya Tak benda pada 2019.
Menjadi tradisi turun temurun, selain unik olahraga ini juga memiliki segudang manfaat untuk tubuh. Salah satu yang merasakannya adalah Ahmad Tarmizi (26), pemuda asal Rawa Belong, Jakarta Barat yang telah mengenal silat sejak usia belasan.
Baca juga: Memperkenalkan Budaya Indonesia ke Kancah Internasional Lewat Pencak Silat & Angklung
Olahraga pencak telah menjadi bagian yang tak terpisahkan bagi hidupnya. Meski saat ini di sudah sibuk bekerja, tapi Jibon, begitu biasa dia dipanggil masih menyempatkan untuk menekuni olahraga pencak silat bersama teman-teman seperguruannya.
Diakui olehnya bahwa ilmu olah kanuragan itu banyak memberikan banyak manfaat baik segi fisik maupun mental. Bermain silat, khususnya aliran cingkrik memang membuat dirinya lebih mawas diri dan lincah saat bergerak di lapangan sebagai seorang jurnalis.
Membutuhkan kecepatan gerakan kaki dan tangan, Jibon mengaku pencak silat juga membantunya untuk melatih otot dan membakar kalori, sehingga dapat menjaga berat badannya tetap stabil dan ideal. Refleknya terhadap berbagai hal juga menjadi lebih baik.
"Pencak silat membuat tubuh saya lebih lentur dan fleksibel. Namun yang terpenting adalah menambah teman, sesuai kata dari silat yang berasal dari frasa silaturahmi," katanya belum lama ini.
Dikembangkan sekitar awal abad ke-20 oleh Ismail Bin Muayad alias Kong Maing, silat cingkrik saat ini sudah tersebar ke berbagai tempat di Jakarta. Berbeda dengan jenis bela diri olahraga lain, cingkrik menurut Jibon lebih menekankan pergerakan tangan.
Kendati begitu, teknik dasar seperti kuda-kuda juga harus dipelajari karena menjadi bagian terpenting saat olahraga maen pukulan dalam istilah Betawi itu. Hal inilah yang kemudian banyak membuat anak kecil dan pemuda di Rawa Belong banyak yang masih melanjutkan tradisi tersebut.
Total setidaknya ada 12 jurus tingkatan yang harus dilalui untuk menguasai cingkrik. Termasuk teknik dasar kuda-kuda seperti Keset Bacok, Lenggang, Langkah Empat, Buka Satu, Sauk, Singa, Lokbeh hingga terakhir jurus Longok.
"Setiap tahapan jurus yang dilalui pesilat ini harus berkelime (berklimaks-red). Gerakanya harus rapi, enggak ada itu namanya kaki gemetar, sudah harus rapi dan badan lentur," imbuhnya.
Selain Jibon, manfaat dari olahraga bela diri silat juga dirasakan oleh Ashabul Kahfi (35). Ketua Biro Organisasi Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) Jakarta Barat itu menuturkan bahwa pencak silat telah memberinya segudang manfaat bagi tubuh hingga pergaulan sosial.
Lebih dari dua dekade menekuni silat mulai dari aliran Cimande, Cingkrik, dan Beksi, lelaki asal Jakarta Barat itu mengaku berat badan dan peredaran darahnya jadi lebih lancar. Tak hanya itu, daya tahan tubuh dan pengaturan napasnya ketika beraktivitas fisik juga jadi lebih kuat.
Tak hanya itu, di tempat perguruannya yang bernama Pencak Silat Satria Muda kini juga semakin diminati masyarakat mulai dari anak-anak hingga dewasa. Mereka biasanya berlatih seminggu sekali dengan durasi 1-2 jam meliputi teknik wirasa (mengolah rasa), wiraga (mengolah raga), dan wirama (mengolah irama) silat.
Adapun, fokus olahraga pencak silat adalah latihan kekuatan fisik dengan dua jalur pilihan, yaitu prestasi dan tradisi. Jika olahraga pada alur pertama pelaku dituntut untuk meraih kejuaraan, tapi yang kedua lebih banyak menekuni ragam silat dan unsur gerakannya sebagai sebuah seni tradisi.
"Perbedaan olahraga silat dengan jenis bela diri lain adalah lebih santai dan tidak kaku karena gerakannya lebih ke arah menari, tapi kekuatan tenaganya selalu muncul dalam ujung pukulan dan tendangan," katanya.
Baca juga: Olahraga Body Combat, Latihan Koreografi Bela Diri untuk Bakar Kalori
Editor: Dika Irawan
Menjadi tradisi turun temurun, selain unik olahraga ini juga memiliki segudang manfaat untuk tubuh. Salah satu yang merasakannya adalah Ahmad Tarmizi (26), pemuda asal Rawa Belong, Jakarta Barat yang telah mengenal silat sejak usia belasan.
Baca juga: Memperkenalkan Budaya Indonesia ke Kancah Internasional Lewat Pencak Silat & Angklung
Olahraga pencak telah menjadi bagian yang tak terpisahkan bagi hidupnya. Meski saat ini di sudah sibuk bekerja, tapi Jibon, begitu biasa dia dipanggil masih menyempatkan untuk menekuni olahraga pencak silat bersama teman-teman seperguruannya.
Diakui olehnya bahwa ilmu olah kanuragan itu banyak memberikan banyak manfaat baik segi fisik maupun mental. Bermain silat, khususnya aliran cingkrik memang membuat dirinya lebih mawas diri dan lincah saat bergerak di lapangan sebagai seorang jurnalis.
Membutuhkan kecepatan gerakan kaki dan tangan, Jibon mengaku pencak silat juga membantunya untuk melatih otot dan membakar kalori, sehingga dapat menjaga berat badannya tetap stabil dan ideal. Refleknya terhadap berbagai hal juga menjadi lebih baik.
"Pencak silat membuat tubuh saya lebih lentur dan fleksibel. Namun yang terpenting adalah menambah teman, sesuai kata dari silat yang berasal dari frasa silaturahmi," katanya belum lama ini.
Dikembangkan sekitar awal abad ke-20 oleh Ismail Bin Muayad alias Kong Maing, silat cingkrik saat ini sudah tersebar ke berbagai tempat di Jakarta. Berbeda dengan jenis bela diri olahraga lain, cingkrik menurut Jibon lebih menekankan pergerakan tangan.
Kendati begitu, teknik dasar seperti kuda-kuda juga harus dipelajari karena menjadi bagian terpenting saat olahraga maen pukulan dalam istilah Betawi itu. Hal inilah yang kemudian banyak membuat anak kecil dan pemuda di Rawa Belong banyak yang masih melanjutkan tradisi tersebut.
Total setidaknya ada 12 jurus tingkatan yang harus dilalui untuk menguasai cingkrik. Termasuk teknik dasar kuda-kuda seperti Keset Bacok, Lenggang, Langkah Empat, Buka Satu, Sauk, Singa, Lokbeh hingga terakhir jurus Longok.
"Setiap tahapan jurus yang dilalui pesilat ini harus berkelime (berklimaks-red). Gerakanya harus rapi, enggak ada itu namanya kaki gemetar, sudah harus rapi dan badan lentur," imbuhnya.
Makin Diminati Masyarakat
Selain Jibon, manfaat dari olahraga bela diri silat juga dirasakan oleh Ashabul Kahfi (35). Ketua Biro Organisasi Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) Jakarta Barat itu menuturkan bahwa pencak silat telah memberinya segudang manfaat bagi tubuh hingga pergaulan sosial.Lebih dari dua dekade menekuni silat mulai dari aliran Cimande, Cingkrik, dan Beksi, lelaki asal Jakarta Barat itu mengaku berat badan dan peredaran darahnya jadi lebih lancar. Tak hanya itu, daya tahan tubuh dan pengaturan napasnya ketika beraktivitas fisik juga jadi lebih kuat.
Tak hanya itu, di tempat perguruannya yang bernama Pencak Silat Satria Muda kini juga semakin diminati masyarakat mulai dari anak-anak hingga dewasa. Mereka biasanya berlatih seminggu sekali dengan durasi 1-2 jam meliputi teknik wirasa (mengolah rasa), wiraga (mengolah raga), dan wirama (mengolah irama) silat.
Adapun, fokus olahraga pencak silat adalah latihan kekuatan fisik dengan dua jalur pilihan, yaitu prestasi dan tradisi. Jika olahraga pada alur pertama pelaku dituntut untuk meraih kejuaraan, tapi yang kedua lebih banyak menekuni ragam silat dan unsur gerakannya sebagai sebuah seni tradisi.
"Perbedaan olahraga silat dengan jenis bela diri lain adalah lebih santai dan tidak kaku karena gerakannya lebih ke arah menari, tapi kekuatan tenaganya selalu muncul dalam ujung pukulan dan tendangan," katanya.
Baca juga: Olahraga Body Combat, Latihan Koreografi Bela Diri untuk Bakar Kalori
Editor: Dika Irawan
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.