Begini Tren Kosmetik Medik, Tak Sebatas Filler atau Botox
28 July 2023 |
19:38 WIB
Kosmetika medik kerap dikaitkan dengan perubahan bentuk wajah atau tubuh melalui alat seperti botox, filler, tanam benang, peeling, laser, atau facial. Padahal menurut Dermatologist dr. Hari Darmawan, skincare juga masuk dalam kategori ini.
Dia menerangkan secara luas, kosmetika medik adalah segala seuatu yang bisa dokter lakukan untuk memperbaiki keluhan estetik di wajah. "Misal pemakaian skincare, pemberian obat suplemen untuk memperbaiki tampilkan kulit seperti antioksidan atau vitamin C," jelasnya saat dihubungi Hypeabis.id, beberapa waktu lalu.
Baca juga: Merek Kosmetik Lokal Terus Digandrungi, Produk Hybrid Makeup Jadi Incaran
Menurutnya, manfaat utama dari kosmetika medik tentu memperbaiki tampilan kulit sebagai organ terluar dari tubuh manusia. Tampilan kulit wajah sangat penting karena memberikan kesan pertama saat bertemu dengan orang lain.
Selain untuk menjaga kesehatan, kulit yang baik juga mempengaruhi kepercayaan diri seseorang, memperlebar kesempatan atau peluang di dunia kerja, pergaulan, hingga hubungan dengan seseorang. "Menjaga kesehtaan kulit bukan hanya untuk kesehatan tapi juga penampilan," tegasnya.
Tren Kosmetika Medik
Industri kosmetika medik di Indonesia terbilang berkembang sangat pesat dan skalanya cukup luas seiring kesadaran masyarakat dalam merawat kulit dan bentuk tubuhnya, terutama di kalangan Generasi Z. Menurut survei ZAP Beauty Index 2023, Gen Z lebih memilih melakukan treatment kulit wajah di klinik (35,5 persen), ketimbang belanja pakaian, sepatu, atau tas (21,9 persen).
Dalam survei yang melibatkan sekitar 9.010 responden usia 12-66 tahun ini juga mencatat sebanyak 21,9 persen Gen Z memprioritaskan untuk membeli skincare, terutama untuk mencerahkan, melindungi sinar UV, menyamarkan bekas jerawat, dan membersihkan kulit.
Hari menyebut mungkin beberapa bulan atau tahun lalu masyarakat memperbaiki kulit hanya dengan krim atau obat oles yang hanya didapat dari racikan dokter. Kini, masyarakat dengan mudah mendapatkan produk kosmetika medik yang dijual oleh para produsen skincare baik dari luar negeri maupun lokal.
Edukasi masyarakat juga mulai berkembang terkait beberapa kondisi kulit yang tidak hanya ditangani dengan skincare. "Misal bopeng karena bekas jerawat dibutuhkan tindakan khusus," imbuhnya.
Inflitrasi budaya Korea membuat banyak anak muda maupun orang dewasa yang menginginkan look dengan dagu lancip menggunakan perawatan V-shape atau melakukan filler. Masih banyak pula masyarakat khususnya wanita yang meminta bantuan dokter untuk mengatasi masalah seperti jerawat dan bekas jerawat yang didominasi Gen Z.
Lantas seperti apa tren kosmetika medik ke depan? Hari berpendapat masih pada upaya memperbaiki tampilan wajah melalui countouring, menghadirkan wajah glowing, dan jidat yang lebih menonjol seperti orang-orang Korea Selatan. "Lebih ke Korean look," sebutnya.
Melek Perawatan
Brand Marketing Manager Mineral Botanica Sulistiono Rangkuti menilai tren kosmetik medik tidak lepas dari mudahnya Gen Z mendapatkan informasi seputar fakta, tips, dan edukasi di dunia kecantikan dari sumber yang kredibel. Mereka menjadi lebih melek atas pentingnya merawat kesehatan kulit dan memilih produk kecantikan yang aman untuk digunakan dalam jangka panjang.
Ya, selain melakukan perawatan kosmetik di klinik, saat ini masyarakat disuguhkan dengan rangkaian produk yang bisa memperbaiki kondisi kulit dari rumah dalam bentuk essence, serum, toner, maupun krim. Lagi pula, rangkaian produk perawatan kulit ini pun aman digunakan dan bisa menjadi dari perawatan kosmetika di klinik seperti tanam benang maupun botox.
Seperti Mineral Botanica yang menghadirkan perawatan kosmetika medik dengan bahan natural dan teknologi tinggi. Sulis menyebut pihaknya terus mengembangkan teknologi produk perawatan yang bisa memperbaiki kondisi kulit tanpa efek samping.
Salah satu contohnya retinol atau yang disebut vitamin A dan biasa digunakan sebagai suplemen makanan. Saat ini, banyak orang yang ingin menggunakan retinol yang lebih gentle di kulit.
“Makanya ada retinol dalam bentuk lain yang memerlukan research untuk pembuatan produknya. Dibutuhkan teknologi khusus untuk memproduksi bahan tersebut, teknologinya memang selalu upgrade,” ujarnya.
Baca juga: Awas! Kosmetik dengan Kandungan Paraben Picu Kanker Payudara
Selain memenuhi tren pasar dengan memanfaatkan teknologi, Sulis sepakat keamanan produk juga perlu diperhatikan. Mineral Botanica katanya lebih transparan mengenai produk mulai dari info jumlah konsentrasi ingredients atau bahan yang digunakan, legalitas BPOM, dan tentunya sertifikasi halal karena konsumen yang semakin cerdas dan kritis.
Editor: Fajar Sidik
Dia menerangkan secara luas, kosmetika medik adalah segala seuatu yang bisa dokter lakukan untuk memperbaiki keluhan estetik di wajah. "Misal pemakaian skincare, pemberian obat suplemen untuk memperbaiki tampilkan kulit seperti antioksidan atau vitamin C," jelasnya saat dihubungi Hypeabis.id, beberapa waktu lalu.
Baca juga: Merek Kosmetik Lokal Terus Digandrungi, Produk Hybrid Makeup Jadi Incaran
Menurutnya, manfaat utama dari kosmetika medik tentu memperbaiki tampilan kulit sebagai organ terluar dari tubuh manusia. Tampilan kulit wajah sangat penting karena memberikan kesan pertama saat bertemu dengan orang lain.
Selain untuk menjaga kesehatan, kulit yang baik juga mempengaruhi kepercayaan diri seseorang, memperlebar kesempatan atau peluang di dunia kerja, pergaulan, hingga hubungan dengan seseorang. "Menjaga kesehtaan kulit bukan hanya untuk kesehatan tapi juga penampilan," tegasnya.
Tren Kosmetika Medik
Industri kosmetika medik di Indonesia terbilang berkembang sangat pesat dan skalanya cukup luas seiring kesadaran masyarakat dalam merawat kulit dan bentuk tubuhnya, terutama di kalangan Generasi Z. Menurut survei ZAP Beauty Index 2023, Gen Z lebih memilih melakukan treatment kulit wajah di klinik (35,5 persen), ketimbang belanja pakaian, sepatu, atau tas (21,9 persen).
Dalam survei yang melibatkan sekitar 9.010 responden usia 12-66 tahun ini juga mencatat sebanyak 21,9 persen Gen Z memprioritaskan untuk membeli skincare, terutama untuk mencerahkan, melindungi sinar UV, menyamarkan bekas jerawat, dan membersihkan kulit.
Hari menyebut mungkin beberapa bulan atau tahun lalu masyarakat memperbaiki kulit hanya dengan krim atau obat oles yang hanya didapat dari racikan dokter. Kini, masyarakat dengan mudah mendapatkan produk kosmetika medik yang dijual oleh para produsen skincare baik dari luar negeri maupun lokal.
Edukasi masyarakat juga mulai berkembang terkait beberapa kondisi kulit yang tidak hanya ditangani dengan skincare. "Misal bopeng karena bekas jerawat dibutuhkan tindakan khusus," imbuhnya.
Inflitrasi budaya Korea membuat banyak anak muda maupun orang dewasa yang menginginkan look dengan dagu lancip menggunakan perawatan V-shape atau melakukan filler. Masih banyak pula masyarakat khususnya wanita yang meminta bantuan dokter untuk mengatasi masalah seperti jerawat dan bekas jerawat yang didominasi Gen Z.
Lantas seperti apa tren kosmetika medik ke depan? Hari berpendapat masih pada upaya memperbaiki tampilan wajah melalui countouring, menghadirkan wajah glowing, dan jidat yang lebih menonjol seperti orang-orang Korea Selatan. "Lebih ke Korean look," sebutnya.
Melek Perawatan
Brand Marketing Manager Mineral Botanica Sulistiono Rangkuti menilai tren kosmetik medik tidak lepas dari mudahnya Gen Z mendapatkan informasi seputar fakta, tips, dan edukasi di dunia kecantikan dari sumber yang kredibel. Mereka menjadi lebih melek atas pentingnya merawat kesehatan kulit dan memilih produk kecantikan yang aman untuk digunakan dalam jangka panjang.
Ya, selain melakukan perawatan kosmetik di klinik, saat ini masyarakat disuguhkan dengan rangkaian produk yang bisa memperbaiki kondisi kulit dari rumah dalam bentuk essence, serum, toner, maupun krim. Lagi pula, rangkaian produk perawatan kulit ini pun aman digunakan dan bisa menjadi dari perawatan kosmetika di klinik seperti tanam benang maupun botox.
Seperti Mineral Botanica yang menghadirkan perawatan kosmetika medik dengan bahan natural dan teknologi tinggi. Sulis menyebut pihaknya terus mengembangkan teknologi produk perawatan yang bisa memperbaiki kondisi kulit tanpa efek samping.
Salah satu contohnya retinol atau yang disebut vitamin A dan biasa digunakan sebagai suplemen makanan. Saat ini, banyak orang yang ingin menggunakan retinol yang lebih gentle di kulit.
“Makanya ada retinol dalam bentuk lain yang memerlukan research untuk pembuatan produknya. Dibutuhkan teknologi khusus untuk memproduksi bahan tersebut, teknologinya memang selalu upgrade,” ujarnya.
Baca juga: Awas! Kosmetik dengan Kandungan Paraben Picu Kanker Payudara
Selain memenuhi tren pasar dengan memanfaatkan teknologi, Sulis sepakat keamanan produk juga perlu diperhatikan. Mineral Botanica katanya lebih transparan mengenai produk mulai dari info jumlah konsentrasi ingredients atau bahan yang digunakan, legalitas BPOM, dan tentunya sertifikasi halal karena konsumen yang semakin cerdas dan kritis.
Editor: Fajar Sidik
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.