Awas! Kosmetik dengan Kandungan Paraben Picu Kanker Payudara
25 February 2023 |
20:30 WIB
Bagi para wanita, kurang lengkap rasanya jika tidak menggunakan makeup atau kosmetik saat akan beraktivitas ke luar rumah. Namun, Genhype juga harus berhati-hati dengan kosmetik yang memiliki kandungan paraben. Sebab penggunaan dalam jangka waktu lama bisa menyebabkan kanker payudara.
Paraben (p-hydroxybenzoic acid esters) sendiri merupakan bahan pengawet yang umumnya terkandung pada produk kosmetik seperti sampo, riasan wajah, losion, dan lainnya. Jenis paraben yang paling sering digunakan pada produk kosmetik adalah methylparaben, propylparaben, dan butylparaben
Baca juga: Intip 5 Penyebab Raksasa Kosmetik Revlon Bangkrut
Dr. See Hui Ti, Senior Consultant Medical Oncology dari Parkway Cancer Centre, Singapura mengatakan tak sedikit pasien kanker payudara yang mengaku telah menjalani hidup sehat, olahraga teratur, dan istirahat yang cukup tetapi tetap terkena kanker.
Rupanya penyebab utama yang menyebabkan munculnya kanker payudara adalah karena penggunaan produk yang mengandung paraben.
Selain paraben, zat kimia lainnya yang juga membahayakan dan bisa menyebabkan kanker adalah BPA (bisphenol-A) merupakan zat kimia sintetis yang biasanya terdapat pada berbagai produk botol dan wadah makanan berbahan plastik.
Semakin berbahaya jika botol atau kemasan plastik yang mengandung BPA ini terpapar temperatur yang panas sehingga makanan dan minuman yang ada di dalamnya akan lebih mudah terkontaminasi zat kimia yang terlepas dari BPA tersebut.
"Partikel zat kimia yang masuk ke dalam tubuh bersama makanan dan minuman ini lama kelamaan akan menumpuk, dapat mengubah hormon yang baik menjadi jahat sehingga bisa menyebabkan munculnya sel kanker," jelasnya.
Meski demikian, ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mencegah kanker misalnya dengan mengonsumsi teh, kunyit, dan minyak ikan.
Seperti diketahui bahwa kanker payudara merupakan jenis kanker yang paling banyak terjadi di Indonesia.
Berdasarkan hasil penelitian Globocan pada 2020, kasus baru kanker di Indonesia mencapai angka 396.314 kasus dengan kematian hingga 234.511 orang. Dari jumlah tersebut, kasus baru kanker payudara mencapai 65.585 pasien (16,6%) merupakan yang terbesar dengan jumlah kematian mencapai lebih dari 22.000 jiwa.
Sampai saat ini, masih belum diketahui penyebab pasti seseorang bisa terkena kanker payudara. Namun, ada beberapa faktor-faktor risiko yang bisa meningkatkan terjadinya kanker. Mulai dari merokok dan terpapar asap rokok (perokok pasif), pola makan buruk, makanan tinggi lemak dan rendah serat, makanan yang mengandung bahan pengawet dan pewarna, serta daging olahan ataupun daging panggang.
Selain dari faktor makanan dan faktor luar lainnya, hal lain yang dapat meningkatkan risiko kanker payudara adalah usia. Insiden kanker tertinggi ditemukan pada wanita antara usia 55 dan 59 tahun.
"Tidak benar bahwa semakin besar payudara Anda, semakin tinggi pula kemungkinan terkena kanker payudara. Namun, resikonya meningkat seiring bertambahnya usia," ujarnya.
Sebagai pedoman umum, jika kalian berusia di bawah 40 tahun, sebaiknya lakukan pemeriksaan diri secara rutin. Jika berusia di atas 40 tahun, maka harus menjalani mammogram tahunan selain pemeriksaan diri secara teratur.
Dr See Hui Ti menegaskan meski banyak mengakibatkan kematian, kanker payudara bisa diantisipasi dan juga dideteksi sejak dini. Beragam cara bisa dilakukan untuk mengurangi risiko terkena kanker payudara, seperti berolahraga teratur, mengurangi berat badan, menjaga pola makan, dan menghentikan kebiasaan merokok.
Baca juga: Waspada Kanker! Cek Daftar 16 Produk Kosmetik Berbahaya Temuan BPOM
Selain itu, mengurangi konsumsi gula atau makanan dengan pemanis buatan juga bisa meminimalisir terpapar kanker payudara. Berdasarkan penelitian yang melibatkan 100.000 orang di Prancis, gula dan pemanis buatan bisa meningkatkan risiko terkena kanker payudara sebesar 22 persen.
"Makan dengan sehat, mengurangi asupan lemak, menjaga berat badan dan berolahraga secara teratur juga dapat membantu mengurangi risiko terkena kanker," ucap Dr See Hui Ti
Editor: Fajar Sidik
Paraben (p-hydroxybenzoic acid esters) sendiri merupakan bahan pengawet yang umumnya terkandung pada produk kosmetik seperti sampo, riasan wajah, losion, dan lainnya. Jenis paraben yang paling sering digunakan pada produk kosmetik adalah methylparaben, propylparaben, dan butylparaben
Baca juga: Intip 5 Penyebab Raksasa Kosmetik Revlon Bangkrut
Dr. See Hui Ti, Senior Consultant Medical Oncology dari Parkway Cancer Centre, Singapura mengatakan tak sedikit pasien kanker payudara yang mengaku telah menjalani hidup sehat, olahraga teratur, dan istirahat yang cukup tetapi tetap terkena kanker.
Dr. See Hui Ti, Senior Consultant Medical Oncology (sumber : parkwaycancercentre.com)
Rupanya penyebab utama yang menyebabkan munculnya kanker payudara adalah karena penggunaan produk yang mengandung paraben.
Selain paraben, zat kimia lainnya yang juga membahayakan dan bisa menyebabkan kanker adalah BPA (bisphenol-A) merupakan zat kimia sintetis yang biasanya terdapat pada berbagai produk botol dan wadah makanan berbahan plastik.
Semakin berbahaya jika botol atau kemasan plastik yang mengandung BPA ini terpapar temperatur yang panas sehingga makanan dan minuman yang ada di dalamnya akan lebih mudah terkontaminasi zat kimia yang terlepas dari BPA tersebut.
"Partikel zat kimia yang masuk ke dalam tubuh bersama makanan dan minuman ini lama kelamaan akan menumpuk, dapat mengubah hormon yang baik menjadi jahat sehingga bisa menyebabkan munculnya sel kanker," jelasnya.
Meski demikian, ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mencegah kanker misalnya dengan mengonsumsi teh, kunyit, dan minyak ikan.
Seperti diketahui bahwa kanker payudara merupakan jenis kanker yang paling banyak terjadi di Indonesia.
Berdasarkan hasil penelitian Globocan pada 2020, kasus baru kanker di Indonesia mencapai angka 396.314 kasus dengan kematian hingga 234.511 orang. Dari jumlah tersebut, kasus baru kanker payudara mencapai 65.585 pasien (16,6%) merupakan yang terbesar dengan jumlah kematian mencapai lebih dari 22.000 jiwa.
Sampai saat ini, masih belum diketahui penyebab pasti seseorang bisa terkena kanker payudara. Namun, ada beberapa faktor-faktor risiko yang bisa meningkatkan terjadinya kanker. Mulai dari merokok dan terpapar asap rokok (perokok pasif), pola makan buruk, makanan tinggi lemak dan rendah serat, makanan yang mengandung bahan pengawet dan pewarna, serta daging olahan ataupun daging panggang.
Selain dari faktor makanan dan faktor luar lainnya, hal lain yang dapat meningkatkan risiko kanker payudara adalah usia. Insiden kanker tertinggi ditemukan pada wanita antara usia 55 dan 59 tahun.
"Tidak benar bahwa semakin besar payudara Anda, semakin tinggi pula kemungkinan terkena kanker payudara. Namun, resikonya meningkat seiring bertambahnya usia," ujarnya.
Sebagai pedoman umum, jika kalian berusia di bawah 40 tahun, sebaiknya lakukan pemeriksaan diri secara rutin. Jika berusia di atas 40 tahun, maka harus menjalani mammogram tahunan selain pemeriksaan diri secara teratur.
Dr See Hui Ti menegaskan meski banyak mengakibatkan kematian, kanker payudara bisa diantisipasi dan juga dideteksi sejak dini. Beragam cara bisa dilakukan untuk mengurangi risiko terkena kanker payudara, seperti berolahraga teratur, mengurangi berat badan, menjaga pola makan, dan menghentikan kebiasaan merokok.
Baca juga: Waspada Kanker! Cek Daftar 16 Produk Kosmetik Berbahaya Temuan BPOM
Selain itu, mengurangi konsumsi gula atau makanan dengan pemanis buatan juga bisa meminimalisir terpapar kanker payudara. Berdasarkan penelitian yang melibatkan 100.000 orang di Prancis, gula dan pemanis buatan bisa meningkatkan risiko terkena kanker payudara sebesar 22 persen.
"Makan dengan sehat, mengurangi asupan lemak, menjaga berat badan dan berolahraga secara teratur juga dapat membantu mengurangi risiko terkena kanker," ucap Dr See Hui Ti
Editor: Fajar Sidik
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.