dok. Mitufaya

UMKM Skincare Ini Berbagi Rahasia Sukses Tingkatkan Omzet 10 Kali Lipat di Toko Offline

25 November 2021   |   19:04 WIB
Image
Dewi Andriani Jurnalis Hypeabis.id

Siapa sangka pada masa pandemi ini ketika banyak pelaku usaha yang beralih ke bisnis online, justru ada pelaku usaha yang mampu survive dan justru makin berkembang di tengah pukulan pandemi yang melanda sejak 2020. Salah satunya adalah Mila, pemilik usaha makeup dan skincare asal Malang.

Bersama sang suami, Taufiq, Mila terus memutar otak untuk bisa bertahan dengan menyesuaikan strategi dan memahami perubahan tren pasar.

Keduanya bahkan berani mengambil keputusan dengan memperluas skala usaha dari yang semula hanya berjualan secara online, dengan membuka toko offline. Bahkan, berkat kegigihan dan kemampuannya dalam beradaptasi, pemilik usaha Mitufaya ini mampu mencatat 5.000 hingga 10.000 transaksi setiap bulannya.

Lantas, apa saja strategi yang mereka lakukan sehingga makin sukses usai membuka toko offline dan beauty studio pertamanya pada November 2020 lalu?

1. Perluas Fokus dan Segmentasi Bisnis
Walaupun sebagian pelaku usaha menutup toko offline, tetapi bagi Mila dan Taufiq, kehadiran toko fisik penting untuk memperkuat presensi bisnisnya serta meningkatkan kepercayaan pelanggan dan distributor.

“Awalnya hampir tidak ada satu pun pelanggan yang mengunjungi toko kami. Namun, saya berinisiatif menyesuaikan strategi untuk menjawab kebutuhan pasar dan mendorong performa bisnis di tengah pandemi,” terangnya.

Salah strategi bisnis yang dia terapkan adalah mengikuti pergeseran tren makeup ke industri skincare. Ternyata pada masa pandemi ini, masyarakat banyak yang menggunakan skincare untuk merawat wajah sehingga Mitufaya pun mulai fokus merambah produk skincare dari yang awalnya lebih banyak menjual produk makeup dan kecantikan.

“Pada masa pandemi ini strategi kami lebih bergeser mengikuti tren pasar dengan memperluas fokus ke bisnis skincae dari makeup, padahal awalnya skincare bukanlah keahlian saya tetapi sebagai pelaku usaha kita juga harus adaptif dengan tren pasar,” ujar wanita lulusan Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Malang ini.

2. Adopsi Teknologi Pembayaran Digiital
Mila melihat adanya pergeseran tren pembayaran ke arah digital. Dari situ, Mitufaya mulai bergerak mengadopsi teknologi pembayaran digital dengan bergabung sebagai merchant salah satu aplikasi usaha Youtap sehingga bisa menerima beragam opsi pembayaran, mulai dari tunai, mobile banking, hingga QRIS.

“Opsi pembayaran yang lengkap ini telah menjadi daya tarik terrsendiri bagi pelanggan. Transaksi bisnis kami di Mitufaya saat ini didominasi oleh pembayaran digital. Kami mencatat paling tidak 60 persen transaksi bisnis dilakukan secara digital,” ungkapnya.

Diakui olehnya saat Mitufaya hanya menerima pembayaran secara tunai, banyak pembeli yang kurang tertarik hingga kemudian memberi kritik dan saran agar memperluas metode pembayaran. Setelah memiliki kelengkapan opsi pembayaran, justru menjadi salah satu alasan pelanggan merekomendasikan Mitufaya ke teman-temannya yang lain.

3. Buat Pencatatan Lebih Rapi
Pembayaran secara digital ini juga memudahkannya dalam mencatat transaksi penjualan, baik yang online maupun offline. Dengan pencatatan yang lebih rapi, Mila lebih mudah menganalisis produk yang paling diminati dan menentukan strategi bisnis serta persiapan stok berikutnya.

Berkat rangkaian strategi adaptifnya tersebut, toko offline Mitufaya mampu bangkit. Mila pun mengaku bahwa saat ini usahanya telah mencatat peningkatan omzet hingga 10 kali lipat jika dibandingkan dengan sebelum dia membuka toko offline.


Editor: Indyah Sutriningrum
 
 

SEBELUMNYA

Dicari! 15 Brand Kecantikan Untuk Dapat Pendanaan Hingga Rp50 Miliar

BERIKUTNYA

Tips Melelehkan Daging Beku dalam 5 Menit

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: