Alasan Christian Dior Kepincut Kain Tenun Endek Bali
10 May 2021 |
00:00 WIB
Setelah batik, kini kain tenun Endek menerima banyak sorotan dari mancanegara setelah salah satu rumah mode Prancis, Christian Dior, menggunakan kain bermotif khas Bali tersebut pada koleksinya di Paris Fashion Week 2020.
Koleksi rancangan Direktur Artistik Dior Maria Grazia Chiuri untuk Dior Spring/Summer 2021 tersebut menarik banyak perhatian pegiat fesyen, dengan eksplorasi potongan dan dekorasi yang memberikan nuansa bohemian.
Dari 86 koleksi itu, Chiuri menggunakan sekitar sembilan motif tenun Endek Bali pada pakaian dan beberapa koleksi tasnya.
Chiuri menyatakan bahwa inspirasinya untuk menggunakan tenun Endek Bali adalah karena ingin mengangkat nilai dari kebudayaan serta keahlian terutama para penenun perempuan.
Berdasarkan riset yang dilakukan oleh tim Christian Dior, tenun Endek Bali merupakan nilai kebudayaan yang sangat sesuai dengan hasil karya yang ingin diangkat oleh rumah mode tersebut.
Beberapa bulan setelah Pemerintah Daerah Provinsi Bali mengajukan syarat kepada Dior terkait pelestarian dan perlindungan kain tenun tradisional yang menjadi kebanggaan masyarakat Bali itu, kedua pihak akhirnya mencapai kesepakatan yang tertuang dalam pernyataan kehendak (letter of intent/LOI) pada Januari lalu.
LOI yang ditandatangani oleh Gubernur Bali I Wayan Koster dan Marie Champey, Senior Vice President General Counsel untuk Christian Dior Couture S.A. ini bertujuan mempromosikan ekspresi budaya tradisional Indonesia, serta tindak lanjut dari rencana Dior dalam menggunakan Endek Bali untuk koleksinya.
Dilansir melalui pernyataan Kementerian Luar Negeri, LOI ini juga akan akan menjadi dasar kerja sama pemberdayaan dan peningkatan kapasitas usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di Bali dan bidang kerja sama lainnya.
Koleksi rancangan Direktur Artistik Dior Maria Grazia Chiuri untuk Dior Spring/Summer 2021 tersebut menarik banyak perhatian pegiat fesyen, dengan eksplorasi potongan dan dekorasi yang memberikan nuansa bohemian.
Dari 86 koleksi itu, Chiuri menggunakan sekitar sembilan motif tenun Endek Bali pada pakaian dan beberapa koleksi tasnya.
Chiuri menyatakan bahwa inspirasinya untuk menggunakan tenun Endek Bali adalah karena ingin mengangkat nilai dari kebudayaan serta keahlian terutama para penenun perempuan.
Berdasarkan riset yang dilakukan oleh tim Christian Dior, tenun Endek Bali merupakan nilai kebudayaan yang sangat sesuai dengan hasil karya yang ingin diangkat oleh rumah mode tersebut.
Salah satu kreasi Maria Grazia Chiuri pada koleksi Dior Spring/Summer 2021 (Alessandro Lucioni / Gorunway.com)
Beberapa bulan setelah Pemerintah Daerah Provinsi Bali mengajukan syarat kepada Dior terkait pelestarian dan perlindungan kain tenun tradisional yang menjadi kebanggaan masyarakat Bali itu, kedua pihak akhirnya mencapai kesepakatan yang tertuang dalam pernyataan kehendak (letter of intent/LOI) pada Januari lalu.
LOI yang ditandatangani oleh Gubernur Bali I Wayan Koster dan Marie Champey, Senior Vice President General Counsel untuk Christian Dior Couture S.A. ini bertujuan mempromosikan ekspresi budaya tradisional Indonesia, serta tindak lanjut dari rencana Dior dalam menggunakan Endek Bali untuk koleksinya.
Dilansir melalui pernyataan Kementerian Luar Negeri, LOI ini juga akan akan menjadi dasar kerja sama pemberdayaan dan peningkatan kapasitas usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di Bali dan bidang kerja sama lainnya.
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.