Pelan-Pelan Pak Sopir, Begini Kiat Menghindari Kendaraan Terjebak di Atas Rel Kereta Api
20 July 2023 |
17:54 WIB
Konten pelan-pelan pak sopir belakangan lagi ramai di media sosial TikTok. Konten tersebut tampaknya bukan hanya untuk lucu-lucuan belaka, tetapi sebagai pengingat agar berkendara tidak perlu terburu-buru, karena yang penting adalah selamat sampai tujuan.
Prinsip ini mesti dijalankan pada berbagai kondisi, termasuk saat pengendara melintasi perlintasan kereta api. Sebab, jalur ini dikenal rawan terjadi kecelakaan, terutama ketika pengendara tidak sabaran.
Baca juga: Cek Aturan Barang Bawaan di Kereta Api Agar Terhindar dari Denda
Ada banyak kasus kecelakaan yang terjadi di jalur perlintasan rel kereta api. Terbaru, tentu saja kasus yang terjadi di Semarang. Sebuah truk diketahui terhenti di jalur kereta. Namun, belum sempat mengevakuasi truk tersebut, sebuah kereta muncul.
Kereta yang tidak bisa begitu saja melakukan pengereman pun akhirnya menabrak truk. Ledakan sempat terjadi. Ini tentu jadi peristiwa yang sebaiknya tidak terulang lagi.
Instruktur Indonesia Defensive Driving Center (IDDC) Sumantri mengatakan bahwa pengemudi mesti mengedepankan keamanan ketika melintas di atas rel. Jalur itu memang cukup sering menjadi tempat kecelakaan karena para pengendara yang tidak sabar.
Selain itu, kecelakaan juga biasanya terjadi karena pengemudi tidak siap saat terjadi masalah ketika melintas di atas rel kereta api. Salah satu yang cukup sering adalah saat kendaraan mendadak mogok.
Sumantri menyarankan, pengendara jangan panik ketika menghadapi masalah tersebut. Ada beberapa langkah penting yang perlu dilakukan jika mengalami kendaraan mogok di atas rel kereta api.
Pertama, jangan melintas rel jika sirine sudah berbunyi. Cara pertama ini memang sangat simpel, tetapi masih ada yang sering mengabaikannya. Sebagai pengemudi, sebaiknya selalu mengedepankan defensive driving dengan baik. Jangan pernah untuk mencoba tetap melintas ketika palang pintu sudah tertutup.
Meskipun palang pintu belum menutup sepenuhnya, jangan sekali-kali menerobos. Sebab, efek yang terjadi setelahnya bisa fatal. Terlebih, pengendara tidak tahu sudah seberapa dekat kereta yang akan melintas.
Bisa saja, jika dipaksakan, lalu muncul kemacetan yang membuat kita justru terjebak di jalur rel. Sementara posisi palang pintu sudah turun sepenuhnya. Tentu ini akan sangat berbahaya.
Perlu dipahami, kondisi perlintasan juga biasanya sangat buruk. Hal ini kerap menimbulkan perbedaan tinggi yang besar antara permukaan jalan dan rel kereta. Lubang di sekitar rel tersebut bisa membuat ban terjebak.
Kedua, selalu perhatikan kondisi keramaian jalan di sekitar lintasan rel. Sebaiknya tidak memaksakan melintasi rel jika kondisi di depan sangat macet. Hal ini kerap membuat pengemudi biasanya akan kesulitan melintasi rel.
“Minimal ada satu celah untuk kendaraan di depan kita agar pengemudi bisa melintas dan tidak terjebak di tengah perlintasan kereta,” ungkap Sumantri kepada Hypeabis.
Ketiga, saat melintasi rel kereta api, sebaiknya gunakan transmisi yang tepat. Usahakan tidak terlalu tinggi atau terlalu rendah. Sebab, hal ini sering jadi masalah dan membuat mesin kendaraan mati.
Keempat, perhatikan tanda-tanda kereta yang akan datang. Apakah kereta yang melintas itu dari satu arah saja, atau justru berasal dari duah arah sekaligus. Jika ternyata kereta datang dari dua arah, jangan buru-buru untuk melaju saat palang pintu belum dibuka sepenuhnya.
“Terakhir, jangan tanyakan cara yang tepat saat terjebak di perlintasan kereta. Justru, cara terbaik adalah dengan selalu menaati rambu-rambu lalu lintas. Cegah sebelum terjadi,” tegasnya.
Menurut Sumantri, saat kendaraan terjebak di perlintasan kereta, apalagi mesin mati, yang selalu terjadi pasti adalah kepanikan. Akan sangat menyesatkan jika ada literasi yang menyatakan cara aman ketika terjebak di tengah perlintasan kereta. Seharusnya, tidak pernah sekalipun berpikir hal itu terjadi. Sebaiknya, cegahlah kejadian buruk sebelum itu menimpa kita.
Editor: Indyah Sutriningrum
Prinsip ini mesti dijalankan pada berbagai kondisi, termasuk saat pengendara melintasi perlintasan kereta api. Sebab, jalur ini dikenal rawan terjadi kecelakaan, terutama ketika pengendara tidak sabaran.
Baca juga: Cek Aturan Barang Bawaan di Kereta Api Agar Terhindar dari Denda
Ada banyak kasus kecelakaan yang terjadi di jalur perlintasan rel kereta api. Terbaru, tentu saja kasus yang terjadi di Semarang. Sebuah truk diketahui terhenti di jalur kereta. Namun, belum sempat mengevakuasi truk tersebut, sebuah kereta muncul.
Kereta yang tidak bisa begitu saja melakukan pengereman pun akhirnya menabrak truk. Ledakan sempat terjadi. Ini tentu jadi peristiwa yang sebaiknya tidak terulang lagi.
Instruktur Indonesia Defensive Driving Center (IDDC) Sumantri mengatakan bahwa pengemudi mesti mengedepankan keamanan ketika melintas di atas rel. Jalur itu memang cukup sering menjadi tempat kecelakaan karena para pengendara yang tidak sabar.
Selain itu, kecelakaan juga biasanya terjadi karena pengemudi tidak siap saat terjadi masalah ketika melintas di atas rel kereta api. Salah satu yang cukup sering adalah saat kendaraan mendadak mogok.
Sumantri menyarankan, pengendara jangan panik ketika menghadapi masalah tersebut. Ada beberapa langkah penting yang perlu dilakukan jika mengalami kendaraan mogok di atas rel kereta api.
Pertama, jangan melintas rel jika sirine sudah berbunyi. Cara pertama ini memang sangat simpel, tetapi masih ada yang sering mengabaikannya. Sebagai pengemudi, sebaiknya selalu mengedepankan defensive driving dengan baik. Jangan pernah untuk mencoba tetap melintas ketika palang pintu sudah tertutup.
Meskipun palang pintu belum menutup sepenuhnya, jangan sekali-kali menerobos. Sebab, efek yang terjadi setelahnya bisa fatal. Terlebih, pengendara tidak tahu sudah seberapa dekat kereta yang akan melintas.
Bisa saja, jika dipaksakan, lalu muncul kemacetan yang membuat kita justru terjebak di jalur rel. Sementara posisi palang pintu sudah turun sepenuhnya. Tentu ini akan sangat berbahaya.
Perlu dipahami, kondisi perlintasan juga biasanya sangat buruk. Hal ini kerap menimbulkan perbedaan tinggi yang besar antara permukaan jalan dan rel kereta. Lubang di sekitar rel tersebut bisa membuat ban terjebak.
Ilustrasi perlintasan rel kereta api (Sumber gambar: Unsplash/Andrey Kremkov)
Kedua, selalu perhatikan kondisi keramaian jalan di sekitar lintasan rel. Sebaiknya tidak memaksakan melintasi rel jika kondisi di depan sangat macet. Hal ini kerap membuat pengemudi biasanya akan kesulitan melintasi rel.
“Minimal ada satu celah untuk kendaraan di depan kita agar pengemudi bisa melintas dan tidak terjebak di tengah perlintasan kereta,” ungkap Sumantri kepada Hypeabis.
Ketiga, saat melintasi rel kereta api, sebaiknya gunakan transmisi yang tepat. Usahakan tidak terlalu tinggi atau terlalu rendah. Sebab, hal ini sering jadi masalah dan membuat mesin kendaraan mati.
Keempat, perhatikan tanda-tanda kereta yang akan datang. Apakah kereta yang melintas itu dari satu arah saja, atau justru berasal dari duah arah sekaligus. Jika ternyata kereta datang dari dua arah, jangan buru-buru untuk melaju saat palang pintu belum dibuka sepenuhnya.
“Terakhir, jangan tanyakan cara yang tepat saat terjebak di perlintasan kereta. Justru, cara terbaik adalah dengan selalu menaati rambu-rambu lalu lintas. Cegah sebelum terjadi,” tegasnya.
Menurut Sumantri, saat kendaraan terjebak di perlintasan kereta, apalagi mesin mati, yang selalu terjadi pasti adalah kepanikan. Akan sangat menyesatkan jika ada literasi yang menyatakan cara aman ketika terjebak di tengah perlintasan kereta. Seharusnya, tidak pernah sekalipun berpikir hal itu terjadi. Sebaiknya, cegahlah kejadian buruk sebelum itu menimpa kita.
Editor: Indyah Sutriningrum
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.