Jurus Faizal Alam Islami Raup Omzet Puluhan Juta Rupiah dari Bisnis Es & Bubuk Cokelat
19 July 2023 |
17:00 WIB
Di tengah teriknya matahari, memang paling segar menyeruput minuman dingin. Salah satu jenis minuman yang digemari selain es kopi dan teh adalah es cokelat. Belakangan ini minuman es cokelat memang sedang naik daun. Beberapa pelaku usaha bahkan menawarkan paket kemitraan bagi yang ingin memulai usaha.
Namun, bagi kalian yang tidak ingin ikut paket kemitraan es cokelat, bisa kok memulai sendiri bisnis minuman ini hanya dengan menggunakan empat bahan utama. Keempatnya tak lain ialah 3,5 liter air, 500 gram bubuk coklat, 500 ml susu UHT Diamond, dan 3 kaleng SKM carnation.
Baca juga: Krakaoa Bawa Cita Rasa Cokelat Artisan Indonesia ke Berbagai Belahan Dunia
Adalah seorang pelaku usaha bernama Faizal Alam Islami atau lebih akrab disapa Bang Ical yang sempat viral di media sosial beberapa waktu lalu karena membagikan resep rahasia pembuatan minuman es coklat.
Ical mulanya adalah seorang pekerja kantoran yang mencoba mencari usaha sampingan dengan membuka warung mie di pinggir jalan. Namun, karena bisnisnya kurang berjalan baik, dia coba berpikir untuk membuka usaha lainnya.
Kebetulan saat itu yang sedang viral adalah bisnis minuman cokelat. Apalagi Ical dan istrinya Nurita Hertina Novia, juga pencinta cokelat sehingga mereka pun bereksperimen membuat resep minuman tersebut. Hingga akhirnya, mereka berdua menemukan takaran yang tepat dan cocok untuk dijual. Bisnisnya pun dimulai pada September 2022.
“Kebetulan saya punya teman yang memang menyuplai bubuk cokelat ke hotel dan restoran, jadi saya membeli bubuknya dari dia dan memang tidak dijual secara retail,” tutur Ical yang masih bekerja saat awal memulai usaha.
Ketika bisnisnya baru berjalan beberapa hari, ada salah seorang konten kreator yang membeli es cokelat buatannya. Kreator tersebut meminta izin untuk meliput karena memang minuman jenis ini sedang ramai diperbincangkan. Pada saat itu, Ical tidak segan membagikan resep dan takaran bahan-bahan yang digunakan termasuk cara pembuatannya.
Ternyata, banyak penonton yang coba mengikuti resep tersebut karena ingin memulai bisnis minuman es coklat seperti halnya Ical. Hanya saja ketika mereka mencoba dengan bubuk coklat yang dijual dipasaran, citra rasanya berbeda.
“Akhirnya banyak yang bertanya tentang bubuk cokelat. Lalu saya coba ngobrol dengan teman saya, dan dia mempersilakan saya menjual bubuk cokelat secara retail dengan merek sendiri sehingga muncullah Bubuk Coklat Merdeka,” jelasnya.
Benar saja, setelah Ical menawarkan Bubuk Coklat Impian, penjualannya langsung membludak. Banyak konsumen yang ingin coba membuka usaha minuman es cokelat dengan modal yang minim. Setidaknya, untuk 1 kg bubuk cokelat dibanderol seharga Rp85.000, ditambah susu UHT dan susu kental manis, air putih, dan es batu sehingga modal awal yang dikeluarkan hanya sekitar Rp200.000.
Dengan modal tersebut bisa menghasilkan 40 hingga 50 gelas es cokelat di mana untuk 1 gelas minuman dijual seharga Rp8.000 hingga Rp10.000. Dengan hitungan seperti itu, para penjual bisa menghasilkan omzet Rp400.000 per harinya. Ical sendiri mengaku bisa meraup pendapatan kotor dengan rentang Rp1,5 juta hingga Rp1,8 juta per hari dari penjualan Es Coklat Merdeka atau sekitar Rp45 juta per bulan.
Dengan banyaknya masyarakat yang ingin memulai bisnis minuman cokelat ini, Ical justru mampu meraup omzet besar dari penjualan Bubuk Coklat Merdeka. Setidaknya, per hari dia bisa menjual 300 kg hingga 400 kg bubuk coklat, bahkan bisa mencapai 600 kg. Ical mengakui pada saat bulan April penjualan tertinggi bubuk cokelat mencapai angka 12 ton per hari atau senilai Rp100 juta.
“Kalau menjual es cokelat keuntungannya bisa sampai 80 persen hingga 100 persen, tapi kalau jualan bubuk cokelat keuntungannya berada di angka 10 persen hingga 15 persen tetapi omzetnya jauh lebih besar,” tuturnya.
Saat ini, Ical mengaku masih fokus menjual bubuk dan belum berencana menambah gerai minuman es cokelat. Apalagi saat ini penjualan bubuk terbilang sangat besar. Namun ke depan, Ical memang punya plan membuat kemitraan ketika bisnisnya sudah memiliki badan hukum resmi dan sudah ada legalitas.
“Sekarang saya dan istri belum fokus ke arah sana [kemitraan] sebab, untuk menjadi mitra ada nominal yang harus dikeluarkan dan itu biayanya tidak sedikit berbeda jika hanya membeli bubuk yang dari segi harga tidak terlalu mahal,” ungkap pria kelahiran 1990 ini.
Jadi bagaimana Genhype, ingin mencoba menjajal bisnis minuman atau menjual bubuk cokelat?
Baca juga: Relevansi Jadi Kunci Persaingan, Begini Strategi Bisnis ala CEO Dapur Cokelat
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Namun, bagi kalian yang tidak ingin ikut paket kemitraan es cokelat, bisa kok memulai sendiri bisnis minuman ini hanya dengan menggunakan empat bahan utama. Keempatnya tak lain ialah 3,5 liter air, 500 gram bubuk coklat, 500 ml susu UHT Diamond, dan 3 kaleng SKM carnation.
Baca juga: Krakaoa Bawa Cita Rasa Cokelat Artisan Indonesia ke Berbagai Belahan Dunia
Adalah seorang pelaku usaha bernama Faizal Alam Islami atau lebih akrab disapa Bang Ical yang sempat viral di media sosial beberapa waktu lalu karena membagikan resep rahasia pembuatan minuman es coklat.
Ical mulanya adalah seorang pekerja kantoran yang mencoba mencari usaha sampingan dengan membuka warung mie di pinggir jalan. Namun, karena bisnisnya kurang berjalan baik, dia coba berpikir untuk membuka usaha lainnya.
Kebetulan saat itu yang sedang viral adalah bisnis minuman cokelat. Apalagi Ical dan istrinya Nurita Hertina Novia, juga pencinta cokelat sehingga mereka pun bereksperimen membuat resep minuman tersebut. Hingga akhirnya, mereka berdua menemukan takaran yang tepat dan cocok untuk dijual. Bisnisnya pun dimulai pada September 2022.
“Kebetulan saya punya teman yang memang menyuplai bubuk cokelat ke hotel dan restoran, jadi saya membeli bubuknya dari dia dan memang tidak dijual secara retail,” tutur Ical yang masih bekerja saat awal memulai usaha.
Ketika bisnisnya baru berjalan beberapa hari, ada salah seorang konten kreator yang membeli es cokelat buatannya. Kreator tersebut meminta izin untuk meliput karena memang minuman jenis ini sedang ramai diperbincangkan. Pada saat itu, Ical tidak segan membagikan resep dan takaran bahan-bahan yang digunakan termasuk cara pembuatannya.
Ternyata, banyak penonton yang coba mengikuti resep tersebut karena ingin memulai bisnis minuman es coklat seperti halnya Ical. Hanya saja ketika mereka mencoba dengan bubuk coklat yang dijual dipasaran, citra rasanya berbeda.
“Akhirnya banyak yang bertanya tentang bubuk cokelat. Lalu saya coba ngobrol dengan teman saya, dan dia mempersilakan saya menjual bubuk cokelat secara retail dengan merek sendiri sehingga muncullah Bubuk Coklat Merdeka,” jelasnya.
(Sumber gambar: Es Coklat Merdeka)
Dengan modal tersebut bisa menghasilkan 40 hingga 50 gelas es cokelat di mana untuk 1 gelas minuman dijual seharga Rp8.000 hingga Rp10.000. Dengan hitungan seperti itu, para penjual bisa menghasilkan omzet Rp400.000 per harinya. Ical sendiri mengaku bisa meraup pendapatan kotor dengan rentang Rp1,5 juta hingga Rp1,8 juta per hari dari penjualan Es Coklat Merdeka atau sekitar Rp45 juta per bulan.
Dengan banyaknya masyarakat yang ingin memulai bisnis minuman cokelat ini, Ical justru mampu meraup omzet besar dari penjualan Bubuk Coklat Merdeka. Setidaknya, per hari dia bisa menjual 300 kg hingga 400 kg bubuk coklat, bahkan bisa mencapai 600 kg. Ical mengakui pada saat bulan April penjualan tertinggi bubuk cokelat mencapai angka 12 ton per hari atau senilai Rp100 juta.
“Kalau menjual es cokelat keuntungannya bisa sampai 80 persen hingga 100 persen, tapi kalau jualan bubuk cokelat keuntungannya berada di angka 10 persen hingga 15 persen tetapi omzetnya jauh lebih besar,” tuturnya.
Saat ini, Ical mengaku masih fokus menjual bubuk dan belum berencana menambah gerai minuman es cokelat. Apalagi saat ini penjualan bubuk terbilang sangat besar. Namun ke depan, Ical memang punya plan membuat kemitraan ketika bisnisnya sudah memiliki badan hukum resmi dan sudah ada legalitas.
“Sekarang saya dan istri belum fokus ke arah sana [kemitraan] sebab, untuk menjadi mitra ada nominal yang harus dikeluarkan dan itu biayanya tidak sedikit berbeda jika hanya membeli bubuk yang dari segi harga tidak terlalu mahal,” ungkap pria kelahiran 1990 ini.
Jadi bagaimana Genhype, ingin mencoba menjajal bisnis minuman atau menjual bubuk cokelat?
Baca juga: Relevansi Jadi Kunci Persaingan, Begini Strategi Bisnis ala CEO Dapur Cokelat
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.