Pulau Morotai, Keindahan Alam, & Pentingnya Penguatan Akses Kesehatan di Wisata Prioritas
18 July 2023 |
08:00 WIB
1
Like
Like
Like
Di bagian utara Indonesia, ada satu pulau indah yang sedang bersolek menjadi destinasi wisata prioritas. Tempat itu bernama Morotai. Salah satu pulau terbesar di Maluku itu kini juga memiliki julukan beken sebagai Mutiara Bibir Pasifik Indonesia.
Di sana, kita bisa menemukan paket wisata lengkap. Dari daya tarik wisata alamnya, bahari, budaya, hingga buatan, semuanya berpadu jadi satu. Keindahannya makin terasa magis ketika pulau ini juga menyimpan banyak sejarah dari peristiwa Perang Dunia ke II.
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) juga telah mendaulat Pulau Morotai sebagai destinasi prioritas. Pulai ini masuk ke dalam bagian pembangunan 10 Bali baru yang diharapkan mampu mendatangkan banyak wisatawan.
Baca juga: Kenari Khas Maluku, Komoditas Mungil yang Punya Manfaat Besar
Namun, pulau indah ini masih memiliki sejumlah lubang yang perlu ditambal. Sebagai destinasi wisata, tentu tak cukup jika hanya menjual atraksi dan keindahan semata. Aspek lain, termasuk kesehatan juga perlu diperhatikan.
Direktur Utama RS Pusat Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita Iwan Dakota mengatakan bahwa Morotai adalah salah satu daerah tujuan wisata yang menarik. Namun, daerah ini masih memiliki kendala dalam hal pelayanan, tak terkecuali terkait penanganan penyakit kardiovaskular.
Dalam pengelolaan daerah wisata, kata Iwan, memang ada beberapa hal yang perlu menjadi perhatian utama. Penguatan kesehatan sangat penting guna mendukung tujuan tersebut. Terlebih, jika berbicara kardiovaskuler, penyakit ini masih menjadi salah satu penyebab kematian terbanyak.
Sampai saat ini, akses untuk hal tersebut masih sangat terbatas. Iwan menyebut penanganan terdekat dengan fasilitas yang cukup baru ada di Ternate, dengan perjalanan yang cukup jauh.
“Hal ini penting. Sebab, jika ada yang mau ke daerah Morotai, lalu khawatir tiba-tiba mengalami serangan jantung, daerah tersebut paling tidak sudah bisa melakukan penanganan dengan cepat,” ungkap Iwan kepada Hypeabis, saat ditemui Hypeabis seusai konferensi pers di Jakarta, Rabu (17/7).
Hal ini kemudian menjadi salah satu alasan Departemen Kardiologi dan Kedokteran Vaskular Fakultas Kedokteran UI, RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita, RS Universitas Indonesia, dan TNI AU bahu membahu memperbaiki permasalahan tersebut.
Morotai dipilih sebagai tempat untuk kegiatan pengabdian dokter jantung dan pembuluh darah Indonesia. Selain itu, Kabupaten Morotai yang berada di salah satu pulau terluar Indonesia juga masih banyak tantangan yang harus dihadapi oleh tenaga medis, seperti kurangnya tenaga medis yang mampu melakukan pelatihan layanan kesehatan jantung.
Oleh karena itu, ada sejumlah rangkaian kegiatan yang akan dilakukan. Di antaranya adalah pelatihan dan peningkatan kompetensi secara gratis bagi tenaga medis, seperti Advanced Cardiac Life Support (ACLS), Basic Cardiac Life Support (BCLS), Bantuan Hidup Dasar (BHD), pelatihan EKG dasar dan kegawatan kardiovaskular.
Menurut Ketua Pelaksana Pengabdian Masyarakat dan Riset Kardiovaskular Kabupaten Pulau Morotai Ade Meidian Ambari, pelatihan tersebut jadi agenda yang sangat penting, khususnya bagi dokter umum dan perawat karena sebagian besar kasus kegawatdaruratan kerap berkaitan dengan bidang kardiovaskular seperti henti jantung, serangan jantung, edema paru, serta gangguan irama jantung maligna.
Baca juga: Kenali Risiko Gagal Jantung & Cara Pengobatannya
Selain itu, pihaknya juga akan mengadakan penyuluhan secara langsung untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan masyarakat awam tentang hipertensi, penyakit jantung reumatik, dan faktor risiko penyakit kardiovaskular dengan sasaran masyarakat awam di daerah tersebut.
"Kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran dan kewaspadaan masyarakat, sehingga bisa membantu menurunkan angka kejadian penyakit kardiovaskular dan juga stunting di Kabupaten Pulau Morotai," jelas dia.
Tak hanya itu, pihaknya juga akan menghadirkan modalitas ekokardiografi sebagai pemeriksaan penunjang deteksi dini dari berbagai jenis kelainan kardiovaskular. Ekokardiografi merupakan suatu alat diagnostik non-invasif yang menggunakan modalitas gelombang suara (ultrasound) untuk menghasilkan gambaran struktur dan informasi fungsi jantung, hingga kondisi pembuluh darah.
Termasuk, juga ketersediaan air bersih di lokasi. Harapannya, akses kesehatan di wilayah tersebut akan makin membaik.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Gita Carla
Di sana, kita bisa menemukan paket wisata lengkap. Dari daya tarik wisata alamnya, bahari, budaya, hingga buatan, semuanya berpadu jadi satu. Keindahannya makin terasa magis ketika pulau ini juga menyimpan banyak sejarah dari peristiwa Perang Dunia ke II.
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) juga telah mendaulat Pulau Morotai sebagai destinasi prioritas. Pulai ini masuk ke dalam bagian pembangunan 10 Bali baru yang diharapkan mampu mendatangkan banyak wisatawan.
Baca juga: Kenari Khas Maluku, Komoditas Mungil yang Punya Manfaat Besar
Namun, pulau indah ini masih memiliki sejumlah lubang yang perlu ditambal. Sebagai destinasi wisata, tentu tak cukup jika hanya menjual atraksi dan keindahan semata. Aspek lain, termasuk kesehatan juga perlu diperhatikan.
Direktur Utama RS Pusat Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita Iwan Dakota mengatakan bahwa Morotai adalah salah satu daerah tujuan wisata yang menarik. Namun, daerah ini masih memiliki kendala dalam hal pelayanan, tak terkecuali terkait penanganan penyakit kardiovaskular.
Dalam pengelolaan daerah wisata, kata Iwan, memang ada beberapa hal yang perlu menjadi perhatian utama. Penguatan kesehatan sangat penting guna mendukung tujuan tersebut. Terlebih, jika berbicara kardiovaskuler, penyakit ini masih menjadi salah satu penyebab kematian terbanyak.
Sampai saat ini, akses untuk hal tersebut masih sangat terbatas. Iwan menyebut penanganan terdekat dengan fasilitas yang cukup baru ada di Ternate, dengan perjalanan yang cukup jauh.
“Hal ini penting. Sebab, jika ada yang mau ke daerah Morotai, lalu khawatir tiba-tiba mengalami serangan jantung, daerah tersebut paling tidak sudah bisa melakukan penanganan dengan cepat,” ungkap Iwan kepada Hypeabis, saat ditemui Hypeabis seusai konferensi pers di Jakarta, Rabu (17/7).
Hal ini kemudian menjadi salah satu alasan Departemen Kardiologi dan Kedokteran Vaskular Fakultas Kedokteran UI, RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita, RS Universitas Indonesia, dan TNI AU bahu membahu memperbaiki permasalahan tersebut.
Morotai dipilih sebagai tempat untuk kegiatan pengabdian dokter jantung dan pembuluh darah Indonesia. (Sumber gambar: Chelsea Venda/Hypeabis.id
Morotai dipilih sebagai tempat untuk kegiatan pengabdian dokter jantung dan pembuluh darah Indonesia. Selain itu, Kabupaten Morotai yang berada di salah satu pulau terluar Indonesia juga masih banyak tantangan yang harus dihadapi oleh tenaga medis, seperti kurangnya tenaga medis yang mampu melakukan pelatihan layanan kesehatan jantung.
Oleh karena itu, ada sejumlah rangkaian kegiatan yang akan dilakukan. Di antaranya adalah pelatihan dan peningkatan kompetensi secara gratis bagi tenaga medis, seperti Advanced Cardiac Life Support (ACLS), Basic Cardiac Life Support (BCLS), Bantuan Hidup Dasar (BHD), pelatihan EKG dasar dan kegawatan kardiovaskular.
Menurut Ketua Pelaksana Pengabdian Masyarakat dan Riset Kardiovaskular Kabupaten Pulau Morotai Ade Meidian Ambari, pelatihan tersebut jadi agenda yang sangat penting, khususnya bagi dokter umum dan perawat karena sebagian besar kasus kegawatdaruratan kerap berkaitan dengan bidang kardiovaskular seperti henti jantung, serangan jantung, edema paru, serta gangguan irama jantung maligna.
Baca juga: Kenali Risiko Gagal Jantung & Cara Pengobatannya
Selain itu, pihaknya juga akan mengadakan penyuluhan secara langsung untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan masyarakat awam tentang hipertensi, penyakit jantung reumatik, dan faktor risiko penyakit kardiovaskular dengan sasaran masyarakat awam di daerah tersebut.
"Kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran dan kewaspadaan masyarakat, sehingga bisa membantu menurunkan angka kejadian penyakit kardiovaskular dan juga stunting di Kabupaten Pulau Morotai," jelas dia.
Tak hanya itu, pihaknya juga akan menghadirkan modalitas ekokardiografi sebagai pemeriksaan penunjang deteksi dini dari berbagai jenis kelainan kardiovaskular. Ekokardiografi merupakan suatu alat diagnostik non-invasif yang menggunakan modalitas gelombang suara (ultrasound) untuk menghasilkan gambaran struktur dan informasi fungsi jantung, hingga kondisi pembuluh darah.
Termasuk, juga ketersediaan air bersih di lokasi. Harapannya, akses kesehatan di wilayah tersebut akan makin membaik.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Gita Carla
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.