Mitos atau Fakta, Kopi Bisa Sebabkan Hipertensi? Begini Penjelasan Dokter Jantung
18 July 2023 |
09:53 WIB
1
Like
Like
Like
Memulai hari dengan secangkir kopi konon bisa menambah rasa semangat. Namun, apa jadinya jika minuman berwarna hitam dengan cita rasa khas pahit itu diminum oleh penderita hipertensi. Sempat beredar kabar kopi justru berbahaya bagi penderita hipertensi. Benarkah?
Selain jadi minuman yang disukai banyak orang, kopi rupanya juga punya banyak mitos yang menyelimutinya. Kandungan yang ada di dalam kopi kerap disebut punya efek yang buruk dan jadi salah satu pencetus hipertensi.
Namun, hal itu rupanya tidak sepenuhnya benar. Dokter Spesialis Jantung Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita (RSJPDHK) Bambang Widyantoro mengatakan bahwa penderita hipertensi sebenarnya tetap boleh meminum kopi.
Baca juga: Studi Baru, 2 Cangkir Kopi Sehari Bisa Cegah Hipertensi
Dia lebih suka melakukan pendekatan yang tidak selalu melarang-larang pasien. Terlebih, jika kabar yang beredar ternyata hanya mitos. Ya, kopi masih boleh kok disesap oleh penderita hipertensi asalkan tanpa disertai gula.
Bahkan, sebaliknya, minuman pahit itu punya manfaat yang cukup baik bagi kesehatan si pasien. Asalkan jumlah konsumsinya disesuaikan dengan kapasitas kesehatan masing-masing.
“Kopi bagus untuk jantung dan pembuluh darah, asalkan dia memang tidak sensitif dengan kafein,” jelas dokter Bambang di Jakarta, Senin (17/7).
Selain bisa diminum oleh penderita hipertensi, kopi juga disebut Bambang bukan pencetus tekanan darah tinggi. Minuman ini sama seperti yang lain, bisa dikonsumsi dengan catatan tidak berlebihan.
Namun, bukan berarti kemudian kopi jadi minuman yang dianjurkan semua orang. Sebab, ada beberapa kasus tertentu yang bisa membuat orang justru sebaiknya menghindari minuman hitam ini.
Mereka yang bisa punya rasa sensitif terhadap kafein sebaiknya tidak meminum kopi. Sebab, hal ini bisa membuat jantungnya berdebar-debar meski meminum dalam jumlah sedikit.
Alih-alih menunjuk satu makanan atau minuman jadi biang kerok, Bambang menyebut munculnya hipertensi karena multi faktor. Pergeseran gaya hidup ke arah yang tidak sehat justru jadi penyumbang utamanya.
Selain itu, dia menyebut berat badan juga jadi salah satu faktor pendukung munculnya penyakit ini. Mereka yang tergolong obesitas dinilai punya risiko lebih besar untuk mengalami tekanan darah tinggi.
Bambang menyarankan agar pola makan sehat dan olahraga selalu dijaga. Selain untuk penampilan, hal itu juga sangat berpengaruh terhadap kesehatan secara umum, termasuk pencegahan penyakit hipertensi.
Terlebih, penyakit ini juga cukup sering merembet ke hal lain dan menjadi komplikasi. Dalam hal ini, Bambang menyebut laki-laki mesti lebih waspada. Sebab, rupanya data yang ada menunjukkan bahwa risiko laki-laki mengalami hipertensi dan komplikasi lebih tinggi dibanding perempuan.
Usia juga cukup berpengaruh memperbesar terkena komplikasi. Adanya penyakit sampingan yang terlebih dahulu ada, seperti kolesterol, asam urat, dan diabetes juga akan makin berisiko pasien terkena komplikasi.
Selain itu, seseorang yang punya riwayat keluarga hipertensi juga menjadi faktor risiko terjadinya komplikasi yang cukup besar. Hal ini mesti menjadi poin penting yang perlu diperhatikan.
Bambang kemudian menyarankan agar pengecekan tekanan darah dilakukan secara rutin. Selain di rumah sakit, sebenarnya pengecekan bisa dilakukan melalui tensimeter digital yang sekarang dapat dengan mudah dilakukan di rumah.
Baca juga: 7 Manfaat Kopi: Bikin Berenergi, Tambah Cerdas hingga Cegah Depresi
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Gita Carla
Selain jadi minuman yang disukai banyak orang, kopi rupanya juga punya banyak mitos yang menyelimutinya. Kandungan yang ada di dalam kopi kerap disebut punya efek yang buruk dan jadi salah satu pencetus hipertensi.
Namun, hal itu rupanya tidak sepenuhnya benar. Dokter Spesialis Jantung Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita (RSJPDHK) Bambang Widyantoro mengatakan bahwa penderita hipertensi sebenarnya tetap boleh meminum kopi.
Baca juga: Studi Baru, 2 Cangkir Kopi Sehari Bisa Cegah Hipertensi
Dia lebih suka melakukan pendekatan yang tidak selalu melarang-larang pasien. Terlebih, jika kabar yang beredar ternyata hanya mitos. Ya, kopi masih boleh kok disesap oleh penderita hipertensi asalkan tanpa disertai gula.
Bahkan, sebaliknya, minuman pahit itu punya manfaat yang cukup baik bagi kesehatan si pasien. Asalkan jumlah konsumsinya disesuaikan dengan kapasitas kesehatan masing-masing.
“Kopi bagus untuk jantung dan pembuluh darah, asalkan dia memang tidak sensitif dengan kafein,” jelas dokter Bambang di Jakarta, Senin (17/7).
Selain bisa diminum oleh penderita hipertensi, kopi juga disebut Bambang bukan pencetus tekanan darah tinggi. Minuman ini sama seperti yang lain, bisa dikonsumsi dengan catatan tidak berlebihan.
Namun, bukan berarti kemudian kopi jadi minuman yang dianjurkan semua orang. Sebab, ada beberapa kasus tertentu yang bisa membuat orang justru sebaiknya menghindari minuman hitam ini.
Mereka yang bisa punya rasa sensitif terhadap kafein sebaiknya tidak meminum kopi. Sebab, hal ini bisa membuat jantungnya berdebar-debar meski meminum dalam jumlah sedikit.
Imbangi dengan Pola Hidup Sehat
Ilustrasi cek tekanan darah (Sumber gambar: Freepik)
Alih-alih menunjuk satu makanan atau minuman jadi biang kerok, Bambang menyebut munculnya hipertensi karena multi faktor. Pergeseran gaya hidup ke arah yang tidak sehat justru jadi penyumbang utamanya.
Selain itu, dia menyebut berat badan juga jadi salah satu faktor pendukung munculnya penyakit ini. Mereka yang tergolong obesitas dinilai punya risiko lebih besar untuk mengalami tekanan darah tinggi.
Bambang menyarankan agar pola makan sehat dan olahraga selalu dijaga. Selain untuk penampilan, hal itu juga sangat berpengaruh terhadap kesehatan secara umum, termasuk pencegahan penyakit hipertensi.
Terlebih, penyakit ini juga cukup sering merembet ke hal lain dan menjadi komplikasi. Dalam hal ini, Bambang menyebut laki-laki mesti lebih waspada. Sebab, rupanya data yang ada menunjukkan bahwa risiko laki-laki mengalami hipertensi dan komplikasi lebih tinggi dibanding perempuan.
Usia juga cukup berpengaruh memperbesar terkena komplikasi. Adanya penyakit sampingan yang terlebih dahulu ada, seperti kolesterol, asam urat, dan diabetes juga akan makin berisiko pasien terkena komplikasi.
Selain itu, seseorang yang punya riwayat keluarga hipertensi juga menjadi faktor risiko terjadinya komplikasi yang cukup besar. Hal ini mesti menjadi poin penting yang perlu diperhatikan.
Bambang kemudian menyarankan agar pengecekan tekanan darah dilakukan secara rutin. Selain di rumah sakit, sebenarnya pengecekan bisa dilakukan melalui tensimeter digital yang sekarang dapat dengan mudah dilakukan di rumah.
Baca juga: 7 Manfaat Kopi: Bikin Berenergi, Tambah Cerdas hingga Cegah Depresi
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Gita Carla
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.