Anak Muda Juga Tertarik dengan Tren Wisata Halal, Bagaimana Memaksimalkannya?
17 July 2023 |
14:35 WIB
1
Like
Like
Like
Luasnya pangsa pasar muslim menyentuh berbagai sektor penting di Indonesia. Salah satu sektor yang paling potensial untuk digarap adalah pariwisata. Menurut data Indonesia Halal Lifestyle Center (IHLC), bidang pariwisata menyumbang sektor tertinggi pasar konsumen halal Indonesia dengan raupan US$3,37 miliar.
Angka ini menempatkan sektor pariwisata di posisi kelima di bawah sektor farmasi dan kosmetik. Setiap sektor dengan target pasar muslim saling mengait. Misalnya, investasi syariah, fashion muslim, sertifikasi produk makanan halal, hingga wisata halal secara umum berada di pasar konsumen muslim.
Dalam sektor pariwisata, destinasi halal yang belakangan mendobrak tren wisata di Indonesia kian menjadi perhatian. Destinasi halal di Indonesia masih banyak berfokus pada wisata masjid dan tur ziarah. Namun sebetulnya, wisata halal tidak hanya terbatas pada dua hal tersebut.
Baca juga: Indonesia Jadi Top Destinasi Global Muslim Travel Index 2023
Pengamat pariwisata dari Universitas Jenderal Soedirman, Chusmeru menyebut wisata halal bukan hanya terbatas pada masjid dan tur ziarah. Bahkan, tempat seperti pantai dan taman rekreasi pun bisa menjadi destinasi halal apabila memenuhi persyaratan dan kriteria.
Inilah yang membuat destinasi halal bukan hanya dilirik generasi X dan baby boomer, tetapi juga anak muda di rentang generasi milenial dan Gen Z. Chusmeru menyebut, saat ini tiga provinsi yang terlihat cukup berkembang dengan industri halal adalah Aceh, Sumatera Barat, dan Nusa Tenggara Barat.
Lombok, NTB juga menjadi destinasi wisata halal terbaik di Indonesia. Selain itu ada Sumatera Barat yang memiliki kultur kental di samping nilai religi yang kuat. Daya tarik ini sangat memikat apabila pemerintah setempat mampu mengelolanya lebih maksimal.
"Sekarang tugasnya adalah mengemas agar objek wisata di kota-kota yang potensial bisa diminati oleh pasar muslim dunia," imbuhnya. Pasar wisata halal tidak hanya terbatas pada wisatawan domestik atau wisatawan negara-negara Organisasi Kerjasama Islam (OKI). China bisa menjadi pangsa pasar yang sangat potensial dengan total 161 juta penduduk muslim di dalamnya.
Chusmeru mengatakan, pasar besar ini bisa menjadi fokus lain pemerintah dalam melebarkan sayap untuk mengeruk wisatawan ke negara-negara non mayoritas muslim tetapi memiliki statistik penduduk Islam yang cukup besar.
“Kalau domestik kontribusinya ke pendapatan nasional. Sementara untuk kontribusi penuh ya mau tidak mau kita harus jangkau pasar wisata muslim di mancanegara untuk memaksimalkannya,” jelas Chusmeru.
Sayangnya, belum semua kota yang berpotensi sebagai destinasi wisata halal ini dikatakan siap. Menurut Chusmeru, beberapa kota potensial dalam pengembangan destinasi halal belum memiliki persiapan yang serius. Padahal, Indonesia memiliki kota-kota besar yang memiliki rekam jejak besar dalam hal peninggalan sejarah keislaman.
Chusmeru menyebut, Aceh dan NTB merupakan dua contoh provinsi yang siap dengan konsep destinasi halal ini. Ada tiga aspek yang menyatakan kesiapan destinasi halal yakni aksesibilitas, amenitas, dan atraksi. Aksesibilitas menyangkut pada akses wisatawan yang mudah, aman, dan nyaman melakukan tur di wilayah tersebut.
Sementara amenitas berkaitan dengan integrasi berkonsep halal, mulai dari angkutan, hotel, tempat wisata, hingga restoran. Atraksi bisa mendorong minat wisatawan untuk datang ke suatu destinasi. Tiga hal ini saling terkait dan harus diintegrasikan untuk menciptakan wisata halal yang siap.
Baca juga: 5 Destinasi Wisata Ramah Muslim di Korea Selatan
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Gita Carla
Angka ini menempatkan sektor pariwisata di posisi kelima di bawah sektor farmasi dan kosmetik. Setiap sektor dengan target pasar muslim saling mengait. Misalnya, investasi syariah, fashion muslim, sertifikasi produk makanan halal, hingga wisata halal secara umum berada di pasar konsumen muslim.
Dalam sektor pariwisata, destinasi halal yang belakangan mendobrak tren wisata di Indonesia kian menjadi perhatian. Destinasi halal di Indonesia masih banyak berfokus pada wisata masjid dan tur ziarah. Namun sebetulnya, wisata halal tidak hanya terbatas pada dua hal tersebut.
Baca juga: Indonesia Jadi Top Destinasi Global Muslim Travel Index 2023
Pengamat pariwisata dari Universitas Jenderal Soedirman, Chusmeru menyebut wisata halal bukan hanya terbatas pada masjid dan tur ziarah. Bahkan, tempat seperti pantai dan taman rekreasi pun bisa menjadi destinasi halal apabila memenuhi persyaratan dan kriteria.
Inilah yang membuat destinasi halal bukan hanya dilirik generasi X dan baby boomer, tetapi juga anak muda di rentang generasi milenial dan Gen Z. Chusmeru menyebut, saat ini tiga provinsi yang terlihat cukup berkembang dengan industri halal adalah Aceh, Sumatera Barat, dan Nusa Tenggara Barat.
Lombok, NTB juga menjadi destinasi wisata halal terbaik di Indonesia. Selain itu ada Sumatera Barat yang memiliki kultur kental di samping nilai religi yang kuat. Daya tarik ini sangat memikat apabila pemerintah setempat mampu mengelolanya lebih maksimal.
"Sekarang tugasnya adalah mengemas agar objek wisata di kota-kota yang potensial bisa diminati oleh pasar muslim dunia," imbuhnya. Pasar wisata halal tidak hanya terbatas pada wisatawan domestik atau wisatawan negara-negara Organisasi Kerjasama Islam (OKI). China bisa menjadi pangsa pasar yang sangat potensial dengan total 161 juta penduduk muslim di dalamnya.
Chusmeru mengatakan, pasar besar ini bisa menjadi fokus lain pemerintah dalam melebarkan sayap untuk mengeruk wisatawan ke negara-negara non mayoritas muslim tetapi memiliki statistik penduduk Islam yang cukup besar.
“Kalau domestik kontribusinya ke pendapatan nasional. Sementara untuk kontribusi penuh ya mau tidak mau kita harus jangkau pasar wisata muslim di mancanegara untuk memaksimalkannya,” jelas Chusmeru.
Sayangnya, belum semua kota yang berpotensi sebagai destinasi wisata halal ini dikatakan siap. Menurut Chusmeru, beberapa kota potensial dalam pengembangan destinasi halal belum memiliki persiapan yang serius. Padahal, Indonesia memiliki kota-kota besar yang memiliki rekam jejak besar dalam hal peninggalan sejarah keislaman.
Chusmeru menyebut, Aceh dan NTB merupakan dua contoh provinsi yang siap dengan konsep destinasi halal ini. Ada tiga aspek yang menyatakan kesiapan destinasi halal yakni aksesibilitas, amenitas, dan atraksi. Aksesibilitas menyangkut pada akses wisatawan yang mudah, aman, dan nyaman melakukan tur di wilayah tersebut.
Sementara amenitas berkaitan dengan integrasi berkonsep halal, mulai dari angkutan, hotel, tempat wisata, hingga restoran. Atraksi bisa mendorong minat wisatawan untuk datang ke suatu destinasi. Tiga hal ini saling terkait dan harus diintegrasikan untuk menciptakan wisata halal yang siap.
Baca juga: 5 Destinasi Wisata Ramah Muslim di Korea Selatan
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Gita Carla
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.