Salah satu adegan dalam film Oppenheimer, yakn karya yang bercerita tentang biografi Oppenheimer (Sumber gambar ilustrasi: tangkapan layar IMDb)

Oppenheimer, Kisah Bapak Bom Atom yang Menentang Pembuatan Bom Hidrogen

13 July 2023   |   14:34 WIB
Image
Yudi Supriyanto Jurnalis Hypeabis.id

Genhype, fisikawan Oppenheimer menjadi perbincangan beberapa waktu belakangan ini di jagat maya seiring dengan rencana peluncuran film biografi tentangnya pada 21 Juli 2023 nanti. Pemilik nama lengkap Julius Robert Oppenheimer itu merupakan fisikawan yang berkontribusi dalam penciptaan bom atom.

Dikutip dari Atomic Archive dan beberapa sumber lainnya, pria yang dikenal sebagai bapak bom atom itu lahir pada 12 April 1904 dari pasangan Julius S. Oppenheimer dan Ella Friedman. Oppenheimer menempuh pendidikan di Universitas Harvard pada 1922.

Pria yang memiliki darah seni dari sang ibu itu memiliki keunggulan dalam sejumlah mata pelajaran, seperti fisika, kimia, bahasa latin, yunani, menerbitkan puisi, dan belajar tentang filsafat. Lulus pada 1925, Oppenheimer menjadi seorang fisikawan meskipun belajar kimia.

Kemudian, dia melakukan perjalanan ke Inggris guna melakukan penelitian di Laboratorium Universitas Cambridge di bawah Ernest Rutherford yang terkenal dengan studinya mengenai struktur atom. Di negara ini, sang ilmuwan memiliki kesempatan bekerja sama dengan komunitas ilmiah untuk menjadi bagian memajukan penelitian atom.

Pada 1927, gelar Ph.D diperolehnya ketika berusia 22 tahun dari Universitas Gottingen. Pada saat itu, Max Born adalah guru yang membimbingnya.

Di universitas itu, dia memberikan andil penting tentang teori kuantum yang baru dikembangkan pada era tersebut dan menerbitkan makalah yang terkenal dengan nama pendekatan Born-Oppenheimer. Makalah itu merupakan hasil pemikirannya tentang pemisahan gerak nuklir dari gerak elektronik dalam perlakukan matematis molekul.

Kariernya sebagai ilmuwan kian cemerlang. Dia memutuskan kembali ke Harvard guna belajar tentang fisika matematika dan mengemban amanat sebagai National Research Council Fellow. Kehidupannya seperti enggan berpisah dari peneltian dan dunia pendidikan, Oppenheimer kembali menempuh pendidikan.

Kali ini, California Institute of Technology menjadi pilihannya. Sementara itu, dia juga menerima jabatan sebagi asisten profesor di bidang fisika di University of California, Barkeley.

Kemudian, Oppenheimer mendapatkan julukan sebagai bapak pendiri sekolah fisika teoretis Amerika lantaran sejumlah penelitian penting yang dilakukannya, seperti dalam astrofisika, fisika nuklir, spektroskopi, dan teori medan kuantum.

Tidak hanya itu, dia juga memberikan sumbangsih penting terhadap teori hujan sinar kosmik yang mengarahkannya kepada gambaran penerowongan kuantum. Sekitar 1930an, sang ilmuwan menjadi yang pertama menulis makalah tentang keberadaan black hole atau lubang hitam.
 

Proyek Manhattan

Keterlibatan sang profesor dengan proyek Manhattan terjadi setelah Oppenheimer menikah dengan seorang wanita bernama Katherine Peuning Harrison, yakni seorang mahasiswi yang disebut-sebut memiliki pemikiran radikal.

Mereka menikah pada November 1940 atau ketika Perang Dunia II baru berjalan sekitar 1 tahun. Dia disebut sangat semangat dalam keterlibatannya mengembangkan bom atom dengan mulai mencari proses pemisahan uranium - 235 dari uranium alam dan menentukan masa kritisnya.

Penelitiannya itu tidak dapat dilepaskan dari penelitian yang dilakukan oleh Nils Bohr, Lise, Meitner, dan Leo Szilard. Pada 1942, Oppenheimer diundang oleh angkatan darat yang mendapatkan tanggung jawab mengorganisir fisikawan Inggris dan Amerika Serikat untuk mencari cara memanfaatkan nuklir dengan nama proyek Manhattan.

Baca juga: 5 Fakta Unik Nikola Tesla, Fisikawan yang Memilih Hidup Selibat

Dia mendapatkan perintah untuk mendirikan dan menjalankan laboratorium untuk membuat bom atom. Berbagai fisikawan terbaik diajaknya untuk itu sampai pada akhirnya dia disebut mengelola lebih dari 3.000 orang dan membuatnya mendapat julukan Bapak Bom Atom.

Setelah perang, dia diangkat sebagai Ketua Komite Penasihat Umum Komisi Energi Atom (AEC) yang bertugas dari 1947 hingga 1952. Dia memang telah berhasil menciptakan bom atom. Namun, dia menentang pembuatan bom hidrogen.

Penentangannya membuat Oppenheimer dituduh sebagai simpatisan komunis, sehingga izin keamanannya dicabut. Kondisi itu membuat beberapa komunitas ilmiah sangat terkejut. Pada 1963, Presiden Lyndon B. Johnson disebut memperbaiki ketidakadilan yang diterima oleh ayah dari Toni itu dengan memberinya penghargaan Enrico Fermi.

Tidak hanya itu, Oppenheimer juga menjagat sebagai Direktur Princeton's Institute for Advanced Study sampai 1966. Sang ilmuwan meninggal dunia pada 18 Februari 1967 akibat penyakit kanker tenggorokan yang diderita.


(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)

Editor: Roni Yunianto 

SEBELUMNYA

Musikal Benih Yang Bernilai Akan Ditonton 1.000 Anak Panti Asuhan dari 6 Agama Berbeda

BERIKUTNYA

Cerita Jong Santiasa Meramu Aktor & Pementasan Musikal Anak Benih Yang Bernilai

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: