Belanda Kembalikan Harta Karun Bersejarah Milik Indonesia, Koleksi Apa Saja yang Dipulangkan?
11 July 2023 |
14:00 WIB
Kabar baik untuk kita bangsa Indonsia. Soalnya, ratusan benda bersejarah yang dijarah Belanda pada masa lalu akhirnya sip dikembalikan ke Tanah Air. Hal ini dilakukan setelah adanya penandatanganan peresmian serah terima dilakukan di Museum Volkenkunde, Leiden, Belanda pada Senin, (10/7/23).
Setidaknya terdapat 472 benda bersejarah yang dikembalikan dalam serah terima yang diteken oleh Dirjen Kemdikbud Ristek, Hilmar Farid, dan Menteri Muda Pendidikan, Kebudayaan dan Ilmu Pengetahuan Kerajaan Belanda Gunay Uslu. Saat ini koleksi tersebut juga dalam tahap repatriasi.
Baca juga: Belanda Baru Akui Kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945, 10 Negara Ini Sudah Melakukannya Lebih Dahulu
Mengutip laman resmi pemerintah kerajaan Belanda, ratusan koleksi tersebut sebagian besar masih tersimpan di Rijksmuseum dan Nationaal Museum van Wereldculturen. Adapun, rincian dari artefak itu meliputi 335 benda rampasan dari Lombok, 132 benda seni koleksi Pita Maha, 4 arca dari Singasari, dan satu keris Klungkung.
“Ini merupakan momen bersejarah. Untuk pertama kalinya, berdasarkan saran dari Komite Penagihan Kolonial, kami mengembalikan benda-benda yang seharusnya tidak pernah ada di Belanda. Namun, di atas semua itu adalah momen untuk melihat ke masa depan," kata Gunay Uslu.
Sementara itu, Hilmar mengungkap repatriasi benda bersejarah tersebut bukan hanya sekadar memindahkan barang dari Belanda ke Indonesia. Namun juga untuk mengungkap pengetahuan sejarah, dan asal-usul artefak yang selama ini belum diketahui khalayak secara luas.
"Kedua komite repatriasi dari Indonesia dan Belanda sudah bekerja sama melakukan serangkaian pertemuan dan diskusi, untuk membahas makna dari benda-benda tersebut bagi kedua bangsa, baik di masa lalu maupun di masa kini," ujarnya.
Menurut beberapa catatan, kedatangan koleksi artefak tersebut ke Belanda sebagian besar memang masih belum jelas. Meski begitu, diperkirakan asal-usul kehadiran benda itu di sana berawal ketika Perdana Menteri Indonesia Timur, Ide Agung Anak Gde Agung, menyelenggarakan pameran karya seni di beberapa kota di Belanda dan Eropa pada dekade 1948-1950.
Namun sebuah artikel di De Vrije Katheder, 23 Desember 1946 telah membahas sebuah pameran karya-karya Pita Maha. Yaitu hadirnya sebuah koleksi penting, di galeri seni van Lier di Castricum, hingga beberapa tahun kemudian, tepatnya pada 1955 koleksi tersebut disimpan di Tropenmuseum di Amsterdam.
Adapun, sebanyak 132 Koleksi benda seni Bali, antara lain karya lukisan, ukiran kayu, benda-benda perak dan tekstil para maestro seniman yang tergabung di dalam kelompok seni Pita Maha. Yaitu sebuah paguyuban seniman Bali yang didirikan oleh Tjokorda Gde Agung Sukawati, I Gusti Nyoman Lempad, Walter Spies dan Rudolf Bonnet pada 1936.
Sedangkan, empat patung Singasari yang tersimpan di Museum Volkenkunde, Leiden merupakan primadona dari abad ke-13 masehi. Keempat patung tersebut berasal dari candi Singasari yang didirikan untuk menghormati kematian Raja Kertanegara. Empat arca yang akan kembali ke Indonesia adalah Durga, Mahakala, Nandishvara dan Ganesha.
Selain itu, ratusan 'harta karun' dari Lombok yang turut dikembalikan dalam repatriasi kali ini melansir BBC Indonesia, berupa batu permata, batu mulia, emas, dan perak. Berdasarkan catatan sejarah, benda tersebut dijarah oleh tentara kolonial Belanda dari Istana Tjakranegara usai berakhirnya Perang Lombok pada 1894.
Objek dari Puri Cakranegara, Lombok itu sebelumnya tersimpan di Tropenmuseum. Sedangkan, keris puputan Klungkung sejak lama telah lama menjadi koleksi museum Volkenkunde, Leiden. Sebelumnya, sebilah keris milik Pangeran Diponegoro juga telah dikembalikan saat kunjungan kenegaraan Raja Belanda Willem Alexander dan Ratu Maxima Zorreguieta Cerruti ke Istana Kepresidenan pada 2020 silam.
Baca juga: Awal Mula Tradisi Beli Baju Lebaran, Ternyata Ada Pengaruh Kolonial Belanda
Editor: Dika Irawan
Setidaknya terdapat 472 benda bersejarah yang dikembalikan dalam serah terima yang diteken oleh Dirjen Kemdikbud Ristek, Hilmar Farid, dan Menteri Muda Pendidikan, Kebudayaan dan Ilmu Pengetahuan Kerajaan Belanda Gunay Uslu. Saat ini koleksi tersebut juga dalam tahap repatriasi.
Baca juga: Belanda Baru Akui Kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945, 10 Negara Ini Sudah Melakukannya Lebih Dahulu
Mengutip laman resmi pemerintah kerajaan Belanda, ratusan koleksi tersebut sebagian besar masih tersimpan di Rijksmuseum dan Nationaal Museum van Wereldculturen. Adapun, rincian dari artefak itu meliputi 335 benda rampasan dari Lombok, 132 benda seni koleksi Pita Maha, 4 arca dari Singasari, dan satu keris Klungkung.
“Ini merupakan momen bersejarah. Untuk pertama kalinya, berdasarkan saran dari Komite Penagihan Kolonial, kami mengembalikan benda-benda yang seharusnya tidak pernah ada di Belanda. Namun, di atas semua itu adalah momen untuk melihat ke masa depan," kata Gunay Uslu.
Sahabat Budaya, empat koleksi artefak, yang terdiri dari 132 koleksi benda seni Bali Pita Maha, Patung Singasari, pusaka kerajaan Lombok dan keris Puputan Klungkung akan dikembalikan oleh Kerajaan Belanda kepada Indonesia.
— Ditjen Kebudayaan (@budayasaya) July 10, 2023
Hal ini sesuai dengan penandatanganan dokumen Pengaturan… pic.twitter.com/eTj5MG28o6
Sementara itu, Hilmar mengungkap repatriasi benda bersejarah tersebut bukan hanya sekadar memindahkan barang dari Belanda ke Indonesia. Namun juga untuk mengungkap pengetahuan sejarah, dan asal-usul artefak yang selama ini belum diketahui khalayak secara luas.
"Kedua komite repatriasi dari Indonesia dan Belanda sudah bekerja sama melakukan serangkaian pertemuan dan diskusi, untuk membahas makna dari benda-benda tersebut bagi kedua bangsa, baik di masa lalu maupun di masa kini," ujarnya.
Objek Repatriasi
Menurut beberapa catatan, kedatangan koleksi artefak tersebut ke Belanda sebagian besar memang masih belum jelas. Meski begitu, diperkirakan asal-usul kehadiran benda itu di sana berawal ketika Perdana Menteri Indonesia Timur, Ide Agung Anak Gde Agung, menyelenggarakan pameran karya seni di beberapa kota di Belanda dan Eropa pada dekade 1948-1950.Namun sebuah artikel di De Vrije Katheder, 23 Desember 1946 telah membahas sebuah pameran karya-karya Pita Maha. Yaitu hadirnya sebuah koleksi penting, di galeri seni van Lier di Castricum, hingga beberapa tahun kemudian, tepatnya pada 1955 koleksi tersebut disimpan di Tropenmuseum di Amsterdam.
Patung era Singasari yang masih ada di Museum Belanda (sumber gambar Nationaal Museum van Wereldculturen)
Sedangkan, empat patung Singasari yang tersimpan di Museum Volkenkunde, Leiden merupakan primadona dari abad ke-13 masehi. Keempat patung tersebut berasal dari candi Singasari yang didirikan untuk menghormati kematian Raja Kertanegara. Empat arca yang akan kembali ke Indonesia adalah Durga, Mahakala, Nandishvara dan Ganesha.
Selain itu, ratusan 'harta karun' dari Lombok yang turut dikembalikan dalam repatriasi kali ini melansir BBC Indonesia, berupa batu permata, batu mulia, emas, dan perak. Berdasarkan catatan sejarah, benda tersebut dijarah oleh tentara kolonial Belanda dari Istana Tjakranegara usai berakhirnya Perang Lombok pada 1894.
Objek dari Puri Cakranegara, Lombok itu sebelumnya tersimpan di Tropenmuseum. Sedangkan, keris puputan Klungkung sejak lama telah lama menjadi koleksi museum Volkenkunde, Leiden. Sebelumnya, sebilah keris milik Pangeran Diponegoro juga telah dikembalikan saat kunjungan kenegaraan Raja Belanda Willem Alexander dan Ratu Maxima Zorreguieta Cerruti ke Istana Kepresidenan pada 2020 silam.
Baca juga: Awal Mula Tradisi Beli Baju Lebaran, Ternyata Ada Pengaruh Kolonial Belanda
Editor: Dika Irawan
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.