Ilustrasi virus HIV (warna kuning) dalam sel tubuh manusia. (Dok. National Cancer Institute dari Unsplash)

Varian Virus HIV di Belanda Dinilai Lebih Ganas

05 February 2022   |   10:15 WIB

Baru-baru ini, Jumat (4/2/2022), sebuah varian baru dari virus HIV yang menyebabkan AIDS baru saja ditemukan oleh para peneliti Oxford di Belanda. Dalam laporan France24, virus varian VB ini dinilai memiliki karakteristik yang lebih ganas dan lebih cepat menyebar.

Laporan analisis yang dipublikasi dalam jurnal Science, virus VB diketahui telah berada di Belanda selama beberapa dekade dan memiliki jumlah 3,5 hingga 5,5 kali lebih banyak di dalam darah penderita HIV dibandingkan dengan varian lain.

Layaknya virus HIV pada umumnya yang merusak dan menginfeksi sistem imun bernama sel CD4 di dalam tubuh, varian VB juga menginfeksi sel yang sama dengan perbedaan pada tingkat keparahan 2 kali lebih besar dibandingkan dengan varian HIV lain. Jika tidak segera ditangani, virus ini bisa berpotensi berkembang ke arah AIDS dalam kurun waktu 2-3 tahun sejak diagnosis.

Penemuan lanjutan mengungkapkan bahwa varian ini bisa berkembang ke penyakit HIV yang lebih akut dalam kurun waktu 9 bulan, jika penanganan penyakit tidak segera, terutama pada usia sekitar 30 tahun.

"Karena varian VB menyebabkan penurunan yang drastis pada kekuatan sistem imun, sehingga membuatnya lebih berisiko kepada orang-orang yang telah didiagnosis lebih awal untuk melakukan perawatan sesegera mungkin," tulis rilis resmi penelitian tersebut.

Meski dinilai lebih ganas, varian VB justru dinilai tidak berbahaya karena efektivitas perawatan kesehatan modern saat ini dan memiliki sistem pemulihan imun pada penderita yang mirip dengan penderita varian HIV lainnya. Tidak hanya itu, obat-obatan HIV yang biasa diberikan kepada pasien yaitu obat antiretroviral bisa menyembuhkan HIV varian VB.

"Para peneliti menggunakan studi kasus ini untuk menekankan pentingnya akses kesehatan yang universal. Tidak hanya karena kami ingin mengurangi secara langsung angka orang-orang yang meninggal akibat AIDS, tapi juga sebagai upaya mengurangi virus yang bertebaran dan kemudian mengurangi potensi berkembangnya varian yang baru dan mematikan," jelas Katie Atkins, associate professor di London School of Hygiene and Tropical Medicine, yang tidak terlibat di dalam riset.

Christopher Fraser, peneliti Oxford sekaligus salah satu penulis jurnal, kemudian menambahkan dalam pernyataan resminya bahwa penemuan ini menekankan pada panduan dari WHO tentang individu dengan HIV yang tetap bisa mengakses kesehatan dari pengecekan reguler untuk mengetahui diagnosa awal hingga tindak lanjut penanganan penyakit.

Varian VB merupakan virus yang sempat berkembang pada akhir 1980-an sampai awal 1990-an, tetapi persebarannya mulai menurun sekitar 2010-an. Menariknya, virus VB merupakan salah satu varian virus HIV yang memiliki lebih dari 500 mutasi. Setidaknya temuan paling awal terjadi pada 1992 dan terbaru pada 2014.

Temuan para peneliti Oxford mengidentifikasi adanya 17 penderita HIV positif yang memiliki varian virus VB setelah meninjau data dari proyek BEEHIVE, sebuah proyek arsip dan analisis data yang dilakukan di Eropa dan Uganda. 

Sebanyak 15 dari 17 orang di antaranya berasal dari Belanda, sehingga mereka mendalami data lain yang menunjukkan adanya 6.700 warga Belanda yang positif HIV dan menemukan 92 orang lain yang terinfeksi virus varian VB.

Editor: Fajar Sidik

SEBELUMNYA

Siap-siap, Drama Love (Ft. Marriage and Divorce) Hadir Musim Ketiga

BERIKUTNYA

Buku Sultan Agung dalam Goresan S. Sudjojono Sajikan Sejarah dengan Cara Asyik

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: