Tren Perilaku Gamers 2023, Udah Enggak Zaman Main di Satu Platform
10 July 2023 |
14:30 WIB
Belakangan ini terjadi perubahan perilaku gamer yang unik. Data dari Newzoo bertajuk How Consumers Engage With Video Games Today 2023” menemukan bahwa hobi gamers yang dahulu hanya mau memainkan gim di satu platform, kini mulai melebur.
Saat ini ada tiga platform gaming paling populer di dunia, yakni mobile, konsol, dan personal computer (PC). Tiap-tiap gamers dari platform tersebut memiliki penggemar fanatik, dan terkadang memilih untuk tidak memainkan gim dari platform lain. Namun, kini fenomena tersebut mulai berubah.
Baca juga: Pokemon GO Bahasa Indonesia Sukses Gaet Banyak Gamers Baru di Daerah
Memang, angka yang masih bertahan bermain di satu platform masih cukup tinggi, yakni 52 persen. Namun, angka gamers yang bermain di dua platform sekaligus kini sudah sebesar 32 persen. Bahkan, gamers yang bermain di tiga platform mencapai 15 persen. Jika ditotal, gamers yang memainkan lebih dari satu platform sudah 47 persen atau hampir separuhnya.
Laporan ini didapat setelah Newzoo melakukan survei terhadap 74,2 ribu responden yang berasal dari 36 negara berbeda, termasuk Indonesia. Responden juga berasal dari berbagai generasi berbeda.
Pengamat Games dari Zilbest Yabes Elia mengatakan perubahan kebiasaan ini diprediksi akan cukup
mengubah cara pengembang dalam meramu gimnya. Dia memprediksi ke depan developer akan makin sering membuat gim yang bisa dimainkan lintas platform.
Menurut Yabes, perubahan perilaku ini terjadi karena angka gamers yang makin besar. Di sisi lain, penetrasi gim mobile juga makin masif sehingga mulai mencaplok segmen PC atau konsol, meski tidak menutup kemungkinan juga terjadi sebaliknya.
Dengan melihat fenomena ini, Yabes menyebut sangat wajar jika kemudian gim-gim yang tadinya dirilis eksklusif di konsol, kini mulai bisa dinikmati di PC. Begitu pula terjadi pada gim mobile. Hal ini dinilai perlu dilakukan oleh developer untuk makin memudahkan gamers memainkan gim buatannya tanpa terbatas oleh pemilihan perangkat.
“Sekarang, karena teknologinya makin memungkinkan, gim cross platform jadi lebih canggih lagi karena punya beberapa tipe khusus,” ungkap Yabes.
Tipe cross-play, misalnya. Jenis ini membuat gamers tidak hanya bisa bermain dari berbagai perangkat berbeda, tetapi juga bisa bertemu gamers lain yang memainkan gim tersebut di perangkat berbeda. Jadi, gamers yang sedang bermain melalui perangkat PC bisa bertemu dan melawan gamers yang bermain di perangkat mobile. Cara ini dahulu belum bisa dilakukan karena gamers hanya bisa bertemu dengan mereka yang memainkannya dari perangkat yang sama.
Kemudian, ada juga tipe cross-progression. Jenis gim ini sudah mampu menyambungkan file yang ada di satu perangkat ke perangkat lain. Dalam artian, ketika gamers sudah bermain gim tertentu di level 10 dari perangkat mobile, mereka kini bisa memainkan gim di level yang sama di perangkat PC atau konsol.
“Dahulu, cross-progression belum bisa dilakukan karena fitur save hanya bisa dilakukan di satu platform. Jadi, ketika gamers memainkan di platform berbeda, mereka harus mengulang lagi dari awal,” imbuhnya.
Sementara itu, Head of Porting Business Agate Geoffary Arka mengatakan, gamers saat ini memang tidak lagi terpusat pada salah satu platform saja. Suksesnya penjualan konsol, baik Nintendo Switch, PS5, hingga Xbox selama pandemi turut berperan besar atas pergeseran ini.
Selain itu, meningkatnya kualitas gim mobile juga menjadi poin penting. Hal ini membuat gamers yang tadinya hanya bermain gim kelas atas di konsol dan PC, kini mulai beralih ke mobile gaming. Sebaliknya, gamers yang biasa memainkan gim dari perangkat mobile mulai menemukan keseruan dan ingin menjajal gim bertipe lain di platform konsol maupun PC.
Saat ini Agate sebagai developer lokal juga memiliki lini bisnis porting, di mana porting sendiri akan memungkinkan gim yang semula eksklusif di salah satu konsol, sekarang bisa diadaptasi ke konsol lainnya dengan berbagai adjustments.
“Tantangannya biasanya ada di waktu development yang cukup panjang, serta perbedaan faktor-faktor
pendukung, seperti backend hingga kompleksitas penambahan fitur lintas platform,” ungkapnya.
Menurut Geoffary, gim lintas platform belum terlalu banyak yang mengadopsinya karena biaya development-nya cukup besar. Akan tetapi, tidak menutup kemungkinan beberapa waktu ke depan akan jadi mainstream. Terlebih, mengingat pergeseran perilaku gamers yang terjadi saat ini.
Baca juga: Daftar Aksesoris Gim, Bikin Gamer Makin Jago Bermain
Editor: Dika Irawan
Saat ini ada tiga platform gaming paling populer di dunia, yakni mobile, konsol, dan personal computer (PC). Tiap-tiap gamers dari platform tersebut memiliki penggemar fanatik, dan terkadang memilih untuk tidak memainkan gim dari platform lain. Namun, kini fenomena tersebut mulai berubah.
Baca juga: Pokemon GO Bahasa Indonesia Sukses Gaet Banyak Gamers Baru di Daerah
Memang, angka yang masih bertahan bermain di satu platform masih cukup tinggi, yakni 52 persen. Namun, angka gamers yang bermain di dua platform sekaligus kini sudah sebesar 32 persen. Bahkan, gamers yang bermain di tiga platform mencapai 15 persen. Jika ditotal, gamers yang memainkan lebih dari satu platform sudah 47 persen atau hampir separuhnya.
Laporan ini didapat setelah Newzoo melakukan survei terhadap 74,2 ribu responden yang berasal dari 36 negara berbeda, termasuk Indonesia. Responden juga berasal dari berbagai generasi berbeda.
Pengamat Games dari Zilbest Yabes Elia mengatakan perubahan kebiasaan ini diprediksi akan cukup
mengubah cara pengembang dalam meramu gimnya. Dia memprediksi ke depan developer akan makin sering membuat gim yang bisa dimainkan lintas platform.
Menurut Yabes, perubahan perilaku ini terjadi karena angka gamers yang makin besar. Di sisi lain, penetrasi gim mobile juga makin masif sehingga mulai mencaplok segmen PC atau konsol, meski tidak menutup kemungkinan juga terjadi sebaliknya.
Dengan melihat fenomena ini, Yabes menyebut sangat wajar jika kemudian gim-gim yang tadinya dirilis eksklusif di konsol, kini mulai bisa dinikmati di PC. Begitu pula terjadi pada gim mobile. Hal ini dinilai perlu dilakukan oleh developer untuk makin memudahkan gamers memainkan gim buatannya tanpa terbatas oleh pemilihan perangkat.
“Sekarang, karena teknologinya makin memungkinkan, gim cross platform jadi lebih canggih lagi karena punya beberapa tipe khusus,” ungkap Yabes.
Tipe cross-play, misalnya. Jenis ini membuat gamers tidak hanya bisa bermain dari berbagai perangkat berbeda, tetapi juga bisa bertemu gamers lain yang memainkan gim tersebut di perangkat berbeda. Jadi, gamers yang sedang bermain melalui perangkat PC bisa bertemu dan melawan gamers yang bermain di perangkat mobile. Cara ini dahulu belum bisa dilakukan karena gamers hanya bisa bertemu dengan mereka yang memainkannya dari perangkat yang sama.
Kemudian, ada juga tipe cross-progression. Jenis gim ini sudah mampu menyambungkan file yang ada di satu perangkat ke perangkat lain. Dalam artian, ketika gamers sudah bermain gim tertentu di level 10 dari perangkat mobile, mereka kini bisa memainkan gim di level yang sama di perangkat PC atau konsol.
“Dahulu, cross-progression belum bisa dilakukan karena fitur save hanya bisa dilakukan di satu platform. Jadi, ketika gamers memainkan di platform berbeda, mereka harus mengulang lagi dari awal,” imbuhnya.
Ilustrasi gamer sedang bermain gim (Sumber gambar: Freepik)
Selain itu, meningkatnya kualitas gim mobile juga menjadi poin penting. Hal ini membuat gamers yang tadinya hanya bermain gim kelas atas di konsol dan PC, kini mulai beralih ke mobile gaming. Sebaliknya, gamers yang biasa memainkan gim dari perangkat mobile mulai menemukan keseruan dan ingin menjajal gim bertipe lain di platform konsol maupun PC.
Saat ini Agate sebagai developer lokal juga memiliki lini bisnis porting, di mana porting sendiri akan memungkinkan gim yang semula eksklusif di salah satu konsol, sekarang bisa diadaptasi ke konsol lainnya dengan berbagai adjustments.
“Tantangannya biasanya ada di waktu development yang cukup panjang, serta perbedaan faktor-faktor
pendukung, seperti backend hingga kompleksitas penambahan fitur lintas platform,” ungkapnya.
Menurut Geoffary, gim lintas platform belum terlalu banyak yang mengadopsinya karena biaya development-nya cukup besar. Akan tetapi, tidak menutup kemungkinan beberapa waktu ke depan akan jadi mainstream. Terlebih, mengingat pergeseran perilaku gamers yang terjadi saat ini.
Baca juga: Daftar Aksesoris Gim, Bikin Gamer Makin Jago Bermain
Editor: Dika Irawan
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.