Pameran Van Gogh Alive The Experience Targetkan 300.000 Pengunjung
06 July 2023 |
15:28 WIB
Setelah menjadi perbincangan di jagat maya, pameran multisensori Van Gogh Alive The Experience resmi dibuka pada Kamis (6/7/2023) ini. Eksibisi yang akan dihelat 7 Juli hingga 9 Oktober 2023 di Mal Taman Anggrek, Jakarta, itu menampilkan karya-karya maestro lukis terkenal asal Belanda, Vincent Van Gogh, dengan pengalaman multisensor yang menarik.
Dibuka di salah satu mal besar di Jakarta dan bertepatan dengan momentum liburan anak sekolah, pameran ini ditargetkan akan mendatangkan sedikitnya 300.000 pengunjung selama gelarannya kurang lebih tiga bulan. Dari jumlah kunjungan tersebut, diharapkan perputaran bisnis di pusat perbelanjaan pun akan bergeliat.
Ketua Umum Himpunan Peritel dan Penyewa Pusat Perbelanjaan (Hippindo) Budihardjo Iduansjah mengatakan selain menjadi ruang apresiasi dan edukasi terhadap karya-karya seni, penyelenggaraan pameran Van Gogh juga bisa menjadi momentum untuk makin mendorong Kota Jakarta sebagai destinasi untuk berwisata.
Hal itu salah satunya diwujudkan dengan membuat dan menghadirkan sejumlah event yang berkualitas. "Mari kita gunakan ruang ini bersama-sama, kita ramaikan kembali mal-mal kita dan membuat Jakarta menjadi kota turis, kuliner, dan belanja. Agar [industri] pariwisata dan ritel bisa bangkit," katanya dalam acara pembukaan pameran Van Gogh Alive di Mal Taman Anggrek, Jakarta, Kamis (6/7/2023).
Budi menilai acara pameran Van Gogh Alive memiliki potensi yang besar untuk meningkatkan perputaran bisnis, khususnya di Mal Taman Anggrek. Misalnya, dari 300.000 pengunjung yang ditargetkan, setidaknya 10 persen atau sekitar 30.000 pengunjung akan membeli makanan dan minuman. Jika rerata setiap orang menghabiskan Rp100.000, pendapatan bisnis yang bisa tercipta sekitar Rp3 miliar.
"Belum mereka kalau menuju kesini naik apa, dari luar negeri atau luar kota lalu nginep di hotel. Artinya itu kan semua perputaran ekonominya berjalan," imbuhnya.
Untuk mendorong target tersebut, Hippindo nantinya akan bekerja sama dengan para tenant untuk membuat semacam bundling tiket masuk pameran dengan voucher diskon di satu tenant tertentu, termasuk menggelar event Indonesia Great Sale atau hari belanja diskon yang melibatkan sejumlah tenant.
Budi pun mengatakan pihaknya sangat terbuka untuk menyambut sejumlah inisiasi kegiatan atau event serupa seperti ini untuk kembali menggairahkan sejumlah pusat perbelanjaan, tak hanya di Jakarta tetapi juga di berbagai daerah di Indonesia.
"Karena sekarang mal sepi. Jadi sudah menjadi tugas kita bersama untuk meramaikan kembali mal dengan event-event yang bermutu, terjangkau, dan berguna [untuk masyarakat]," imbuhnya.
Sementara itu, Van Gogh Alive The Experience merupakan pameran multisensori yang menampilkan 3.000 karya pelukis Van Gogh dengan konsep visual dan musik skoring menarik. Pameran ini menghadirkan ribuan mahakarya Van Gogh yang dia buat sepanjang hidupnya mulai dari di Belanda, Paris, Arles, Saint Remy, hingga hari-hari terakhirnya di Auvers-sur-Oise.
Sejumlah karyanya yang menjadi sorotan dalam pameran ini diantaranya Vincent's Bedroom in Arles (1889), The Red Vineyard (1888), Cafe Terrace at Night (1888), Starry Night Over The Rhone (1888), Van Gogh's Chair (1888), Irises (1889), Sunflowers (1889), dan karyanya yang sangat populer yakni The Starry Night (1889).
Pameran tersebut menyuguhkan sebuah ruang pameran yang megah dan menampilkan karya-karya dari pelukis pascaimpresionis itu dengan hadirnya layar-layar besar, semburat cahaya yang berkilau, hingga suara yang akan mengajak pengunjung tenggelam ke dalam dunia Van Gogh.
Menggunakan teknologi Sensory4 yang dikembangkan oleh Grande Experience, eksibisi ini menggabungkan grafis gerak multi saluran, suara sekeliling dengan kualitas bioskop, dan 40 proyektor dengan kualitas tinggi untuk menghadirkan sensasi multilayar paling menarik di dunia.
Baca juga: Menyimak Kisah Karya Dame mit Fächer, Lukisan Terakhir Gustav Klimt yang Laku Rp1,6 Triliun
Dengan Sensory4, teknologi tersebut dapat mengubah ruang pameran apapun untuk menciptakan pengalaman yang dinamis, informatif, dan spektakuler secara visual. Adapun, sejak diluncurkan pada 2011 di Museum ArtScience di Singapura, Van Gogh Alive telah dikunjungi dan menghibur penonton di seluruh dunia yang ditampilkan di lebih dari 85 kota dan mengumpulkan sebanyak 8,5 juta pengunjung.
Editor: M R Purboyo
Dibuka di salah satu mal besar di Jakarta dan bertepatan dengan momentum liburan anak sekolah, pameran ini ditargetkan akan mendatangkan sedikitnya 300.000 pengunjung selama gelarannya kurang lebih tiga bulan. Dari jumlah kunjungan tersebut, diharapkan perputaran bisnis di pusat perbelanjaan pun akan bergeliat.
Ketua Umum Himpunan Peritel dan Penyewa Pusat Perbelanjaan (Hippindo) Budihardjo Iduansjah mengatakan selain menjadi ruang apresiasi dan edukasi terhadap karya-karya seni, penyelenggaraan pameran Van Gogh juga bisa menjadi momentum untuk makin mendorong Kota Jakarta sebagai destinasi untuk berwisata.
Hal itu salah satunya diwujudkan dengan membuat dan menghadirkan sejumlah event yang berkualitas. "Mari kita gunakan ruang ini bersama-sama, kita ramaikan kembali mal-mal kita dan membuat Jakarta menjadi kota turis, kuliner, dan belanja. Agar [industri] pariwisata dan ritel bisa bangkit," katanya dalam acara pembukaan pameran Van Gogh Alive di Mal Taman Anggrek, Jakarta, Kamis (6/7/2023).
Pengunjung menikmati pameran multisensori Van Gogh Alive di Mal Taman Anggrek, Jakarta. (Sumber gambar: Hypeabis.id/Fanny K
"Belum mereka kalau menuju kesini naik apa, dari luar negeri atau luar kota lalu nginep di hotel. Artinya itu kan semua perputaran ekonominya berjalan," imbuhnya.
Untuk mendorong target tersebut, Hippindo nantinya akan bekerja sama dengan para tenant untuk membuat semacam bundling tiket masuk pameran dengan voucher diskon di satu tenant tertentu, termasuk menggelar event Indonesia Great Sale atau hari belanja diskon yang melibatkan sejumlah tenant.
Budi pun mengatakan pihaknya sangat terbuka untuk menyambut sejumlah inisiasi kegiatan atau event serupa seperti ini untuk kembali menggairahkan sejumlah pusat perbelanjaan, tak hanya di Jakarta tetapi juga di berbagai daerah di Indonesia.
"Karena sekarang mal sepi. Jadi sudah menjadi tugas kita bersama untuk meramaikan kembali mal dengan event-event yang bermutu, terjangkau, dan berguna [untuk masyarakat]," imbuhnya.
Pengunjung menikmati pameran multisensori Van Gogh Alive di Mal Taman Anggrek, Jakarta. (Sumber gambar: Hypeabis.id/Fanny K
Sejumlah karyanya yang menjadi sorotan dalam pameran ini diantaranya Vincent's Bedroom in Arles (1889), The Red Vineyard (1888), Cafe Terrace at Night (1888), Starry Night Over The Rhone (1888), Van Gogh's Chair (1888), Irises (1889), Sunflowers (1889), dan karyanya yang sangat populer yakni The Starry Night (1889).
Pameran tersebut menyuguhkan sebuah ruang pameran yang megah dan menampilkan karya-karya dari pelukis pascaimpresionis itu dengan hadirnya layar-layar besar, semburat cahaya yang berkilau, hingga suara yang akan mengajak pengunjung tenggelam ke dalam dunia Van Gogh.
Menggunakan teknologi Sensory4 yang dikembangkan oleh Grande Experience, eksibisi ini menggabungkan grafis gerak multi saluran, suara sekeliling dengan kualitas bioskop, dan 40 proyektor dengan kualitas tinggi untuk menghadirkan sensasi multilayar paling menarik di dunia.
Baca juga: Menyimak Kisah Karya Dame mit Fächer, Lukisan Terakhir Gustav Klimt yang Laku Rp1,6 Triliun
Dengan Sensory4, teknologi tersebut dapat mengubah ruang pameran apapun untuk menciptakan pengalaman yang dinamis, informatif, dan spektakuler secara visual. Adapun, sejak diluncurkan pada 2011 di Museum ArtScience di Singapura, Van Gogh Alive telah dikunjungi dan menghibur penonton di seluruh dunia yang ditampilkan di lebih dari 85 kota dan mengumpulkan sebanyak 8,5 juta pengunjung.
Editor: M R Purboyo
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.