Menyimak Kisah Karya Dame mit Fächer, Lukisan Terakhir Gustav Klimt yang Laku Rp1,6 Triliun
04 July 2023 |
18:12 WIB
Nama pelukis Gustav Klimt menjadi perbincangan hangat pencinta seni global baru-baru ini. Sebab, karya perupa asal Austria yang berjudul Dame mit Fächer itu kembali terjual dengan harga fantastis di balai lelang Sotheby's Eropa pada akhir Selasa, 27 Juni 2023.
Dame mit Fächer atau Lady with Fan terjual hingga 85,3 juta poundsterling atau setara Rp1,6 triliun. Terjualnya mahakarya pelukis simbolis itu tak ayal melampaui ekspektasi pra-penjualan dari lukisan tersebut yang hanya sebesar 65 juta poundsterling, sekaligus mencetak rekor baru bagi Klimt.
Baca juga: Intip 5 Lukisan Termahal Perupa Indonesia yang Laku dengan Harga Fantastis di Balai Lelang
Mengutip laman Guardian, setelah perang penawaran selama 10 menit denan 4 orang penawar, lukisan itu akhirnya jatuh ke tangan penasehat seni Patti Wong. Pendiri Patti Wong & Associates itu disebut menawar harga tertinggi untuk lukisan itu bagi seorang kolektor Hong Kong yang belum diketahui namanya.
Thomas Boyd Bowman, ketua Sotheby's London mengatakan, Dame mit Fächer adalah lukisan potret terakhir karya Gustav Klimt yang dibuat sebelum sang seniman meninggal akibat pneumonia pada 1918. Menurutnya karya tersebut merupakan salah satu periode puncak artistik yang paling eksperimental.
Menurut Bowman keunikan dari karya tersebut terletak dari cara Klimt menggoreskan kuas secara detail. Dikenal sebagai perupa yang menggeluti erotisme dalam karya terakhirnya ini sang seniman juga memberi citra yang estetik terhadap sensualitas objek yang hingga saat ini tidak diketahui namanya itu.
Lewat penguasaan tekniknya yang luhur, Klimt menggambarkan perempuan yang menawan dengan pipi merah muda dengan alis mata hitam serta bibir mengerucut. Perpaduan tersebut tak ayal berhasil menampilkan karakter wanita yang santing sekaligus ningrat dengan berbagai motif di sekitarnya.
"Klimt di sini memberikan dirinya kebebasan penuh untuk mengabadikan [karya] di atas kanvas tentang seorang wanita yang sangat cantik. Gambaran bahunya yang terbuka secara provokatif, ketenangan, dan kepercayaan diri akhirnya berpadu menjadi efek yang menakjubkan,” tulis laman Sotheby's.
Belum Selesai
Meski menjadi salah satu karya termahal, Dame mit Fächer adalah sebuah lukisan yang belum selesai dirampungkan oleh sang seniman. Klimt pertama kali mulai mengerjakan Lady with a Fan pada 1917 yang saat itu dia tengah dalam masa keemasan sebelum akhirnya pandemi influenza yang melanda dunia merenggut nyawanya.
Bahkan, lukisan ini masih berdiri di atas kuda-kuda penyangga di studio saat KLimt meninggal pada usia 55 tahun. Namun, tak lama setelah pembuatannya, lukisan itu sempat dipamerkan dengan judul Tänzerin atau Penari. Google Arts menulis ada kemungkinan besar wanita tersebut adalah penari balet kenalan sang perupa.
Alih-alih melukis objek dalam bentuk vertikal atau eponim, Klimt justru menggunakan kanvas berbentuk persegi untuk lanskap avantgarde-nya. Tak hanya itu sang seniman juga memberi pola, pigmen, dan tekstur dekoratif yang memikat setelah dia secara intens bergelut dengan karya seni Tiongkok pada dekade 1910-an.
Dari sinilah kemudian juga penuh dengan simbol keberuntungan seperti burung phoenix (Feng-hua), derek, pegar emas, tanaman teratai, dan masih banyak lagi. Keseluruhan objek dengan dekor yang tersebar itu juga dilukis dengan latar belakang keemasan yang mengingatkan karya monumental lain dari Klimt yang berjudul The Kiss.
Menurut beberapa penelitian, Klimt mengadopsi motif tersebut sebagai template dan kombinasi warna. Latar belakang kuning di Lady with Fan juga mirip dengan enamel dalam karya-karya seni kriya, khususnya porselen pada era kekaisaran Tiongkok yang sering menggunakan palet warna kuning krom, biru kobalt, oker merah, hijau tembaga, dan merah muda.
Selain berdiri di depan latar belakang dengan ornamen khas China, perempuan dalam Lady with Fan juga mengenakan jubah dari kawasan Asia Timur. Secara keseluruhan gambar ini pun tampak sempurna meski saat diamati ada beberapa area kecil yang belum selesai, seperti di bagian kulit lengan atas dan gaun. Beberapa detail latar belakang juga terlihat belum rampung.
Baca juga: Lukisan Abstrak Seniman Bandung Christine Ay Tjoe Dilelang di Singapura Rp 14,5 Miliar
Terakhir dijual pada 1994 seharga 9 juta poundsterling, kini setelah 30 tahun Dame mit Fächer kembali melejit hampir sembilan kali lipat di balai lelang. Sejauh ini karya tersebut juga berhasil melewati rekor L'empire des Lumières karya René Magritte yang terjual US$79,3 juta pada 2022.
Tak hanya itu, karya ini juga berhasil mengalahkan Walking Man I karya patung dari Alberto Giacometti, yang mencetak rekor untuk setiap karya seni yang dijual di lelang di Eropa. Adapun patung perunggu yang mengambil tema eksistensialisme itu terjual pada 2010 seharga US$83 juta.
Editor: Fajar Sidik
Dame mit Fächer atau Lady with Fan terjual hingga 85,3 juta poundsterling atau setara Rp1,6 triliun. Terjualnya mahakarya pelukis simbolis itu tak ayal melampaui ekspektasi pra-penjualan dari lukisan tersebut yang hanya sebesar 65 juta poundsterling, sekaligus mencetak rekor baru bagi Klimt.
Baca juga: Intip 5 Lukisan Termahal Perupa Indonesia yang Laku dengan Harga Fantastis di Balai Lelang
Mengutip laman Guardian, setelah perang penawaran selama 10 menit denan 4 orang penawar, lukisan itu akhirnya jatuh ke tangan penasehat seni Patti Wong. Pendiri Patti Wong & Associates itu disebut menawar harga tertinggi untuk lukisan itu bagi seorang kolektor Hong Kong yang belum diketahui namanya.
Following a 10 min bidding battle between 4 bidders at #SothebysLondon, Gustav Klimt’s final masterpiece ‘Dame mit Fächer’ (Lady with a Fan) established a new auction record for Klimt and became the most valuable work of art ever sold at auction in Europe: https://t.co/pWguIRHn6d
— Sotheby's (@Sothebys) June 27, 2023
Thomas Boyd Bowman, ketua Sotheby's London mengatakan, Dame mit Fächer adalah lukisan potret terakhir karya Gustav Klimt yang dibuat sebelum sang seniman meninggal akibat pneumonia pada 1918. Menurutnya karya tersebut merupakan salah satu periode puncak artistik yang paling eksperimental.
Menurut Bowman keunikan dari karya tersebut terletak dari cara Klimt menggoreskan kuas secara detail. Dikenal sebagai perupa yang menggeluti erotisme dalam karya terakhirnya ini sang seniman juga memberi citra yang estetik terhadap sensualitas objek yang hingga saat ini tidak diketahui namanya itu.
Lewat penguasaan tekniknya yang luhur, Klimt menggambarkan perempuan yang menawan dengan pipi merah muda dengan alis mata hitam serta bibir mengerucut. Perpaduan tersebut tak ayal berhasil menampilkan karakter wanita yang santing sekaligus ningrat dengan berbagai motif di sekitarnya.
"Klimt di sini memberikan dirinya kebebasan penuh untuk mengabadikan [karya] di atas kanvas tentang seorang wanita yang sangat cantik. Gambaran bahunya yang terbuka secara provokatif, ketenangan, dan kepercayaan diri akhirnya berpadu menjadi efek yang menakjubkan,” tulis laman Sotheby's.
Belum Selesai
Meski menjadi salah satu karya termahal, Dame mit Fächer adalah sebuah lukisan yang belum selesai dirampungkan oleh sang seniman. Klimt pertama kali mulai mengerjakan Lady with a Fan pada 1917 yang saat itu dia tengah dalam masa keemasan sebelum akhirnya pandemi influenza yang melanda dunia merenggut nyawanya.
Bahkan, lukisan ini masih berdiri di atas kuda-kuda penyangga di studio saat KLimt meninggal pada usia 55 tahun. Namun, tak lama setelah pembuatannya, lukisan itu sempat dipamerkan dengan judul Tänzerin atau Penari. Google Arts menulis ada kemungkinan besar wanita tersebut adalah penari balet kenalan sang perupa.
Alih-alih melukis objek dalam bentuk vertikal atau eponim, Klimt justru menggunakan kanvas berbentuk persegi untuk lanskap avantgarde-nya. Tak hanya itu sang seniman juga memberi pola, pigmen, dan tekstur dekoratif yang memikat setelah dia secara intens bergelut dengan karya seni Tiongkok pada dekade 1910-an.
Lukisan Dame mit Fächer atau Lady with Fan (sumber gambar Sotheby's
Dari sinilah kemudian juga penuh dengan simbol keberuntungan seperti burung phoenix (Feng-hua), derek, pegar emas, tanaman teratai, dan masih banyak lagi. Keseluruhan objek dengan dekor yang tersebar itu juga dilukis dengan latar belakang keemasan yang mengingatkan karya monumental lain dari Klimt yang berjudul The Kiss.
Menurut beberapa penelitian, Klimt mengadopsi motif tersebut sebagai template dan kombinasi warna. Latar belakang kuning di Lady with Fan juga mirip dengan enamel dalam karya-karya seni kriya, khususnya porselen pada era kekaisaran Tiongkok yang sering menggunakan palet warna kuning krom, biru kobalt, oker merah, hijau tembaga, dan merah muda.
Selain berdiri di depan latar belakang dengan ornamen khas China, perempuan dalam Lady with Fan juga mengenakan jubah dari kawasan Asia Timur. Secara keseluruhan gambar ini pun tampak sempurna meski saat diamati ada beberapa area kecil yang belum selesai, seperti di bagian kulit lengan atas dan gaun. Beberapa detail latar belakang juga terlihat belum rampung.
Baca juga: Lukisan Abstrak Seniman Bandung Christine Ay Tjoe Dilelang di Singapura Rp 14,5 Miliar
Terakhir dijual pada 1994 seharga 9 juta poundsterling, kini setelah 30 tahun Dame mit Fächer kembali melejit hampir sembilan kali lipat di balai lelang. Sejauh ini karya tersebut juga berhasil melewati rekor L'empire des Lumières karya René Magritte yang terjual US$79,3 juta pada 2022.
Tak hanya itu, karya ini juga berhasil mengalahkan Walking Man I karya patung dari Alberto Giacometti, yang mencetak rekor untuk setiap karya seni yang dijual di lelang di Eropa. Adapun patung perunggu yang mengambil tema eksistensialisme itu terjual pada 2010 seharga US$83 juta.
Editor: Fajar Sidik
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.