Ilustrasi (sumber gambar : georgy trofimov / unsplash)

Ternyata Ini Penyebab Indonesia Belum Jadi Destinasi Wisata Kapal Pesiar

03 July 2023   |   23:31 WIB
Image
Dewi Andriani Jurnalis Hypeabis.id

Sebagai Negara kepulauan, Indonesia memiliki potensi besar untuk mengembangkan industri wisata bahari. Namun sayangnya, hingga saat ini belum terlihat perkembangan yang signifikan terutama untuk wisata kapal pesiar (cruise) yang mulai bergeliat kembali pascapandemi.

Ivan Soetikno, GM PT Multi Alam Bahari Internasional, Perwakilan Royal Caribbean Internasional di Indonesia mengatakan salah satu permasalahan terbesar yang membuat Indonesia belum menjadi destinasi wisata kapal pesiar karena masalah keterbatasan infrastruktur, khususnya pelabuhan.

“Menaiki kapal pesiar itu mirip seperti naik pesawat. Jadi selain ada tempat parkir (pelabuhan) juga ada fasilitas yang mendukung dan mumpuni seperti di airport,” tuturnya.

Baca juga: Piknik Asyik di Kapal Pesiar

Pelabuhan di Indonesia sendiri saat ini masih berfokus untuk kontainer, sehingga ketika kapal pesiar bersandar di pelabuhan tersebut, tidak ada fasilitas yang mumpuni dan menarik bagi para tamu yang turun dari kapal pesiar karena yang dilihat hanyalah peti kemas.

Selain itu, untuk menampung kapal pesiar yang berukuran lebih besar dengan jumlah penumpang di atas 2.000, dibutuhkan kedalaman laut yang mendukung. Dengan kondisi pelabuhan Indonesia yang ada saat ini, menurut Ivan, kapal pesiar yang singgah paling maksimal hanya bisa membawa penumpang sekitar 1.800 orang.

“Selama infrastruktur di Indonesia belum ada yang mendukung, maka perusahaan kapal pesiar juga masih ragu masuk ke sini,” ucapnya.

Memang sudah ada pelabuhan yang dinilai mendekati seperti di Pelabuhan Benoa, Bali tetapi masih banyak terumbu karang di bawahnya sehngga kapal pesiar yang beratnya mencapai 230 ribu ton dan membawa hingga 6.000 orang turis, tidak bisa bersandar.

Ivan mengatakan, kapal pesiar yang ada saat ini sebagian besar tidak bisa bersandar dan hanya melalui perairan Indonesia saja, terutama untuk kapal yang berada dalam rute reposisi, itu pun hanya akan ada satu tahun sekali saja.

“Misalnya saat bulan April, belahan bumi utara mulai panas dan yang selatan mulai dingin, maka kapal akan dipindahkan ke utara. Jadi kapal dari Australia yang mau pindah ke Eropa akan lewat Indonesia sebagian ada yang mampir tetapi kapal pesiar tidak bisa dan hanya melewati perairannya saja,” jelas Ivan.

Padahal, jika Indonesia memiliki infrastruktur yang mumpuni dan pelabuhan yang mendukung untuk para turis atau penumpang, bukan tidak mungkin Indonesia menjadi Negara tujuan kapal pesiar di kawasan Asia Tenggara.

Royal Caribbean sendiri saat ini hanya memiliki tujuan ketiga Negara untuk wilayah Asean yakni Singapura, Malaysia, dan Thailand. Karena hanya ketiga Negara tersebutlah yang dinilai memiliki kesiapan pelabuhan untuk bisa dimasuki oleh kapal pesiar berukuran besar.

“Di Phuket itu perairannya hampir sama dengan Bali. Jadi kapal tidak merapat ke daratan tetapi tetap di tengah laut dan wisatawannya yang dijemput . Kalau Indonesia bisa membuat kayak Phuket, akan cukup bagus karena bisa mendatangkan wisatawan sekaligus membuka lapangan pekerjaan,” tuturnya.

Sebagai bagian dari industri wisata kapal pesiar, Ivan menyarankan agar Indonesia bisa membuat satu atau pilot project untuk pelabuhan yang bisa dijadikan sebagai tempat bersandar kapal pesiar dengan infrastruktur dan fasilitas yang memadai.

Ada beberapa lokasi yang menurutnya potensial bisa di kawasan Singaraja, Bali; Manado atau di Kepulauan Talaut, Sulawesi Utara; atau di Sabang, Aceh. Dengan membuat pilot project di kawasan tersebut, bisa saja nantinya Indonesia akan masuk ke dalam rute wisata Kapal pesiar.

“Kalau mau di Manado itu nantnanti kapal di Utara yang main dari Singapura, Thailand, China mungkin bisa masuk ke Indonesia. Atau Sabang juga bisa untuk kapal pesiar rute Singapura, Malaysia, Thailand,” tuturnya.

Dengan fokus mengembangkan wisata kapal pesiar, Indonesia akan bisa mendapatkan devisa yang besar. Apalagi jika Indonesia masuk ke dalam rute wisata kapal pesiar, dimana biasanya satu kapal pesiar bisa masuk setiap minggu.

Baca juga: 5 Fakta Unik Terayacht Pangeos, Kapal Pesiar Raksasa Milik Arab Saudi

“Saat ini Indonesia hanya dijadikan tempat singgah untuk kapal reposisi transit, bukan rute yang masuk ke dalam schedule. Jika bisa masuk ke dalam rute dan satu kapal pesiar bisa mendatangkan 6.000 wisatawan setiap minggu dan satu orang bisa belanja minimal US$50 sekali mendarat, bisa dibayangkan seberapa besar devisa yang bisa diterima,” jelasnya.

Editor: Fajar Sidik 

SEBELUMNYA

Teka-teki Sosok Kiri di Film Avatar yang Bakal Jadi Juru Selamat di Avatar 3

BERIKUTNYA

Tip Padu Padan Busana Casual Oversized Untuk Pria dan Wanita

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: