Ilustrasi bulan purnama (Dok. Star Walk)

Mengenal Buck Moon, Fenomena Astronomi Langka & Efeknya Terhadap Bumi yang Terjadi Malam Ini

03 July 2023   |   11:54 WIB
Image
Prasetyo Agung Ginanjar Jurnalis Hypeabis.id

Peristiwa astronomi selalu selalu dinanti-nantikan tiap tahunnya. Momen-momen seperti hujan meteor, gerhana bulan, hingga okultasi planet terus membuat penasaran masyarakat. Pasalnya fenomena tersebut jarang terjadi dan termasuk peristiwa langka.

Salah satu fenomena astronomi terdekat adalah Buck Moon yang menjadi supermoon pertama tahun ini. Fase ini terjadi saat orbit bulan purnama berada di titik terdekat dengan bumi. Sehingga bulan akan terlihat jauh lebih besar dan bersinar terang ketimbang hari-hari biasa tepatnya pada Senin (3/7/2023), malam.

Baca juga: Daftar Fenomena Astronomi 2023, Ada Gerhana Bulan Penumbra & Hujan Meteor Geminid

Melansir Fox59, istilah buck moon pertama kali berasal dari Maine Farmer’s Almanac yang terbit pada 1930-an. Saat itu suku Algonquin di Benua Amerika menyebut bulan purnama pada bulan Juli sebagai buck moon karena dianggap sesuai dengan waktu rusa muda mulai menunjukkan tanduk.
 

Selain dikenal dengan nama buck moon, fenomena astronomi ini juga dinamakan juga dengan Thunder Moon, Hay Moon, Salmon Moon dan Raspberry Moon. Hal ini dikarenakan bulan pada fase terdekatnya akan bersinar lebih terang serta berwarna kemerahan ibarat buah berry yang sedang dalam fase masak.

Masyarakat Anglo Saxon juga menamai fenomena ini dengan Hay Mon, Claiming Moon, Wyrt Moon, dan Herb Moon. Pasalnya saat momen ini terjadi adalah waktu yang tepat untuk mengumpulkan tumbuh-tumbuhan (atau wyrts) untuk dikeringkan dan digunakan sebagai bumbu dan pengobatan serta memanen gandum.

Buck moon juga menjadi salah satu dari tiga supermoon tahun ini karena jaraknya sedikit lebih dekat ke Bumi sehingga terlihat besar dan terang. Oleh karena itu pada titik terdekat buck moon akan berada di jarak 224.895,4 mil, atau 361.934 km dari Bumi.

Dalam fase orbitnya mengitari Bumi yang berbentuk elips, bulan memang memiliki titik perigee (jarak terdekat) dan apogee (jarak terjauh) dari Bumi. Adapun, jarak rata-rata perigee dan apogee masing-masing dapat berkisar dari 225.800 hingga 251.800 mil atau setara 363.400 hingga 405.500 kilometer. 

Adapun, supermoon selanjutnya di tahun ini akan berlangsung pada 1 Agustus, 31 Agustus dan 29 September yang diperkirakan akan lebih besar dan diberi nama Blue Moon. Fenomena bulan purnama biru super ini sebelumnya pernah terjadi pada 31 Januari 2018, dan baru akan terlihat lagi pada 30 Maret 2029 dan 31 Januari 2037.

Untuk dapat menyaksikan fenomena ini, khususnya buck moon, masyarakat cukup mengarahkan pandangan sesuai dengan arah terbit hingga terbenamnya Bulan pada waktu yang telah ditentukan yakni mulai pukul 18.38 WIB di arah tenggara tempat kalian berdiri. 

Seperti ketika kita memasuki periode bulan baru pada umumnya buck moon juga tidak menimbulkan  efek berbahaya terhadap Bumi. Meski demikian, tidak menutup kemungkinan akan ada perubahan pasang surut air laut yang lebih tinggi dibandingkan dengan hari-hari biasanya. 

Hal ini disebabkan adanya konfigurasi Matahari-Bumi-Bulan atau Matahari-Bulan-Bumi yang berada pada posisi segaris. Situasi ini mengakibatkan adanya pasang yang lebih besar. Terlebih, konfigurasi ini diperkuat dengan Bulan yang berada di titik terdekatnya dengan Bumi. 

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)

Editor: Nirmala Aninda

SEBELUMNYA

Sejarah Hari Bebas Kantong Plastik Sedunia & Cara Merayakannya

BERIKUTNYA

Dapat Rating Tinggi Hingga Isu Cinlok Yoona-Junho, Cek Sinopsis Seru King the Land Episode 6

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: