Cara Pembagian Daging Kurban yang Benar Menurut Syariat Islam

Setiap hari raya Iduladha atau Lebaran Haji seluruh umat muslim merayakannya dengan penuh suka cita. Bagi umat yang mampu sangat dianjurkan untuk menyembelih hewan kurban. Hukum berkurban adalah sunah muakkad artinya adalah hanya dianjurkan bagi yang mampu melaksanakannya serta baligh dan berakal. 

Hewan yang akan dikurbankan haruslah sesuai dengan ketentuan dalam ajaran Islam, seperti sapi, kerbau, kambing, unta, atau domba. Syarat yang harus dipenuhi untuk unta minimal 5 tahun dan boleh lebih, kerbau atau sapi minimal 2 tahun, serta kambing atau domba minimal berusia 1 tahun atau sudah berganti giginya.

Baca juga: 4 Hikmah Ibadah Kurban saat Hari Raya Iduladha

Waktu penyembelihan harus dilakukan dilakukan setelah selesai sholat Iduladha yaitu, di tanggal 10 Dzulhijjah dan boleh juga di tiga hari tasyrik yaitu, tanggal 11-13 Dzulhijjah. Daging kurban akan dibagikan kepada orang yang berhak menerimanya yaitu fakir dan miskin, orang yang berkurban (Shohibul), teman, kerabat, dan tetangga sekitar. 

Dalam melakukan ibadah kurban diwajibkan untuk mengikuti panduan dan tata cara yang sesuai dengan syariat Islam. Hal ini supaya rangkaian ibadah dan amalan yang sudah dikerjakan dapat diterima oleh Allah SWT. Simak beberapa ketentuan yang harus diperhatikan sebelum membagi daging kurban, simak penjelasannya.

1. Menghitung Pembagian Daging Kurban

Penting untuk menghitung dan memperkirakan berapa banyak daging kurban yang dapat dibagikan kepada para penerima atau mustahik. Cara perhitungannya yakni satu ekor sapi dengan berat hidup 350 kg, maka akan didapat berat karkasnya 50 persen dari berat hidupnya atau sebanyak 125 kg. 

Adapun berat dagingnya adalah 70 persen dari berat karkas atau 122, 5 kg. Jadi untuk hewan kurban jenis sapi dengan berat hidup 350 kg akan didapatkan daging sebanyak 122,5 kg. Sementara untuk jeroannya yaitu 10 persen dari berat karkas atau 17,5 kg dan untuk kaki sebanyak 4 rata-rata  beratnya 4,5 kg.

Khusus kepala memiliki berat 4 persen dari berat hidup atau sekitar 14,5 kg. Terakhir ekor yakni sebanyak 0,7 persen dari berat hidup atau 2,45 kg. Jika dijumlahkan dari satu ekor sapi seberat 350 kg, akan didapat total daging plus jeroan sebanyak 161, 45 kg. Jumlah inilah yang bisa dibagikan kepada mustahik.

2. Membagi Daging Kurban Mentah

Daging yang akan dibagikan kepada fakir dan miskin harus dalam bentuk daging mentah atau belum dimasak sehingga bisa dimanfaatkan sesuai kebutuhan. Misalnya, apabila ingin dijual kembali guna memenuhi kebutuhan sehari-hari. Namun, bisa juga diberikan sebagian dalam bentuk mentah dan sebagiannya sudah dimasak atau dalam bentuk jamuan makan bersama.

3. Daging Kurban Harus Segera Dibagikan

Tertuang dalam Fatwa MUI (Majelis Ulama Indonesia) Nomor 37 tahun 2019 tentang Pengawetan dan Pendistribusian Daging Kurban dalam Bentuk Olahan. Disebutkan bahwa daging hewan kurban disunnahkan untuk didistribusikan segera (ala al-faur) setelah disembelih.

Hal ini supaya manfaat dan tujuan penyembelihan hewan kurban dapat terwujud yakni kebahagian bersama dengan menikmati daging kurban, serta untuk memenuhi hajat orang yang membutuhkan di daerah terdekat. Apabila ada penundaan pembagian daging kurban maka harus benar-benar mempertimbangkan kemaslahatan dan kebutuhan umat. Sebisa mungkin proses pembagian bisa diselesaikan sampai hari tasyrik 11,12, dan 13 Dzulhijjah.

4. Pembagian Daging Kurban Harus Adil dan Rata

Sistem pembagian daging harus benar-benar diatur sebaik mungkin, serta tidak menyulitkan. Tujuannya supaya mereka yang berhak untuk menerimanya, terutama fakir dan miskin bisa mendapatlan daging kurban. 

Supaya lebih mudah dalam melakukan pendistribusian daging kurban, beberapa hari sebelumnya panitia sudah mendata warga sekitar yang masuk dalam kategori mustahik. Setelah daging kurban sudah siap panitia bisa membagikannya langsung ke rumah warga.

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)

Editor: Nirmala Aninda