Ilustrasi kekerasan terhadap pasangan. (Foto: Sydney Sims/Unsplash)

Waspadai 5 Tanda Kekerasan Terhadap Pasangan yang Masih Dianggap Biasa

29 June 2023   |   05:52 WIB
Image
Fajar Sidik Hypeabis.id

Kekerasan terhadap pasangan merupakan masalah serius yang masih sering terjadi dalam kehidupan keseharian di lingkungan sekitar. Kasusnya dapat terjadi dalam berbagai bentuk dan tingkat keparahan, mulai dari kekerasan mental seperti ancaman dan intimidasi hingga kekerasan fisik.

Kadang kala bentuk kasusnya tidak disadari dan menimpa orang-orang terdekat seperti di lingkungan keluarga dan saudara. Jadi, penting sekali untuk mengenali tanda-tanda kekerasan dalam hubungan pasangan sebagai langkah penting untuk melindungi diri sendiri atau orang lain yang mungkin mengalaminya.

Mengutip Catatan Tahunan Komnas Perempuan, terungkap bahwa data pengaduan sepanjang 2022 menunjukkan kekerasan seksual sebagai bentuk kekerasan terhadap perempuan mencapai 2.228 kasus (38.21%), diikuti kekerasan psikis 2.083 kasus (35,72%).

Adapun bentuk kekerasan yang terjadi di ranah personal seperti kekerasan oleh mantan pacar tercatat 713 kasus menjadi yang paling banyak diadukan. Berikutnya kekerasan terhadap istri (622 kasus), kekerasan dalam pacaran (422 kasus), kekerasan terhadap anak perempuan (140 kasus), KDRT dan kekerasan lainnya seperti terhadap menantu, sepupu, kakak/adik ipar atau kerabat lain (111 kasus), hingga kekerasan mantan suami (90 kasus).

Dengan masih tingginya angka kasus kekerasan di ranah hubungan personal. Berikut beberapa tanda-tanda yang harus diwaspadai sebagai indikasi adanya kekerasan terhadap pasangan.

1. Perubahan perilaku
Salah satu tanda pertama yang dapat mengindikasikan adanya kekerasan dalam hubungan pasangan adalah perubahan perilaku yang drastis pada salah satu atau kedua pasangan. Misalnya, seseorang yang dulunya penuh kasih sayang dan perhatian tiba-tiba menjadi kasar, agresif, atau mengendalikan pasangan.

2. Mengisolasi pasangan dari kehidupan sosial
Indikasi hubungan yang tidak sehat dalam hubungan adalah cenderung mengisolasi pasangannya dari keluarga, teman, atau lingkungan sosial lainnya. Mereka mungkin membatasi akses pasangan ke telepon, media sosial, atau bahkan melarangnya untuk bekerja atau berinteraksi dengan orang lain.

3. Mengontrol finansial
Bentuk lainnya dari kekerasan dalam hubungan adalah mengontrol ketat terhadap keuangan pasangan, termasuk membatasi akses terhadap uang, melarang pasangan untuk bekerja, hingga memaksa pasangan untuk menyerahkan seluruh keuangannya.

4. Melakukan ancaman dan Intimidasi
Tanda yang cukup jelas , bentuk kekerasan dalam kehidupan pasangan sering kali muncul dalam bentuk ancaman dan intimidasi untuk memperoleh kekuatan dan kontrol. Mereka mungkin mengancam untuk melukai pasangan, anggota keluarga, atau hewan peliharaan. Bisa juga menggunakan ekspresi fisik atau suara yang menakutkan untuk mengendalikan pasangan.

Pasangan yang melakukan kekerasan sering menggunakan pengendalian emosional sebagai bentuk penindasan. Bentuknya berupa penghinaan, ejekan, merendahkan, dan menciptakan perasaan rendah diri pada pasangan mereka. Pengendalian emosional dapat merusak kesehatan mental dan emosional pasangan yang terkena dampaknya.

5. Kekerasan fisik
Pada tingkat yang lebih parah, kekerasan terhadap pasangan adalah terjadinya kekerasan fisik. Bentuknya termasuk pukulan, tendangan, cakaran, gigitan, atau penggunaan senjata yang mengancam nyawa pasangan. Cidera fisik seperti memar dan luka lebam pada bagian tubuh tertentu juga dapat menjadi tanda-tanda fisik yang mengindikasikan kekerasan dalam hubungan.

 

Ilustrasi kekerasan terhadap pasangan (sumber foto: Freepik)

Ilustrasi kekerasan terhadap pasangan (sumber foto: Freepik)


Mengutip publikasi Yves Saint Laurent (YSL) Beauty Indonesia yang meluncurkan program Abuse is Not Love dan advokasi bagi perempuan, Executive Director Yayasan Pulih Yosephine Dian Indraswari mengatakan bahwa upaya peningkatan kesadaran publik menjadi sangat penting, karena perlu adanya upaya kolektif untuk mencegah terjadinya kesalahpahaman dan pandangan yang menganggap perilaku kekerasan sebagai hal yang normal dalam hubungan.

“Program Abuse is Not Love memiliki nilai-nilai yang sejalan dengan misi Yayasan Pulih dalam mengadvokasi sikap antikekerasan yang telah dilakukan selama lebih dari 20 tahun. Kami ingin menjangkau lebih banyak orang agar dampaknya dapat dirasakan secara luas. Kami berharap lebih banyak lagi masyarakat menyadari pentingnya isu kekerasan dalam hubungan ini dan berani untuk angkat bicara,” katanya.

Terdapat sembilan tanda-tanda kekerasan dalam hubungan, yang menjadi salah satu kampanye dalam program tersebut.
  1. Mengabaikan (Ignoring) keberadaan pasangannya saat sedang marah.
  2. Mengancam (Blackmailing) jika pasangan menolak melakukan sesuatu.
  3. Meremehkan (Humiliation) sehingga menjatuhkan harga diri kita.
  4. Memanipulasi (Manipulation) sehingga membuat kita melakukan atau mengatakan sesuatu.
  5. Mencemburui (Jealousy) atas segala hal yang kita lakukan.
  6. Mengontrol (Control), ke mana kita harus pergi atau bagaimana penampilan kita.
  7. Mengintrusi (Intrusion), seperti melacak keberadaan kita tanpa persetujuan.
  8. Mengisolasi (Isolation), atau memisahkan kita dari teman dan keluarga
  9. Mengintimidasi (Intimidation), seperti menanamkan rasa takut.

Sementara itu, tiga publik figur bergabung dengan YSL Beauty sebagai personality partner dari program Abuse Is Not Love, yaitu Isyana Sarasvati, Jihane Almira dan Shenina Cinnamon.

Menurut Isyana, kekerasan dalam terhadap pasangan merupakan isu penting dan secara umum masih jarang dibahas, karena kebanyakan orang menganggap tanda-tanda ini sebagai hal yang biasa terjadi dalam hubungan.

“Dengan mengenali tanda-tanda kekerasan dalam hubungan dengan pasangan, kita dapat lebih waspada untuk mencegah terjadinya kekerasan di kemudian hari sedini mungkin, sebelum meningkat menjadi jenis kekerasan lain yang lebih parah,” ujarnya.

Baca juga: Cegah Kekerasan Remaja, Ortu Perlu Sering Ngobrol & Dengarkan Pendapat Anak

Untuk itu, mengenali tanda-tanda kekerasan dalam hubungan pasangan ini merupakan langkah penting untuk menekan angka kekerasan di ranah personal yang kasusnya masih tinggi.

Editor: M R Purboyo
 

SEBELUMNYA

Waspadai 5 Faktor ini Bikin Orang Terjebak Pinjol

BERIKUTNYA

5 Inspirasi Outfit Iduladha Simple, Bawa Konsep Modest Wear yang Elegan

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: