Di antara produk merchandise buatan penggemar (fanmade) yang populer adalah card holder. (Sumber foto: Behance/Diva Nursyandita)

Peluang Bisnis Merchandise K-Pop di Kalangan Anak Muda

29 June 2023   |   10:00 WIB

Like
Di kalangan penggemar K-Pop, merchandise atau barang-barang dengan nuansa K-Pop adalah benda pendukung yang harus dimiliki setiap penggemar. Dengan merchandise, seorang penggemar bisa mengekspresikan dan memamerkan kegemarannya pada satu idola tertentu.

Merchandise yang diminati ini kemudian menjadi peluang bisnis yang menarik. Pasarnya adalah penggemar K-Pop yang ramai di Indonesia. Peluang ini bisa dimanfaatkan untuk mendapatkan keuntungan. 

Baca juga: Hypereport: Fenomena Fandom K-Pop, Misi & Aktivitas Sosial

Terutama bagi penggemar K-Pop berusia muda yang juga suka mengkonsumsi merchandise, memulai bisnis sendiri adalah hal yang menarik dan tidak ada salahnya untuk dicoba. Berbekal kreativitas dan minat pada K-Pop, bisnis ini bisa mendatangkan cuan!

Bisnis ini sudah banyak yang mencoba. Salah satunya, Shafaa Karina, yang masih seorang mahasiswa saat ia membuka toko barang-barang K-Pop atau fanmade merchandise. Bersama temannya, Hani Alfiyyah, mereka membuka toko bernama Poppinstore pada Januari 2021.

Shafaa dan Hani adalah dua orang penggemar K-Pop. Berbekal inspirasi desain dari pesan lagu dan video musik K-Pop, mereka mulai memproduksi photocard, stiker, hingga gantungan kunci akrilik, “Kita nge-design sendiri, terus kita cari vendor yang cocok untuk print akrilik,” kata Shafaa.

Seiring waktu, Poppinstore menambah desain merchandise jualan mereka dengan menggunakan konsep-konsep menarik seperti “boyfriend-able look” dan halloween. Karakter yang digunakan dalam desain adalah dari boyband BTS, Tomorrow by Together (TXT), dan Enhypen.

Di antara banyak merchandise yang sudah mereka jual, koleksi stiker adalah yang paling laris.  “Stiker Enhypen dengan konsep boyfriend itu banyak yang senangi. Terus produk halloween—ada standee keychain yang bener-bener sampe kita buka pre-order bolak-balik,” kata Shafaa.

Bisnis Poppinstore dilakukan lewat media sosial Instagram dan situs e-commerce Shopee. Nama akun Poppinstore di kedua platform tersebut adalah @poppinstore.official
 

Tangkapan layar akun Instagram Poppinstore.

Tangkapan layar akun Instagram Poppinstore.


Ketekunan Shafaa dan Hani mengelola bisnisnya membuat mereka berhasil mencapai pasar internasional. Shafaa menjelaskan mereka pernah mendapat permintaan dari penggemar di luar negeri. 

“Banyak yang nanyain, cuma mereka agak keberatan sama shipping cost. Untuk itu kita pakai Shopee yang bisa ke negara lain. Tapi sekarang fokusnya masih di Indonesia dulu,” Shafaa menjelaskan niat mereka memperluas pasar Poppinstore.

Selain bisnis merchandise berupa photocard, stiker dan gantungan kunci, barang lain juga bisa dijadikan produk fanmade merchandise

Beatrice Sere, seorang mahasiswa desain, memilih kaus sebagai produk utama di toko merchandise miliknya, “Inspirasinya dari lagu Red Velvet, gaya mereka cheerful dan kadang creepy, kalau dijadikan kaus bakal lucu.”
 


Penggemar girlband Red Velvet itu baru memulai bisnisnya sendiri tahun ini dan mempromosikannya di Twitter, Instagram, dan Shopee dengan nama akun Beacsiere

“Aku kerja sendiri, mulai dari cari modal, bikin dasain, menentukan jenis bahan kaus, cari vendor, packaging, sampe marketing,” kata Beatrice menjelaskan semua alur produksinya.

Meskipun baru merintis usahanya ini, Beatrice mengaku sudah mendapat banyak pelajaran dari pengalamannya berbisnis, “Aku jadi ngerti cara ngitung modal, keuntungan. Jadi belajar tentang perhitungan dan persiapan bisnis itu apa aja.”

Karena hanya berfokus pada produk yang mengandung unsur K-Pop, segmentasi pasar bisnis fanmade merchandise sangat spesifik. Namun, karena penjual seperti Shafaa dan Beatrice juga berada di dalam lingkungan penggemar K-Pop, mereka bisa menjangkaunya dengan mudah.

Secara khusus, produk fanmade merchandise sering dibuat sebagai alternatif dari sebuah merchandise asli yang diproduksi perusahaan idola Korea Selatan. Bisnis lokal ini lebih terjangkau terutama bagi penggemar usia muda.

Seorang penggemar boyband Stray Kids, Rahel Sihombing, adalah pembeli fanmade merchandise. Dia pernah membeli kaus dan juga photocard, “Aku beli merch karena kaos originalnya enggak ada di Indonesia, hanya ada merch. Photocard-nya juga edisi khusus. Selain itu lebih murah,” kata Rahel.

Daya tarik bisnis fanmade merchandise lainnya adalah desain yang unik dan menunjukkan kreativitas dari pemiliknya. Shafaa, Beatrice, dan penjual merchandise lainnya memanfaatkan keahlian desain mereka dalam membuat produk yang tidak ada duanya.

Hal itu diakui Zeta Lubna, penggemar yang sudah banyak membeli merchandise seperti gantungan kunci, bando, photocard, dan juga postcard. Selain harga, alasannya membeli adalah desain, “Fanmade merch itu desainnya dan bentuknya lucu-lucu. Para fans ini sangat kreatif dalam membuat fanmade merch,” tambahnya.

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)

Editor: Nirmala Aninda

SEBELUMNYA

4 Tempat Liburan di Jakarta, Cocok untuk Mengisi Libur Iduladha 2023

BERIKUTNYA

Gantikan Posisi Henry Cavill, Aktor David Corenswet Jadi Pemeran Utama Film Superman: Legacy

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: