Lingkungan alam (Sumber gambar: Pexels/Elias Tigiser)

11 Biosfer Baru yang Ditetapkan UNESCO, Salah Satunya dari Indonesia

26 June 2023   |   21:35 WIB

Pada bulan ini, United Nations Educations, Scientific, Educational, and Cultural Organization (UNESCO) menetapkan 11 biosfer global yang berasal dari 10 negara, termasuk Indonesia. Dengan tambahan 11 biosfer baru, kini total biosfer yang tercatat di UNESCO mencapai 748 tempat dari 134 negara, termasuk 23 yang berbatasan dua negara.

Pelestarian biosfer ini merupakan mandat yang diterima oleh agensi ilmu pengetahuan PBB. Setiap biosfer mempromosikan solusi lokal yang inovatif untuk melestarikan biodiversitas, menjaga ekosistem, dan mengatasi dampak perubahan cuaca. Di sisi lain juga meningkatkan kualitas hidup penduduknya.

“Biosfer UNESCO ini merupakan bukti nyata bahwa kemanusian dapat hidup seimbang dengan alam. Sejak 1971, program yang berbasis komunitas ini sukses menemukan model untuk pembangunan di mana orang hidup dengan baik dan biodiversitas dihormati. Saya senang tahun ini ada 11 biosfer bergaung dalam jaringan ini,” kata Audrey Azoulay, Direktur Jenderal UNESCO.

Baca juga: 3 Dokumentasi Terkait Indonesia Masuk dalam Memory of The World Register

Berikut 11 biosfer baru seperti dikutip dalam laman resmi UNESCO. 
 

1. Kamerun: Korup Rainforest

Pada lebih dari 60 juta tahun lalu, hutan hujan Korup merupakan salah satu hutan hujan tertua di Afrika. Berlokasi di biogeografi Guineo-Congolian barat daya Kamerun, berdekatan dengan biosfer Oban di Nigeria. Hutan hujan Korup memiliki lanskap yang luas dari hutan dataran rendah sampai hutan gunung subtropis.

Korup merupakan satu dari dua Pleistocene Refugia yang kaya flora dan fauna endemis. Biosfer ini memiliki primata Afrika yang signifikan, termasuk Cross River Gorilla yang berbahaya. Hutan hujan Korup merupakan rumah dari budaya dan bahasa dengan populasi lebih dari 30.000 jiwa. 
 

2. Republik Afrika Tengah: Kompleks yang dilindungi di Timur Laut Republik Afrika Tengah

Biosfer ini berlokasi di timur laut Republik Afrika Tengah, merupakan zona transisi antara area Sahelian di utara dan ekuatorial yang lembab di selatan. Tempat ini memainkan peranan penting dalam peranan ekologi dengan menghubungan area yang dilindungi antara nasional dan regional.

Terletak di konvergensi Kongo, Danau Chad dan cekungan Nil, biosfer ini memiliki spesies binatang dan tumbuhan yang sangat bervariasi. Satu dari area inti adalah St. Floris National Park, yang sudah menjadi World Heritage list.
 

3. Kolombia: Tribugá-Cupica-Baudó

Berlokasi di wilayah biogeografis Choco, Tribugá-Cupica-Baudó merupakan biosfer pertama di pantai Pasific Kolombia. Biosfer ini memiliki berbagai lanskap (tebing, muara, garis pantai, teluk, teluk, dan laut) dan ekosistem (batu karang, mangrove, hutan tropis) yang kaya akan biodiversitas.

Cagar alam ini memiliki populasi lebih dari 18.000 jiwa, mayoritas merupakan suku asli Embera dan orang Afro-Colombian yang awalnya berbicara dengan bahasa yang terisolasi.  Aktivitas ekonomi utama adalah pertanian,  nelayan tradisional, perdagangan wisata alam dan kerajinan.
 

4. Jerman: Drömling

Drömling berlokasi di perbatasan Saxony-Anhalt dan Lower Saxony, dua negara federal di Jerman. Wilayah itu terbentuk lebih dari 250 tahun menjadi lanskap budaya dan kombinasi pembangunan pertanian dengan konservasi rawa gambut.

Biosfer ini menyumbang restorasi dan identitas budaya sosial dan ekologi dari seluruh wilayah dengan mencapai wisata alam dan manajemen energi terbarukan, air bersama, dan pendidikan lingkungan. 
 

5. Indonesia: Bantimurung Bulusaraung - Ma'Rupanne

Berlokasi di Sulawesi Selatan, biosfer Bantimurung Bulusaraung - Ma'Rupanne terdiri dari tiga lanskap utama: Bantimurung, Bulusaraung dan Maros Pangkep; yang terakhir merupakan karst terbesar kedua di dunia.

Tipe dari penutup tanah wilayah ini adalah hutan pegunungan tropis Bantimurung Bulusaraung National Park, yang kaya dengan biodiversitas yang termasuk 250 spesies kupu-kupu. Biosfer ini memiliki populasi beragam lebih dari 1,5 juta orang yang tinggal di 672 desa. Masyarakat Makassar dan Bugis menjaga budaya tradisional mereka selama ratusan tahun. 
 

6. Kenya, Uganda: Gunung Elgon

Biosfer lintas batas Gunung Elgon mengkonsolidasikan fungsi menara air dari Gunung Elgon di Kenya (2003) dan di Uganda (2005), yang memiliki aneka macam fungsi ekosistem, mulai dari  hutan, alam liar, dan wilayah tempat tinggal.

Biosfer ini memiliki keberagaman yang luar biasa  seperti flora dan fauna yang terdistribusi di empat zona ekologis dengan vegetasi yang berbeda: hutan gunung, hutan bambu, pegunungan sub alpine, dan alpine moorland dengan ketinggian yang bervariasi. Biosfer lintas batas ini memiliki populasi hampir 1,1 juta yang terbagi antara Kenya dan Uganda.
 

7. Mongolia: Onon-Balj

Onon-Balj terletak di selatan Siberia dan hutan konifera boreal, yang memiliki ciri stepa Daurian, Onon, dan Balj River. Ekosistem utamanya adalah hutan, padang rumput, dan air segar, dikarakterkan dengan lanskap vertikal yang merupakan transisi dari pegunungan Khentii ke hutan konifera boreal sampai stepa.

Biosfer ini tidak hanya pemanas bagi tanah basa dan burung air, tetapi juga secara budaya sangat penting di daerah terkait dengan Jengis Khan (c. 1162–1227) yang membangun kekaisaran Mongol.
 

8. Pakistan: Chitral Bhaskar Garamchashma

Biosfer ini terletak di Chitral District, Provinsi  Khyber Pakhtunkhwa, yang berbatasan dengan Afghanistan di utara dan barat. Area Chitral memiliki lanskap yang spektakuler dengan 543 glasier dan 31 gunung dengan mencapai ketinggian lebih dari 7.000 m di atas permukaan laut, termasuk puncak di Tirich Mir.

Biosfer ini memiliki spesies yang terancam punah termasuk Kashmir Markhor (Capra falconeri cashmiriensis) dan Siberian Ibex (Capra sibirica) yaitu spesies kambing liar, Ladakh Urial (Ovis vignei vignei), satu spesies domba liar, dan macan tutul salju (Panthera uncia). Biosfer ini menjadi rumah bagi populasi 210.000 jiwa dengan berbagai keunikan budaya.
 

9. Pakistan: Gallies

Gallies  berlokasi di Provinsi Khyber Pakhtunkhwa Pakistan, dengan temperatur lembab Himalaya bagian barat. Wilayah ini secara global dikenal sebagai tempat konservasi internasional yang signifikan karena memiliki banyak spesies yang terancam kepunahan seperti macan tutul (Panthera pardus).

Bosfer ini memiliki ekosistem bervariasi, termasuk padang rumput sub alpine, hutan konifer, hutan lembab, dan hutan pinus sub tropis. Biosfer ini memiliki populasi 70.000 jiwa dengan kekayaan budaya  dan unik yang bermanfaat bagi ekonomi setempat.
 

10. Peru: Bicentenario-Ayacucho

Berlokasi di selatan tengah Peru di Central Andes, biosfer Bicentenario-Ayacucho memiliki beragam ekosistem gunung dengan ketinggian mulai 1.850 m hingga 4.450 m di atas permukaan laut. Ekosistem ini termasuk hutang kering musiman, dataran tinggi basah dan semak belukar  Andean.

Arena in juga tercatat memiliki berbagai kekayaan budaya dalam hal sejarah, keagamaan dan nilai sosial, termasuk pengetahuan lokal terkait dengan manajemen sumber daya alam. Biosfer ini memiliki total populasi 300.000 jiwa dan sebagian besar tinggal di area urban Ayacucho.
 

11. Tanzania: Rufiji-Mafia-Kibiti-Kilwa (Rumaki)

Biosfer Rumaki secara administratif berlokasi di wilayah Lindi (Kwila District) dan Pwani (Distrik Rufiji, Mafia dan Kibiti) Tanzania. Arena ini didominasi pesisir yang kompleks, yaitu ekosistem lautan yang termasuk daerah yang pertama dilindungi di Tanzania, Mafia Island Marine Park (1994).

Area ini terdiri dari mosaik habitat lautan tropis, termasuk batu karang, rumput laut, mangrove, dan area intertidal yang mendukung populasi kura-kura, migrasi burung, lumba-lumba dan ikan hiu. Rumaki dikenal sebagai area laut paling produktif dan bervariasi di Tanzania dan Afrika Timur. Biosfer ini memiliki dua budaya di World Heritage dengan populasi 229.000 jiwa.

Baca juga: 7 Lokasi Wisata Alam Thailand, Bisa Santai sampai Menantang

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)

Editor: Syaiful Millah

SEBELUMNYA

Undawn Rilis 29 Juni 2023, Cobain 5 Elemen Menarik Game Bertema Zombie Ini

BERIKUTNYA

Ini Peluang Freelance yang Cocok Untuk Para Ibu di Era Digital

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: